Gadget

Gadget Tak Lagi Prioritas di SMKN 1 Gerung

Gadget Tak Lagi Prioritas di SMKN 1 Gerung
Gadget Tak Lagi Prioritas di SMKN 1 Gerung

JAKARTA - Upaya membentuk generasi pelajar yang disiplin dan berkarakter kini mendapat perhatian lebih di berbagai sekolah. Salah satu yang mencuri perhatian adalah SMKN 1 Gerung, Lombok Barat, yang berhasil menciptakan lingkungan belajar lebih kondusif melalui kebijakan bebas gadget di lingkungan sekolah.

Langkah strategis tersebut bukan sekadar kebijakan administratif, melainkan bagian dari misi membentuk generasi muda yang kuat secara mental, spiritual, dan sosial. Sekolah ini telah menetapkan aturan larangan membawa ponsel sejak dua tahun terakhir, dan kini hasilnya mulai terlihat nyata dalam keseharian siswa.

Kepala SMKN 1 Gerung, Hj. Erni Zuhara, M.Pd, menyampaikan bahwa tantangan pendidikan saat ini bukan hanya soal akademik, tetapi juga soal bagaimana menjaga anak-anak dari pengaruh pergaulan bebas yang sulit dikontrol, terutama setelah mereka pulang sekolah.

“Sekolah hanya mengasuh anak sekitar delapan jam per hari. Selebihnya mereka berada di lingkungan yang tidak selalu bisa dikendalikan oleh guru maupun orang tua. Maka menjaga pergaulan anak menjadi tanggung jawab bersama,” kata Hj. Erni.

Dengan tidak membawa HP ke sekolah, siswa pun lebih fokus mengikuti pelajaran tanpa terganggu notifikasi atau aktivitas digital yang kurang relevan dengan pembelajaran. Menurut Hj. Erni, sebelum kebijakan ini diterapkan, sekolah cukup sering menghadapi permasalahan konflik antar pelajar.

“Sebelum aturan itu, kasus kekerasan, tawuran antar siswa bahkan antar sekolah cukup sering terjadi. Tapi sekarang Alhamdulillah, suasana sekolah jauh lebih kondusif dan pembelajaran menjadi lebih fokus,” tambahnya dengan penuh syukur.

Kondisi sekolah yang lebih tenang berdampak langsung pada peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya lebih tertib, tetapi juga menunjukkan semangat baru dalam berinteraksi dan berkegiatan. Lingkungan yang minim distraksi membuat mereka lebih terlibat dalam program sekolah dan pembentukan karakter.

Hal tersebut semakin diperkuat oleh kegiatan pagi hari yang menjadi rutinitas di SMKN 1 Gerung. Para siswa tidak hanya datang untuk belajar teori dan praktik kejuruan, namun juga menjalani aktivitas pembentukan karakter yang bernuansa spiritual.

“Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, para siswa muslim mengikuti halakah bacaan Al-Qur’an, sementara siswa non-muslim juga dibimbing dalam aktivitas pembentukan karakter sejalan dengan keyakinan masing-masing,” jelas Hj. Erni.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa sekolah memandang penting aspek rohani dan mental anak dalam proses pendidikan. Dengan memadukan disiplin bebas gadget dan pendidikan karakter berbasis agama, siswa didorong untuk tumbuh menjadi pribadi yang seimbang—baik dari sisi ilmu, keterampilan, maupun kepribadian.

Tidak berhenti sampai di situ, sebagai sekolah kejuruan, SMKN 1 Gerung tetap menjaga komitmen untuk mencetak lulusan yang siap terjun ke dunia kerja. Program penguatan kompetensi tetap dijalankan dengan serius, baik melalui praktik langsung, kerja sama industri, maupun pembekalan kewirausahaan.

“Kami ingin anak-anak kami tidak hanya cerdas secara akademik dan terampil di bidangnya, tapi juga kuat secara mental, karakter, dan spiritual,” ungkapnya dengan semangat.

Langkah SMKN 1 Gerung bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Kehadiran gadget, meskipun memiliki sisi positif, bisa menjadi distraksi serius jika tidak digunakan secara bijak. Oleh karena itu, menciptakan sistem pendidikan yang mampu mengontrol penggunaan teknologi di kalangan pelajar menjadi langkah preventif sekaligus solutif.

Keberhasilan SMKN 1 Gerung membuktikan bahwa aturan tegas dalam hal tertentu justru membuka ruang lebih besar bagi perkembangan positif siswa. Ketika teknologi dibatasi dalam ruang pendidikan, fokus, kedisiplinan, serta hubungan antar siswa dapat berkembang ke arah yang lebih baik.

Situasi ini juga membawa dampak positif bagi guru dan tenaga pendidik. Mereka kini lebih mudah membangun kedekatan dengan siswa tanpa hambatan digital yang kerap membatasi komunikasi langsung. Hubungan guru dan murid menjadi lebih humanis dan saling menghargai.

Di sisi lain, para orang tua juga menunjukkan dukungan atas kebijakan tersebut. Banyak dari mereka yang menyadari bahwa anak-anak mereka menjadi lebih teratur dalam belajar dan lebih bijak dalam menggunakan gadget di luar sekolah.

Dengan iklim pendidikan yang semakin sehat dan penuh nilai-nilai karakter, SMKN 1 Gerung terus bergerak maju mewujudkan sekolah sebagai tempat ideal untuk mencetak generasi tangguh dan berintegritas. Keberanian mengambil langkah berbeda, seperti kebijakan bebas gadget, telah menjadi fondasi penting dalam perjalanan sekolah ini menuju kualitas pendidikan yang lebih baik.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa dalam era digital sekalipun, penguatan karakter tetap menjadi prioritas utama. Teknologi bisa hadir sebagai alat bantu, namun nilai-nilai manusiawi seperti disiplin, tanggung jawab, dan spiritualitas tetap menjadi kunci utama dalam mencetak generasi masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index