Listrik

Listrik Dorong Koperasi Desa Tumbuh Pesat

Listrik Dorong Koperasi Desa Tumbuh Pesat
Listrik Dorong Koperasi Desa Tumbuh Pesat

JAKARTA - Langkah baru PT PLN (Persero) dalam memperkuat sistem kelistrikan nasional turut melibatkan koperasi desa sebagai mitra utama. Melalui kolaborasi strategis, PLN menghadirkan layanan Payment Point Online Bank (PPOB) ke dalam jaringan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya nyata memperluas akses layanan listrik sekaligus memperkuat ekonomi lokal berbasis komunitas.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan pentingnya koperasi desa dalam memperluas jangkauan pelayanan listrik, terutama bagi masyarakat di wilayah terpencil.

“Dengan mengintegrasikan layanan PPOB koperasi ke dalam ekosistem PLN, kami optimis dapat menciptakan multiplier effect yang positif, baik bagi masyarakat maupun koperasi itu sendiri. Kami juga siap mendukung Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi daerah melalui suplai listrik yang andal,” kata Darmawan.

Integrasi ini sekaligus menjadikan koperasi desa sebagai pusat layanan kelistrikan yang lebih dekat dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain memberikan kemudahan akses, koperasi juga memperoleh manfaat ekonomi langsung dari setiap transaksi pembayaran listrik.

Sejalan dengan peluncuran nasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang diresmikan Presiden RI Prabowo Subianto, PLN hadir dengan dukungan teknologi dan sistem layanan berbasis digital yang menyatu dengan koperasi. Presiden meluncurkan lebih dari 80.000 koperasi desa sebagai bagian dari gerakan besar membangun ekonomi rakyat dari bawah.

Dukungan PLN terhadap koperasi ini diyakini memberikan manfaat langsung bagi pengelola koperasi maupun anggota masyarakat sekitar. Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas Koperasi Merah Putih, Zulkifli Hasan, menjelaskan bahwa setiap transaksi pembayaran listrik melalui koperasi akan menghasilkan pemasukan langsung bagi koperasi tersebut.

“Setiap orang (yang) bayar (listrik) di sini (Kopdes) nanti kita (Kopdes) akan dapat seribu sampai dua ribu (rupiah). Setiap transaksi seluruh desa tidak perlu jauh-jauh, cukup ke Kopdes,” ujar Zulkifli Hasan.

Sistem ini tidak hanya memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran, tapi juga membangkitkan kembali semangat koperasi sebagai lembaga ekonomi kerakyatan yang mandiri dan berkelanjutan. Dalam jangka panjang, pendapatan yang diperoleh koperasi dari layanan PPOB ini diharapkan bisa mendanai berbagai kegiatan produktif lainnya.

Kehadiran koperasi desa sebagai titik layanan listrik juga mendukung ekosistem digital yang kini sedang dibangun secara nasional. Setiap transaksi yang berlangsung tidak hanya tercatat secara elektronik, tetapi juga memperkuat basis data ekonomi desa secara menyeluruh.

Zulkifli Hasan menambahkan, koperasi ini akan menjadi simbol gerakan baru koperasi nasional yang modern, efektif, dan berbasis digital. Hal ini menandai transformasi koperasi dari model tradisional menuju tata kelola yang profesional dan berbasis teknologi.

“Bapak Presiden telah memberikan arahan yang tegas kepada kami, kita tidak boleh bergantung kepada impor pangan, kita harus berdaulat, kita harus swasembada pangan, air, dan energi, berkali-kali beliau sampaikan. Dan yang paling penting, kita harus memberdayakan petani kita sendiri, berdikari melalui sistem yang adil dan berkelanjutan,” tutup Zulkifli Hasan.

Langkah PLN mengintegrasikan layanan listrik dengan koperasi desa juga mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus mendorong transisi energi yang adil dan inklusif. Dengan distribusi listrik yang andal serta sistem layanan yang terjangkau, desa-desa di Indonesia berpotensi menjadi pusat-pusat ekonomi baru.

Selain menjadi agen transaksi listrik, koperasi desa juga memiliki peluang besar untuk menjadi penggerak pemanfaatan energi bersih di daerah. Misalnya, dengan mendorong pemakaian peralatan listrik berbasis teknologi efisien seperti kompor induksi, panel surya rumah tangga, hingga pemanfaatan pompa irigasi bertenaga listrik.

Dukungan dari pemerintah daerah pun terus diperkuat agar koperasi bisa menjadi simpul penting dalam pembangunan energi dan ekonomi yang saling terhubung. Dalam pelaksanaannya, koperasi desa tidak berdiri sendiri, melainkan didukung penuh oleh kementerian teknis, PLN, dan berbagai stakeholder lainnya.

Model kolaboratif seperti ini menjadi pondasi kuat bagi pembangunan ekonomi desa berbasis energi. Ketika masyarakat mendapatkan akses mudah terhadap listrik dan bisa melakukan pembayaran di lingkungan sendiri, maka perputaran uang akan tetap berada di wilayah desa, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dengan lebih dari 80 ribu koperasi desa yang tergabung dalam inisiatif Merah Putih ini, peluang pemerataan energi dan pertumbuhan ekonomi lokal semakin terbuka lebar. Listrik tak lagi sekadar kebutuhan, tetapi menjadi pengungkit utama bagi terciptanya kemandirian desa.

PLN dan koperasi, dalam sinergi ini, tidak hanya menyuplai listrik, tetapi juga membangun harapan dan masa depan yang lebih cerah bagi desa-desa di Indonesia. Kolaborasi ini membuka jalan menuju kehidupan desa yang lebih modern, mandiri, dan terintegrasi secara digital tanpa meninggalkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index