JAKARTA - Langkah strategis Garuda Indonesia dalam memperkuat armada pesawat kembali menjadi sorotan positif. Dukungan dari pemerintah dan sinyal kuat dari berbagai pihak membuka jalan bagi maskapai nasional ini untuk mewujudkan rencana besar dalam pengadaan pesawat Boeing.
Langkah pengadaan pesawat ini muncul di tengah dinamika hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat. Dalam konteks ini, Garuda Indonesia menjadi bagian penting dari upaya nasional memperkuat posisi tawar di ranah internasional, termasuk saat negosiasi tarif dengan Presiden AS Donald Trump.
Chief Operating Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Dony Oskaria, memberikan respons bijak terhadap rencana pembelian pesawat tersebut. Menurutnya, rencana Garuda Indonesia untuk mendatangkan armada Boeing harus tetap selaras dengan kebijakan pemerintah. "Sebenarnya ke Dirut Garuda, kan mereka pasti punya rencana kerja," ujar Dony.
Ia menyampaikan bahwa keputusan pembelian akan berada di tangan Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani. Namun, Dony memastikan bahwa proses ini dapat berlangsung asalkan telah sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Hal ini mencakup pertimbangan diplomatik dalam negosiasi tarif yang dilakukan oleh Presiden Trump dan upaya menekan defisit neraca dagang Amerika Serikat.
"Yang penting sudah disesuaikan dengan pemerintah. Jadi, tanya sama Bapak Wamildan," tegas Dony yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Langkah ini sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia dalam memperkuat konektivitas udara nasional dan menjaga kualitas pelayanan penerbangan. Kehadiran armada baru juga menjadi simbol kebangkitan sektor aviasi nasional.
Kaitannya dengan Kebijakan Tarif Amerika Serikat
Presiden AS Donald Trump telah menetapkan bahwa produk-produk Indonesia akan dikenakan tarif masuk sebesar 19 persen. Ini merupakan hasil negosiasi yang menurunkan tarif dari sebelumnya direncanakan sebesar 32 persen.
Sebagai bentuk timbal balik, Indonesia membuka opsi untuk mengimpor sejumlah produk dari Amerika Serikat, termasuk pesawat udara. Pemerintah AS menyebutkan bahwa setidaknya 50 unit pesawat Boeing akan dibeli oleh maskapai nasional Indonesia.
Garuda Indonesia tampaknya siap untuk melangkah lebih jauh. Dalam perencanaan internalnya, maskapai pelat merah ini disebut berencana membeli hingga 79 unit pesawat Boeing. Ini menjadi bentuk konkret dari kerja sama bilateral yang juga didorong oleh kebutuhan domestik untuk peningkatan layanan penerbangan.
Sejalan dengan rencana tersebut, Danantara sebagai mitra strategis dalam pengelolaan investasi siap memberikan dukungan pembiayaan. Disebutkan bahwa Danantara akan menyuntikkan dana sebesar Rp6,6 triliun guna memperkuat struktur modal Garuda Indonesia dalam pengadaan armada tersebut.
Kementerian Perhubungan Beri Dukungan Terbuka
Dukungan terhadap rencana pengadaan pesawat juga datang dari Kementerian Perhubungan. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan sikap terbuka terhadap langkah Garuda Indonesia dalam memperluas armadanya.
Menurutnya, pemerintah tidak memberikan batasan dari negara mana pesawat itu dibeli, selama unit yang didatangkan telah memenuhi syarat kelayakan terbang dan tersertifikasi secara resmi.
"Tentunya Garuda punya pertimbangan, apakah dia mau menambah Boeing atau menambah Airbus, atau mungkin menambah pesawat Comac ya, kalau saya tidak salah buatan China," kata Dudy dalam sebuah diskusi media di Jakarta.
Ia juga menegaskan bahwa Kementerian Perhubungan tidak akan mendikte pilihan maskapai. Selama pesawat yang akan digunakan memiliki standar keamanan dan sertifikasi sesuai dengan regulasi yang berlaku, pemerintah memberikan ruang yang luas bagi operator untuk memutuskan.
"Kita juga tidak ingin membatasi misalnya harus ini dan harus itu. Jadi sepanjang itu layak, layak terbang dan tersertifikasi, kita tidak punya alasan untuk menolak," tegas Dudy.
Fokus pada Keselamatan dan Efisiensi
Salah satu pertimbangan penting dari pengadaan armada adalah aspek keselamatan. Dudy menyebutkan bahwa dari perspektif regulator penerbangan, hal utama adalah menjamin keselamatan dan keamanan pengguna jasa.
"Dari sisi Kementerian Perhubungan, apapun pesawat itu, sepanjang itu layak memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan dan sudah disertifikasi oleh pihak-pihak otoritas yang terkait dengan pesawat tersebut, kami terbuka," jelasnya.
Rencana ini diharapkan dapat memperkuat daya saing Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional sekaligus memperkuat ekosistem penerbangan di Tanah Air.
Kolaborasi Strategis di Tengah Transformasi Industri
Langkah pengadaan armada baru tidak hanya soal menambah jumlah pesawat, namun juga berkaitan erat dengan transformasi operasional dan efisiensi bisnis. Garuda Indonesia tengah berada dalam masa pemulihan dan penguatan struktur keuangan. Suntikan dana dari Danantara menjadi langkah strategis yang memungkinkan akselerasi pemulihan tersebut.
Selain itu, rencana pembelian pesawat ini juga dapat menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Sektor-sektor terkait seperti perawatan pesawat, pelatihan awak, hingga pengembangan infrastruktur penerbangan akan turut terdampak secara positif.
Optimisme dan Komitmen Nasional
Garuda Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kebijakan pemerintah serta menghadirkan layanan penerbangan yang berkualitas bagi masyarakat. Rencana pembelian armada Boeing ini tidak hanya mencerminkan pertimbangan bisnis semata, namun juga menjadi bagian dari strategi nasional dalam memperkuat hubungan bilateral dan menciptakan iklim investasi yang sehat.
Dengan adanya sinergi antara BUMN, kementerian terkait, dan mitra strategis seperti Danantara, langkah ini diharapkan menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan transportasi udara nasional yang lebih tangguh dan kompetitif.