Kemenkes

WPSD 2025, Kemenkes Fokus pada Kesehatan Ibu dan Anak

WPSD 2025, Kemenkes Fokus pada Kesehatan Ibu dan Anak

JAKARTA - Keselamatan pasien kembali menjadi sorotan utama dalam peringatan World Patient Safety Day (WPSD) 2025. Bagi Indonesia, momentum ini dijadikan pijakan penting untuk memperkuat mutu layanan kesehatan, khususnya dalam menekan angka kematian ibu dan bayi yang masih tergolong tinggi.

Setiap tanggal 17 September, dunia memperingati WPSD yang digagas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai gerakan global. Tujuannya sederhana namun krusial: membangun kesadaran publik, sekaligus mendorong peningkatan kualitas layanan medis di berbagai lini. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaknai WPSD 2025 dengan menekankan perbaikan nyata pada tata kelola rumah sakit agar pelayanan lebih aman dan berorientasi pada pasien sejak awal kehidupan.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Lanjutan Kemenkes, Azhar Jaya, menegaskan bahwa keselamatan pasien sejatinya menjadi jantung dari seluruh aktivitas pelayanan kesehatan. “Hampir 99 persen aktivitas di rumah sakit berkaitan dengan keselamatan pasien. Kalau mutunya bagus, pasien akan selamat. Itulah inti dari patient safety,” ujarnya.

Fokus 2025: Keselamatan Bayi dan Anak

Mengusung tema “Safe Care for Every Newborn and Every Child” dengan slogan “Patient Safety from the Start”, WPSD tahun ini menempatkan bayi dan anak sebagai fokus utama. Pilihan tema ini sejalan dengan agenda nasional yang menitikberatkan pada peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak—dua indikator penting yang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia.

Azhar menekankan, mutu pelayanan tidak bisa hanya dilihat dari laporan administratif atau standar prosedur semata, melainkan harus tercermin dari hasil nyata. Ia memberi contoh, angka keberhasilan menyelamatkan bayi prematur di bawah 1.000 gram dapat dijadikan tolok ukur kualitas rumah sakit. “Kami akan coba melombakan kualitas rumah sakit. Misalnya, seberapa banyak bayi prematur di bawah 1.000 gram yang berhasil diselamatkan. Itu indikator nyata mutu layanan,” jelasnya.

Mengejar Ketertinggalan di ASEAN

Dalam konteks regional, posisi Indonesia masih menghadapi tantangan serius. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Tanah Air hanya lebih baik dibanding Laos dan Myanmar. Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam sudah melangkah lebih jauh dengan tingkat kesehatan maternal dan neonatal yang jauh lebih baik.

“Oleh karena itu, kita harus berlari cepat bersama-sama. Minimal bisa sejajar dulu dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, lalu kita kejar standar Asia, bahkan dunia,” tegas Azhar. Pernyataan ini menunjukkan urgensi untuk memperbaiki sistem layanan secara menyeluruh, agar tidak lagi tertinggal dari capaian negara lain.

Perbaikan untuk Semua Rumah Sakit

Kemenkes menegaskan bahwa program patient safety ini berlaku menyeluruh, tidak hanya untuk rumah sakit negeri yang berada di bawah kementerian, melainkan juga rumah sakit swasta di seluruh Indonesia. “Pak Menteri selalu mengingatkan, saya ini Dirjen untuk semua rumah sakit, bukan hanya milik Kemenkes. Jadi semua harus ikut berbenah,” tambah Azhar.

Dengan cakupan tersebut, diharapkan terjadi standarisasi layanan yang berorientasi pada keselamatan pasien, sehingga kesenjangan mutu antar fasilitas kesehatan bisa ditekan. Hal ini penting mengingat keberagaman kualitas rumah sakit di Indonesia masih sangat nyata, baik dari sisi sumber daya manusia, fasilitas medis, maupun tata kelola pelayanan.

Dari Seremoni ke Aksi Nyata

Peringatan WPSD bukan sekadar kegiatan simbolis. Azhar menegaskan agar momentum ini dijadikan pemicu lahirnya aksi konkret di lapangan. Harapannya, WPSD 2025 dapat menggerakkan rumah sakit di seluruh Indonesia untuk lebih berfokus pada keselamatan pasien sejak kelahiran hingga masa pertumbuhan anak.

“Harapan kami, kegiatan ini menginspirasi aksi nyata dalam pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan berpusat pada pasien sejak lahir,” ungkapnya. Pernyataan tersebut mempertegas arah kebijakan bahwa keselamatan pasien harus menjadi budaya kerja, bukan hanya slogan.

Jalan Panjang Menuju Layanan Kesehatan Bermutu

Indonesia memang masih menghadapi tantangan besar dalam sektor kesehatan. Tingginya angka kematian ibu dan bayi menuntut adanya perubahan yang sistematis dan berkelanjutan. Namun, dengan komitmen kuat dari pemerintah serta dukungan semua pihak—mulai dari tenaga medis, manajemen rumah sakit, hingga masyarakat—perbaikan bukanlah sesuatu yang mustahil.

Peringatan WPSD 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat tata kelola layanan kesehatan berbasis mutu. Jika dijalankan konsisten, langkah ini dapat mempercepat pencapaian target penurunan AKI dan AKB, sekaligus membawa Indonesia sejajar dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN.

Pada akhirnya, patient safety bukan hanya tentang prosedur medis, melainkan tentang bagaimana setiap nyawa dihargai dan dilindungi sejak awal kehidupan. Dan dari situlah, perbaikan layanan kesehatan Indonesia dapat dimulai.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index