JAKARTA - Peningkatan konektivitas antarwilayah terus menjadi prioritas utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu kontribusi nyata datang dari sektor transportasi laut, di mana PT ASDP Indonesia Ferry melalui anak usahanya, PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO), kini resmi mengoperasikan layanan penyeberangan jarak jauh yang menghubungkan Kalimantan Timur dengan Sulawesi Selatan.
Rute baru ini menghubungkan Pelabuhan Kariangau di Balikpapan, Kalimantan Timur, menuju Pelabuhan Garongkong di Barru, Sulawesi Selatan. Layanan penyeberangan ini tidak hanya membuka jalur logistik baru, tetapi juga memperkuat posisi strategis kedua wilayah sebagai pusat kegiatan ekonomi regional di Kawasan Timur Indonesia.
Direktur Utama PT Indonesia Ferry Properti, Syamsul Huda, menjelaskan bahwa layanan ini merupakan bagian dari pengembangan bisnis berbasis end-to-end service di sektor logistik yang dikelola ASDP Group.
"Operasi rute baru ini merupakan bentuk sinergi antar-entitas ASDP dalam menghadirkan layanan logistik yang lebih efisien, terutama untuk mendukung mobilitas kendaraan logistik, industri, dan perdagangan antara Sulawesi dan Kalimantan," ungkap Syamsul Huda.
Menurutnya, IFPRO sebagai operator pelabuhan dan manajemen logistik memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran layanan tersebut, mulai dari pengelolaan terminal, pengaturan muatan, hingga manajemen kapal dalam operasional harian.
Layanan ini didukung oleh satu unit kapal jenis roro dengan kapasitas 480 meter lane, yang mampu mengangkut hingga 32 unit kendaraan logistik dalam sekali pelayaran. Jadwal pelayaran pun telah ditetapkan dua kali dalam sepekan, yakni setiap Senin dan Kamis dari Balikpapan, serta Rabu dan Sabtu dari Garongkong.
Pelayaran jarak jauh ini menempuh waktu sekitar 20 hingga 22 jam, tergantung pada kondisi cuaca laut dan operasional pelabuhan. Meski tergolong lama, layanan ini justru dinilai memberikan keuntungan signifikan bagi pelaku logistik, karena mampu mengurangi biaya distribusi barang dalam jumlah besar antar pulau besar di Indonesia.
"Rute ini sangat strategis untuk menurunkan biaya logistik nasional, karena menjadi jalur alternatif bagi kendaraan logistik dari Kalimantan ke Sulawesi maupun sebaliknya tanpa harus melalui pelabuhan transisi yang memakan waktu lebih lama," tambah Syamsul.
Sementara itu, Pelabuhan Garongkong sendiri merupakan salah satu pelabuhan utama di Sulawesi Selatan yang terus dikembangkan sebagai sentra logistik dan bongkar muat barang. Dengan koneksi langsung ke Balikpapan, pelabuhan ini diprediksi akan mengalami peningkatan aktivitas signifikan, terutama untuk pengiriman bahan baku industri, komoditas pertanian, serta barang konsumsi.
Dukungan infrastruktur pelabuhan menjadi hal penting dalam menjamin keberlangsungan layanan ini. IFPRO menyatakan telah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung di kedua pelabuhan, termasuk terminal khusus kendaraan, dermaga kapal roro, serta sistem booking dan pengelolaan muatan yang terintegrasi.
Pihak ASDP Group berharap kehadiran rute ini dapat mendorong pertumbuhan sektor logistik di Indonesia Timur sekaligus mengurangi ketimpangan antarwilayah. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan sistem transportasi nasional yang berkeadilan dan merata.
Sebagai anak usaha ASDP yang berfokus pada sektor properti dan logistik, IFPRO telah mengelola lebih dari 12 pelabuhan ferry di seluruh Indonesia. Fokus utama perusahaan saat ini adalah pengembangan ekosistem logistik terintegrasi di kawasan pelabuhan, yang mencakup layanan angkutan, pergudangan, hingga manajemen kapal dan kargo.
"Ke depan, kami akan terus memperluas cakupan layanan, termasuk menambah rute baru yang menghubungkan pusat-pusat industri di wilayah timur dan barat Indonesia," ujar Syamsul.
Ia menegaskan, model bisnis end-to-end menjadi strategi utama dalam menciptakan efisiensi sistem logistik nasional. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi pelaku industri, tetapi juga bagi pemerintah dalam menekan biaya distribusi serta mendorong pemerataan ekonomi.
Layanan penyeberangan Balikpapan hingga Garongkong menjadi bukti nyata bahwa pengembangan infrastruktur dan sinergi antar-BUMN dapat memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih, layanan ini hadir saat kebutuhan terhadap efisiensi distribusi barang antarwilayah semakin meningkat pascapandemi.
Masyarakat pelaku usaha dan logistik di dua wilayah ini pun menyambut baik layanan baru tersebut. Mereka berharap, kehadiran rute ini bisa membantu memangkas waktu tempuh serta biaya pengiriman, terutama dalam menghadapi tantangan rantai pasok global yang dinamis.
Dengan komitmen IFPRO dan ASDP dalam terus memperkuat konektivitas maritim nasional, layanan penyeberangan ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan layanan logistik modern berbasis laut yang berkelanjutan.