Kesehatan

Kesehatan Jadi Prioritas di Lembaga Pendidikan Keagamaan

Kesehatan Jadi Prioritas di Lembaga Pendidikan Keagamaan
Kesehatan Jadi Prioritas di Lembaga Pendidikan Keagamaan

JAKARTA - Upaya meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik kini menyentuh lembaga pendidikan agama di seluruh Indonesia. Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dijadikan langkah nyata untuk membangun budaya hidup sehat di lingkungan pendidikan berbasis agama, mencakup madrasah, pesantren, hingga satuan pendidikan agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.

Tidak kurang dari 12,5 juta peserta didik yang berada di bawah binaan Kementerian Agama (Kemenag) akan menerima layanan ini. Sasaran program mencakup siswa dari Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah (MI, MTs, MA), santri pondok pesantren, serta peserta didik dari pendidikan keagamaan non-Islam.

Pemerataan Layanan Kesehatan

Distribusi peserta yang akan menerima layanan ini cukup merata. Sebanyak 9.179.847 siswa berasal dari madrasah, sementara 3.339.536 santri merupakan bagian dari pondok pesantren. Selain itu, tercatat ada 18.090 siswa dari pendidikan Kristen, 7.032 dari pendidikan Katolik, 3.421 dari pendidikan Hindu (Widyalaya), dan 1.069 dari pendidikan Buddha (Dhammasekha Formal).

Hal ini menjadi cerminan dari semangat inklusifitas dalam memberikan hak kesehatan secara merata kepada seluruh peserta didik, tanpa memandang latar belakang keyakinan.

Menumbuhkan Budaya Sehat Sejak Dini

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa program ini memiliki nilai strategis, khususnya dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat sejak usia sekolah. Ia menginginkan lembaga pendidikan agama bisa menjadi pelopor dalam penerapan budaya sehat di lingkungan pendidikan. “Pelaksanaan CKG menjadi langkah strategis dalam menanamkan budaya hidup sehat sejak dini di semua lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia. Saya ingin lembaga pendidikan agama dan keagamaan menjadi contoh terdepan dalam pelaksanaan program ini,” ujar Nasaruddin.

Pernyataan tersebut mempertegas peran penting pendidikan keagamaan dalam membentuk karakter sehat dan sadar akan pentingnya menjaga kondisi fisik sejak masa kanak-kanak dan remaja.

Mendukung Generasi Emas Indonesia

Program CKG juga dikaitkan langsung dengan visi jangka panjang pembangunan nasional. Pemerintah berupaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing sebagai bagian dari Visi Indonesia Emas 2045. “Jadi saya ingatkan tadi, dari peserta didik Kementerian Agama sebanyak 12,5 juta tadi itu. Maka CKG di lembaga pendidikan agama dan keagamaan menjadi krusial dan mendukung visi Indonesia 2045,” tutur Nasaruddin.

Dengan pendekatan menyeluruh, program ini diharapkan tidak hanya berdampak pada kondisi kesehatan anak-anak sekarang, tapi juga pada keberlanjutan potensi mereka di masa depan.

Dukungan Lembaga Pendidikan Sangat Diperlukan

Agar pelaksanaan CKG berjalan lancar, Nasaruddin mendorong seluruh lembaga pendidikan keagamaan memberikan dukungan penuh. Dukungan yang dimaksud bukan hanya sebatas membuka ruang pemeriksaan, melainkan juga menyediakan perlengkapan dasar pemeriksaan dan keterlibatan tenaga pendidik. “Guru dan tenaga kependidikan juga kami minta terlibat dalam proses pendampingan teknis,” tegas Nasaruddin.

Beberapa fasilitas yang diminta untuk disiapkan antara lain ruang kelas atau aula untuk pemeriksaan, alat ukur tinggi badan, timbangan badan, dan formulir untuk pengukuran penglihatan. Hal ini penting agar pelaksanaan pemeriksaan berlangsung efektif dan menyentuh aspek kesehatan dasar siswa secara menyeluruh.

Pengawasan Ketat dari Pusat dan Daerah

Untuk memastikan seluruh peserta didik menerima layanan ini, Kementerian Agama juga telah menginstruksikan seluruh Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota (Kankemenag) agar melakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan CKG di wilayah masing-masing.

Bahkan, Nasaruddin tidak ragu menegaskan komitmennya dalam mengawal jalannya program ini hingga ke tingkat satuan pendidikan. “Jadi, sekaligus ini kami mengimbau kepada seluruh Kepala Kanwil se-Indonesia kalau nanti saya tahu ada di antara sekolah yang tidak mendapatkan pemeriksaan, nanti akan saya panggil para Kepala Kanwil dan Kankemenag-nya,” ujar dia.

Pernyataan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengawal program kesehatan di lingkungan pendidikan, serta menjamin bahwa tidak ada satu pun lembaga pendidikan keagamaan yang terlewat dari perhatian.

Mengintegrasikan Kesehatan dengan Nilai Keagamaan

Program CKG juga mencerminkan sinergi antara nilai-nilai agama dan praktik hidup sehat. Dalam konteks pendidikan Islam, menjaga kebersihan dan kesehatan merupakan bagian dari ajaran. Hal ini ditekankan oleh Menteri Agama dalam berbagai kesempatan bahwa pelestarian kesehatan adalah bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual.

Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat fisik bagi siswa, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa menjaga kesehatan adalah bentuk ibadah dan penghormatan terhadap tubuh sebagai amanah dari Tuhan.

Langkah Nyata Menuju Masyarakat Sehat

Pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis di lembaga pendidikan keagamaan menjadi salah satu bentuk nyata perhatian negara terhadap masa depan anak-anak. Melalui program ini, peserta didik tidak hanya menerima edukasi tentang kesehatan, tetapi juga mendapatkan layanan langsung yang bermanfaat untuk mendeteksi sejak dini potensi gangguan kesehatan.

Dengan melibatkan guru, tenaga kependidikan, serta pengawasan dari pusat hingga daerah, program ini memperlihatkan pendekatan kolaboratif dan komprehensif.

Komitmen kuat dari pemerintah untuk meningkatkan kesehatan peserta didik di lembaga pendidikan agama memperlihatkan bahwa sektor pendidikan dan kesehatan bisa berjalan seiring. Program Cek Kesehatan Gratis tidak hanya menjangkau jutaan siswa, tetapi juga memperkuat nilai-nilai hidup sehat dalam konteks pendidikan spiritual dan sosial.

Dengan pendekatan yang menyeluruh, diharapkan seluruh peserta didik tidak hanya tumbuh sehat secara fisik, tetapi juga memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga kesehatan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index