Freeport Indonesia

Freeport Indonesia Tetap Solid di Tengah Penurunan Produksi

Freeport Indonesia Tetap Solid di Tengah Penurunan Produksi
Freeport Indonesia Tetap Solid di Tengah Penurunan Produksi

JAKARTA - Komitmen PT Freeport Indonesia dalam mempertahankan kontribusi terhadap sektor pertambangan nasional tetap kuat, meskipun produksi emas dan tembaga mengalami penurunan pada kuartal kedua 2025. Perusahaan tetap menjalankan operasional secara efisien dengan strategi yang adaptif di tengah dinamika pasar global dan kondisi operasional di lapangan.

Berdasarkan laporan kinerja terbaru, realisasi produksi tembaga Freeport Indonesia selama periode April hingga Juni 2025 tercatat sebesar 325 juta pon. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 393 juta pon. Untuk produksi emas, tercatat sebesar 392 ribu ounce, juga lebih rendah dibandingkan kuartal kedua tahun lalu yang mencapai 480 ribu ounce.

Penurunan ini terjadi karena adanya variasi kadar bijih (ore) di tambang Grasberg, yang merupakan salah satu lokasi tambang utama perusahaan. Meski demikian, strategi pengelolaan dan pengendalian biaya tetap menjadi prioritas utama manajemen perusahaan untuk menjaga performa operasional secara keseluruhan.

“Produksi kami memang turun pada kuartal ini karena kadar bijih yang lebih rendah dari tahun sebelumnya. Namun kami tetap menjalankan rencana tambang jangka panjang dan tetap sesuai target,” ujar Tony Wenas, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.

Fokus Jangka Panjang Tetap Terjaga

Perusahaan tidak melihat penurunan ini sebagai hambatan besar. Sebaliknya, Freeport Indonesia tetap fokus pada target jangka panjang yang telah ditetapkan sebelumnya. Tony Wenas menyampaikan bahwa strategi perusahaan dalam pengembangan tambang bawah tanah dan optimalisasi kapasitas produksi smelter tetap berjalan sesuai rencana.

“Kami telah mengantisipasi fluktuasi produksi tahunan sebagai bagian dari siklus operasional tambang. Yang terpenting adalah bagaimana kami menjaga keberlanjutan, efisiensi, dan keselamatan kerja,” tambah Tony.

Selama ini, tambang bawah tanah Grasberg memang mengalami siklus fluktuatif dalam hal kadar bijih. Namun dengan pengelolaan teknologi tambang modern dan sistem manajemen operasional yang canggih, Freeport Indonesia mampu menjaga stabilitas dan keandalan pasokan logam strategis, seperti tembaga dan emas, untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

Peran Strategis Smelter Baru

Salah satu fokus Freeport Indonesia saat ini adalah mempercepat penyelesaian proyek smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur. Smelter ini dirancang untuk memperkuat kapasitas hilirisasi tembaga di dalam negeri dan memberikan nilai tambah lebih besar bagi perekonomian nasional.

Tony Wenas mengatakan, proyek smelter tersebut sudah memasuki tahap penyelesaian konstruksi dan ditargetkan dapat mulai beroperasi secara penuh pada tahun depan. Keberadaan smelter ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam industri pengolahan tembaga global.

“Smelter Gresik adalah wujud nyata dari komitmen kami untuk mendukung program hilirisasi pemerintah. Kami yakin fasilitas ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi industri nasional,” tegasnya.

Tetap Kontributif bagi Negara

Di tengah dinamika produksi, Freeport Indonesia tetap berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Dalam laporan sebelumnya, perusahaan tercatat sebagai salah satu kontributor terbesar penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor pertambangan.

Kontribusi ini berasal dari berbagai pos, mulai dari royalti, dividen, hingga pajak penghasilan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penyesuaian produksi, nilai ekonomi yang dihasilkan oleh Freeport Indonesia masih tetap tinggi.

Selain itu, perusahaan juga aktif menjalankan berbagai program tanggung jawab sosial dan lingkungan, seperti pelestarian alam, pemberdayaan masyarakat lokal, hingga pengembangan pendidikan dan kesehatan di wilayah operasionalnya.

Komitmen pada Keberlanjutan

Freeport Indonesia menegaskan komitmennya pada keberlanjutan lingkungan dan sosial. Program reklamasi, pengelolaan limbah, hingga pemantauan kualitas udara dan air dilakukan secara rutin dan diawasi secara ketat oleh pihak internal maupun eksternal.

Tony Wenas menambahkan bahwa perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi semata, tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan dan sosial. Hal ini sesuai dengan prinsip pertambangan berkelanjutan yang dijalankan oleh perusahaan.

“Kami berkomitmen menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Semua proses kami pastikan sesuai regulasi dan standar internasional,” tuturnya.

Menjaga Optimisme di Sisa Tahun

Menjelang semester kedua 2025, Freeport Indonesia tetap optimistis mampu menjaga performa bisnisnya secara menyeluruh. Meski produksi emas dan tembaga mengalami penyesuaian, manajemen yakin akan adanya pemulihan pada kuartal berikutnya seiring dengan peningkatan kadar bijih yang direncanakan dalam siklus tambang.

Selain itu, dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan masyarakat sekitar tambang, menjadi faktor penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan. Freeport Indonesia juga terus memperkuat kemitraan strategis untuk mendukung kelangsungan investasi jangka panjang di Indonesia.

Dengan pendekatan yang adaptif, efisien, dan bertanggung jawab, Freeport Indonesia tetap menjadi pemain penting di sektor pertambangan nasional sekaligus kontributor besar bagi pembangunan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index