Wisata

Wisata Seru di Pantai Binongko Labuan Bajo

Wisata Seru di Pantai Binongko Labuan Bajo
Wisata Seru di Pantai Binongko Labuan Bajo

JAKARTA - Labuan Bajo terus memperkaya destinasi wisatanya dengan pembukaan akses publik menuju Pantai Binongko, sebuah kawasan pantai yang kini siap menyambut wisatawan dengan semangat inklusivitas dan keberlanjutan. Inisiatif ini menandai langkah penting dalam pengembangan ruang publik yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat dengan nilai kemanusiaan dan pemberdayaan.

Pantai Binongko selama ini telah dikenal oleh masyarakat setempat dan sebagian wisatawan sebagai salah satu pantai yang tenang dan nyaman untuk dinikmati. Namun, keterbatasan akses masuk karena harus melewati kawasan internal Panti Rehabilitasi dan Rekreasi Yayasan St. Damian Binongko, membuat banyak pihak belum mengetahui sepenuhnya potensi yang dimiliki pantai ini.

Kini, berkat kolaborasi antara Yayasan St. Damian Binongko, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), akses menuju pantai yang berada tepat di belakang yayasan tersebut secara resmi dibuka dari sisi selatan. Hal ini memungkinkan masyarakat dan wisatawan untuk menikmati keindahan Pantai Binongko dengan lebih leluasa tanpa mengganggu aktivitas rehabilitasi di dalam panti.

Lidwina, Pimpinan Unit Yayasan St. Damian Binongko, menegaskan bahwa pembukaan akses ini bukan hanya sebatas soal fisik, tetapi merupakan bagian dari komitmen yayasan dalam membangun pariwisata yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Baginya, keberadaan pantai tersebut tidak bisa dilepaskan dari semangat inklusi, keberlanjutan, dan spiritualitas yang telah menjadi identitas kawasan tersebut.

“Sebagai bagian dari komitmen membangun pariwisata yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan pemberdayaan kelompok rentan dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan, Yayasan St. Damian Binongko siap membuka akses masuk menuju kawasan Pantai Binongko bagi publik,” ujarnya.

Langkah ini mendapat respons positif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah. Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Manggarai Barat, Zulfikar, menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan yayasan dalam menghadirkan ruang publik yang bermanfaat bagi masyarakat.

Menurut Zulfikar, pembukaan akses menuju Pantai Binongko merupakan contoh konkret sinergi antara komunitas lokal dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan wisata yang aman, nyaman, dan bersih. Ia berharap langkah serupa bisa diadopsi oleh pihak-pihak lain dalam mengelola dan memfasilitasi ruang publik yang berkualitas.

“Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan komunitas lokal sangat penting untuk menciptakan ruang publik yang aman, nyaman, bersih, serta sesuai dengan nilai-nilai Sapta Pesona,” katanya.

Lebih dari sekadar pengembangan infrastruktur, pembukaan akses ke Pantai Binongko membawa pesan tentang pentingnya pelibatan komunitas dan institusi sosial dalam membentuk wajah pariwisata yang lebih manusiawi. Keindahan pantai menjadi nilai tambah, tetapi nilai-nilai di balik pengelolaan kawasan itulah yang membuatnya berbeda dari destinasi lainnya.

Frans Teguh, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, juga memberikan pandangannya terkait pembukaan kawasan ini. Ia menegaskan bahwa pengembangan destinasi seperti Pantai Binongko sejalan dengan misi Kementerian Pariwisata dalam mendorong pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Menurut Frans, program unggulan Kementerian Pariwisata saat ini bertajuk “Pariwisata Naik Kelas”, yang berfokus pada peningkatan kualitas dan daya saing sektor pariwisata nasional. Program ini tidak hanya mencakup pengembangan produk wisata unggulan seperti bahari, kuliner, dan wellness, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata.

“Program ini mencakup pengembangan produk wisata unggulan seperti wisata bahari, kuliner, dan wellness, sekaligus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata,” jelas Frans.

Dengan semangat tersebut, kawasan Pantai Binongko kini menjadi lebih dari sekadar tempat berlibur. Ia tampil sebagai model pariwisata berbasis komunitas dan nilai, tempat di mana wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga merasakan nuansa keberagaman sosial dan spiritual yang kental.

Terletak di tengah kota Labuan Bajo, pantai ini memiliki daya tarik tersendiri karena menawarkan ketenangan yang tidak jauh dari pusat aktivitas kota. Keberadaannya yang menyatu dengan lembaga sosial memberikan kesan berbeda, menjadikan setiap kunjungan sebagai pengalaman yang lebih reflektif.

Pembukaan akses menuju Pantai Binongko juga membawa dampak positif terhadap pengembangan ekonomi lokal. Dengan terbukanya kawasan ini, pelaku usaha lokal, terutama yang bergerak di bidang makanan, kerajinan tangan, dan jasa pariwisata, memiliki peluang untuk berkembang. Masyarakat sekitar pun mulai menyiapkan diri untuk mendukung hadirnya wisatawan dengan berbagai produk dan layanan yang autentik dan berkualitas.

Langkah ini menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata tidak harus selalu berskala besar. Dengan pendekatan inklusif dan kolaboratif, tempat-tempat yang sebelumnya kurang dikenal pun dapat menjadi destinasi unggulan, asalkan dikelola dengan visi yang jelas dan nilai yang kuat.

Ke depan, diharapkan Pantai Binongko dapat menjadi simbol transformasi pariwisata di Labuan Bajo. Bukan hanya sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga sebagai tempat di mana manusia, alam, dan nilai hidup berdampingan secara harmonis. Sebuah tempat yang tidak hanya menyegarkan mata, tetapi juga menyejukkan jiwa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index