JAKARTA - Persaingan ketat antara dua produsen otomotif raksasa, Toyota dan Ford, kembali mencuat ke permukaan seiring perolehan penjualan di pasar Amerika Serikat (AS) pada Kuartal II 2025. Persaingan yang berlangsung sengit ini menunjukkan dinamika positif dalam industri otomotif global, khususnya di pasar AS yang menjadi barometer penting dalam perkembangan teknologi kendaraan, khususnya elektrifikasi.
Toyota Motor Amerika Utara, termasuk divisi Lexus, berhasil mencatatkan performa penjualan yang impresif pada Kuartal II 2025. Dengan total penjualan mencapai 666.469 unit, Toyota unggul 54.374 unit dibandingkan Ford. Meski demikian, Ford memperlihatkan laju pertumbuhan yang luar biasa dengan peningkatan penjualan sebesar 14,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya—atau sekitar 7 persen lebih tinggi dari laju pertumbuhan Toyota.
Kondisi ini menunjukkan bahwa baik Toyota maupun Ford sama-sama mengukuhkan posisi mereka sebagai pemimpin industri otomotif di AS. Bahkan, dengan pertumbuhan yang konsisten, Ford diperkirakan memiliki potensi untuk menyalip Tesla dalam penjualan domestik di Kuartal III tahun ini.
Menurut laporan dari Autoblog, Toyota masih memegang sejumlah keunggulan strategis yang mampu mempertahankan dominasinya, salah satunya terletak pada rantai pasokan yang terdiversifikasi dengan baik. Strategi ini menjadi fondasi penting di tengah ketidakpastian global yang masih memengaruhi rantai distribusi komponen otomotif.
Di sisi lain, kehadiran Toyota dalam ranah kendaraan terelektrifikasi menjadi faktor pembeda yang sangat signifikan. Hingga akhir Kuartal II 2025, Toyota telah memiliki 32 pilihan kendaraan elektrifikasi, mulai dari hybrid, plug-in hybrid (PHEV), battery electric vehicle (BEV), hingga fuel cell electric vehicle (FCEV). Jumlah ini menjadikan Toyota sebagai produsen dengan lini kendaraan elektrifikasi terbanyak di pasar otomotif dunia.
Lebih lanjut, pada bulan Juni saja, Toyota mencatatkan lonjakan penjualan kendaraan elektrifikasinya sebesar 6,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total unit yang terjual mencapai 90.426, atau sekitar 46 persen dari keseluruhan penjualan Toyota di bulan tersebut.
Sementara itu, Ford memang menunjukkan peningkatan penjualan yang agresif, namun dalam hal kendaraan elektrifikasi, angka yang dicapai masih tertinggal dari Toyota. Pada bulan Juni, Ford hanya membukukan penjualan sebanyak 25.254 unit kendaraan terelektrifikasi di AS.
Keberhasilan Ford di Kuartal II juga sebagian besar ditopang oleh program diskon khusus karyawan untuk sebagian besar inventarisnya, yang berlaku hingga 6 Juli 2025. Strategi ini terbukti efektif dalam meningkatkan volume penjualan secara cepat, namun belum mencerminkan kinerja jangka panjang di segmen kendaraan listrik.
Tak hanya unggul dalam hal portofolio produk, Toyota juga memperkuat kehadiran manufakturnya di AS. Saat ini, Toyota memiliki 11 pabrik yang tersebar di 10 negara bagian. Pada bulan April lalu, pengiriman baterai ke fasilitas baru Toyota di Carolina Utara telah dimulai, menjadi tonggak penting dalam memperkuat rantai pasokan lokal untuk produksi kendaraan elektrifikasi.
Meski demikian, bukan berarti Ford tanpa potensi. Produsen otomotif legendaris ini terus melakukan manuver penting, termasuk dalam memperluas jajaran kendaraan listrik dan memperkuat infrastruktur penunjangnya di AS. Persaingan yang sehat ini dinilai mampu mendorong akselerasi transformasi otomotif menuju era ramah lingkungan.
Persaingan Toyota dan Ford juga semakin menarik jika dibandingkan dengan kinerja produsen mobil besar lainnya di AS. Tiga nama besar seperti Volkswagen, Nissan, dan Stellantis mengalami tantangan berat di Kuartal II 2025. Ketiganya melaporkan penurunan signifikan dalam volume penjualan dibandingkan tahun sebelumnya.
Volkswagen mengalami penurunan paling tajam sebesar 29 persen secara tahunan, sementara Stellantis menyusul dengan penurunan sebesar 10 persen, dan Nissan mencatat koreksi 6,5 persen. Angka ini menegaskan bahwa Toyota dan Ford memang menjadi dua pemain dominan yang berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah kompetisi yang semakin ketat.
Industri otomotif AS saat ini tengah mengalami transformasi besar, didorong oleh kebutuhan konsumen akan kendaraan yang efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau. Inovasi dan adaptasi menjadi kunci utama dalam memenangkan hati pasar.
Dalam konteks ini, baik Toyota maupun Ford menunjukkan komitmen besar untuk memenuhi ekspektasi konsumen, tidak hanya dari segi performa kendaraan, namun juga teknologi elektrifikasi, keberlanjutan rantai pasok, serta kehadiran manufaktur lokal yang menciptakan nilai tambah di sektor industri.
Melihat tren dan pencapaian masing-masing produsen, para analis memperkirakan bahwa kompetisi antara dua raksasa ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun, dan kemungkinan akan semakin intensif memasuki tahun 2026. Namun satu hal yang pasti, perkembangan ini membawa angin segar bagi dunia otomotif secara keseluruhan, terutama dalam mendorong transisi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Dengan dinamika yang semakin progresif, sektor otomotif global diharapkan terus tumbuh positif, dan persaingan seperti antara Toyota dan Ford justru menjadi pemicu utama bagi inovasi yang lebih cepat, lebih ramah lingkungan, dan lebih terjangkau untuk konsumen di masa depan.