RUKUN RAHARJA

Pembagian Dividen Interim Rukun Raharja Jadi Sorotan Investor

Pembagian Dividen Interim Rukun Raharja Jadi Sorotan Investor
Pembagian Dividen Interim Rukun Raharja Jadi Sorotan Investor

JAKARTA - Di tengah dinamika industri energi, langkah PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menarik perhatian pasar. Perseroan milik pengusaha Happy Hapsoro itu menyiapkan pembagian dividen interim untuk tahun buku 2025. Bagi investor, keputusan ini bukan sekadar sinyal keuntungan jangka pendek, tetapi juga gambaran keyakinan manajemen terhadap kinerja dan arus kas perusahaan.

Dividen yang dipersiapkan bernilai Rp 105,67 miliar atau setara Rp 25 per saham. Keputusan tersebut telah melalui persetujuan organ penting perusahaan dan menjadi bagian dari strategi menjaga kepercayaan pemegang saham, sembari tetap mengelola operasional bisnis secara hati-hati.

Sekretaris Perusahaan Rukun Raharja, Yuni Pattinasarani, menuturkan bahwa Dewan Komisaris sudah memberi lampu hijau atas keputusan Direksi terkait pembagian dividen interim tersebut.

Kendati begitu, perseroan menegaskan bahwa jadwal resmi pembagian masih menunggu waktu untuk diumumkan kepada publik dan pemegang saham.

“Pembagian dividen tak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha RAJA,” ujar Yuni.

Kinerja pendapatan yang tetap tumbuh

Di balik keputusan dividen, kinerja keuangan RAJA menunjukkan fondasi yang relatif solid. Hingga kuartal III-2025, perseroan mencatat pendapatan sebesar US$ 196,04 juta. Angka itu meningkat 3,36% secara tahunan dibandingkan periode sama tahun 2024 yang berada di level US$ 189,66 juta.

Kenaikan ini mencerminkan aktivitas bisnis yang berjalan stabil di tengah kondisi pasar energi yang penuh tantangan. Kontributor terbesar masih datang dari penjualan gas kepada pihak ketiga, yang mencapai US$ 106,4 juta.

Selain itu, lifting minyak dan gas menyumbang US$ 37,61 juta, sementara jasa penyaluran minyak memberikan tambahan US$ 25,75 juta. Lini operasi dan pemeliharaan juga berperan dengan kontribusi US$ 4,9 juta.

Diversifikasi sumber pendapatan

RAJA tak hanya bertumpu pada satu segmen pendapatan. Perseroan juga memperoleh pemasukan dari jasa fasilitas LPG sebesar US$ 1,74 juta dan jasa sewa senilai US$ 1,57 juta.

Di sisi lain, jasa kompresi dan transmisi gas mencatat kontribusi US$ 1,29 juta. Pendapatan lain hadir dari jasa penyediaan kendaraan, tenaga kerja, dan manajemen konsultasi proyek dengan nilai US$ 1,08 juta.

Ada pula pendapatan lain-lain yang mencapai US$ 2,87 juta, menambah variasi sumber pemasukan perseroan. Segmen engineering, procurement, and construction dari pihak berelasi berkontribusi sebesar US$ 5,98 juta.

Dengan struktur pendapatan yang tersebar di berbagai lini, RAJA berupaya menjaga ketahanan bisnis. Strategi ini penting untuk mengurangi risiko fluktuasi, terutama saat pasar energi mengalami perubahan harga maupun permintaan.

Tekanan biaya dan dampaknya pada laba

Di sisi lain, kenaikan pendapatan tidak sepenuhnya lepas dari tantangan. Beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$ 139,75 juta, naik dari sebelumnya US$ 138,24 juta. Tekanan biaya ini berimbas pada penurunan laba bersih. Hingga sembilan bulan pertama 2025, laba bersih RAJA turun 8,34% menjadi US$ 17,75 juta.

Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan masih membukukan laba bersih US$ 19,36 juta. Angka tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan biaya menjadi pekerjaan rumah penting bagi perusahaan.

Meski demikian, keputusan membagikan dividen menunjukkan bahwa manajemen tetap percaya diri terhadap kemampuan perusahaan menjaga likuiditas.

Pembagian dividen juga menjadi bentuk penghargaan kepada pemegang saham yang telah memberikan kepercayaan pada perusahaan. Ke depan, kombinasi efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio bisnis akan menjadi kunci menjaga kinerja berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index