JAKARTA - Kebun Raya Banua kian menunjukkan perannya sebagai kawasan strategis dalam pengembangan wisata edukasi di Kalimantan Selatan. Dengan berbagai potensi yang dimiliki, kawasan ini tidak hanya menjadi ruang terbuka hijau, tetapi juga pusat pembelajaran dan konservasi yang terbuka untuk masyarakat luas.
Menyadari potensi besar ini, Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan memberikan perhatian khusus pada pengembangan kawasan tersebut. Dukungan itu disampaikan langsung dalam rapat kerja bersama Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalsel dan UPTD Kebun Raya Banua. Dalam forum tersebut, beragam rencana pengembangan untuk memperkuat fungsi edukatif Kebun Raya menjadi pokok bahasan utama.
Komitmen Legislator untuk Kawasan Inklusif
Ketua Komisi III DPRD Kalsel, Mustaqimah, menegaskan pentingnya menjadikan Kebun Raya Banua sebagai kawasan yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat wisata biasa, tetapi juga pusat edukasi yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Kami berharap Kebun Raya Banua bisa menjadi ikon edukatif Kalsel yang inklusif, inovatif, dan terbuka bagi semua kalangan,” kata Mustaqimah dalam rapat tersebut.
Pernyataan ini menunjukkan adanya komitmen dari pihak legislatif untuk memperkuat peran Kebun Raya sebagai bagian dari ekosistem pendidikan dan pelestarian lingkungan di daerah.
Lima Fungsi Utama yang Terintegrasi
Sebagai kawasan yang dirancang secara terpadu, Kebun Raya Banua memikul lima fungsi utama sekaligus: sebagai pusat penelitian, konservasi, wisata, pendidikan, dan jasa lingkungan. Fungsi-fungsi tersebut bukanlah hal yang berdiri sendiri, melainkan saling terhubung dan perlu dikelola secara sinergis.
Melalui pengelolaan yang terarah, Kebun Raya tidak hanya memperkaya sektor pariwisata daerah tetapi juga memperkuat literasi lingkungan masyarakat, khususnya generasi muda. Dengan begitu, kebun raya bisa menjadi medium penting dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya keanekaragaman hayati.
Program Prioritas Menuju 2026
Rencana besar untuk pengembangan kawasan ini telah dirumuskan dalam sejumlah program prioritas yang akan diimplementasikan pada Tahun Anggaran 2026. Pengelola Kebun Raya Banua menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur pendukung akan menjadi fokus utama.
Beberapa rencana tersebut antara lain pembangunan jembatan penghubung, pengaspalan jalan utama, pembangunan musholla untuk kebutuhan ibadah pengunjung, serta penyediaan angkutan keliling kawasan guna mendukung kenyamanan dan aksesibilitas.
Di sisi lain, peningkatan aspek edukasi juga menjadi perhatian penting. Papan nama tanaman akan dilengkapi agar pengunjung bisa belajar langsung tentang spesies tumbuhan. Area interaktif berbasis virtual reality dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berbasis teknologi.
Selain itu, fasilitas umum seperti toilet, musholla tambahan, rambu-rambu, kursi taman beratap, dan paving block juga masuk dalam daftar prioritas pembangunan.
Kawasan Konservasi yang Terus Dipelihara
Dalam menjaga keberlanjutan kawasan, penataan dan pemeliharaan juga menjadi langkah strategis yang tidak bisa diabaikan. Fokus utama meliputi pemeliharaan koleksi tanaman, penataan zona-zona edukatif, serta penambahan elemen-elemen penunjang agar kawasan lebih tertata dan ramah bagi pengunjung.
Upaya tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan Kebun Raya Banua tidak hanya berorientasi pada peningkatan jumlah pengunjung, tetapi juga memperhatikan aspek ekologis yang menjadi landasan utama dari keberadaan sebuah kebun raya.
Kolaborasi untuk Kemajuan Daerah
Komisi III DPRD Kalsel menyambut baik rencana pengembangan yang telah dipaparkan pengelola. Mereka memberikan dukungan penuh agar BRIDA dan UPTD Kebun Raya Banua dapat mewujudkan kawasan ini sebagai pusat riset dan edukasi yang membanggakan, tidak hanya di tingkat daerah, tetapi juga nasional.
Komitmen yang ditunjukkan dalam forum tersebut menjadi sinyal positif bagi masa depan Kebun Raya Banua. Kolaborasi antara legislatif, pemerintah daerah, dan unit pengelola menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem wisata edukatif yang berkelanjutan.
Kehadiran Kebun Raya Banua yang terintegrasi dengan dunia pendidikan, penelitian, dan konservasi menjadikannya sebagai model destinasi wisata edukasi yang memiliki nilai tambah tinggi. Apalagi, dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan program-program berbasis inovasi, kawasan ini diyakini akan semakin diminati oleh masyarakat, akademisi, dan pelajar dari berbagai daerah.
Langkah Strategis Menuju Masa Depan
Transformasi Kebun Raya Banua menjadi pusat wisata edukasi bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga menyangkut penguatan nilai-nilai edukatif dan ekologis. Melalui pendekatan tersebut, kawasan ini diharapkan mampu menjadi ruang pembelajaran yang hidup, tempat riset yang produktif, sekaligus destinasi wisata yang menyenangkan.
Dengan rencana jangka panjang yang matang, langkah strategis yang tengah disusun hari ini akan menjadi fondasi penting bagi pengembangan wisata edukasi di Kalimantan Selatan. Tidak hanya menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap alam, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati sebagai warisan yang harus dilestarikan bersama.