JAKARTA - Semangat berbagi kembali menggema dari Nusa Tenggara Timur, saat Bidang Zakat dan Wakaf Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT menyalurkan bantuan sembako ke sejumlah panti asuhan. Bukan sekadar distribusi logistik, kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas agama dapat terwujud dalam aksi nyata yang mengedepankan nilai kemanusiaan dan kebersamaan.
Penyaluran bantuan tersebut menyasar enam lembaga yang membina anak yatim dan penyandang disabilitas, yakni: Panti Asuhan Kristen GMIT 221 Oeba, Panti Asuhan Al-Hikmah Nun Baun Sabu, Panti Asuhan At-Tiin Namosain, Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka Lasiana, MTsN Kota Kupang, serta MAN Model Kota Kupang.
Kegiatan distribusi sembako ini dipimpin langsung oleh Pembimbing Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag NTT, H. Achmad Alkatiri, yang hadir bersama tim staf Zawa. Dalam pelaksanaannya, mereka tidak hanya sekadar membawa bantuan materi, tetapi juga menyampaikan pesan kepedulian dan solidaritas kepada para penerima manfaat.
“Bantuan ini kami salurkan sebagai bentuk kepedulian sosial sekaligus untuk menguatkan semangat kemanusiaan, kebersamaan, dan cinta kasih antar sesama,” ujar H. Achmad Alkatiri.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program pemberdayaan umat yang menyinergikan semangat lintas iman. Dalam konteks ini, lembaga keagamaan mengambil peran penting dalam menciptakan ruang harmoni antarumat beragama melalui aksi sosial yang konkret dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Yang menarik, dalam kunjungan ke Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka Lasiana, turut hadir Plh. Kepala Kanwil Kemenag NTT. Kehadiran beliau menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun semangat moderasi beragama yang tidak hanya dalam bentuk wacana, tetapi juga nyata dalam tindakan.
“Kami hadir tidak hanya untuk menyalurkan bantuan, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa nilai-nilai solidaritas dan toleransi antarumat beragama dapat diwujudkan dalam aksi nyata,” ungkap Plh. Kepala Kanwil Kemenag NTT.
Ia juga menjelaskan bahwa pengelolaan zakat dan wakaf di era sekarang tidak bisa lagi dipahami secara sempit hanya sebagai kewajiban ibadah semata. Lebih dari itu, zakat dan wakaf berperan dalam mewujudkan keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat secara inklusif.
“Kami ingin menunjukkan bahwa zakat dan wakaf bisa menjangkau lebih luas, menyentuh sisi kemanusiaan, dan memperkuat jaringan solidaritas sosial, tanpa memandang perbedaan agama,” sambungnya.
Dengan membawa pesan kebaikan, kegiatan ini memperlihatkan bahwa pemberdayaan dana zakat dan wakaf dapat menjembatani keragaman dalam kebersamaan. Anak-anak yatim dari berbagai latar belakang agama, serta para penyandang disabilitas, menjadi bukti nyata dari manfaat program yang inklusif dan menyeluruh ini.
Bantuan sembako yang disalurkan pun diharapkan mampu memberikan keceriaan dan mengurangi beban kebutuhan harian mereka. Di tengah berbagai tantangan hidup, terutama bagi anak-anak yang tumbuh di panti asuhan atau menghadapi keterbatasan fisik, uluran tangan ini menjadi suntikan semangat baru.
“Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk keberpihakan kami terhadap kelompok rentan. Bantuan mungkin tidak besar, namun harapan dan semangat yang kami bawa jauh lebih besar,” lanjut Achmad Alkatiri dengan penuh haru.
Ia pun menyebut, ke depan, program-program serupa akan terus digalakkan. Dengan pendekatan yang melibatkan berbagai pihak lintas agama dan komunitas, program zakat dan wakaf diharapkan menjadi jembatan solidaritas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tak hanya memberikan bantuan, tim dari Kemenag NTT juga melakukan interaksi langsung dengan anak-anak di panti asuhan. Mereka berbincang, berbagi cerita, dan mengajak anak-anak untuk tetap semangat dalam menjalani kehidupan.
Suasana yang terbangun dalam kegiatan ini begitu hangat dan penuh keceriaan. Anak-anak menyambut dengan senyum, sementara para pengurus panti mengungkapkan rasa syukur atas perhatian dan bantuan yang diberikan.
Salah satu pengurus panti menyampaikan bahwa bantuan seperti ini sangat membantu dalam mencukupi kebutuhan pokok anak-anak, terutama ketika kebutuhan meningkat sementara bantuan tidak selalu datang secara rutin.
“Kami bersyukur dan sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Ini sangat berarti bagi kami, terutama bagi anak-anak yang membutuhkan asupan gizi dan perhatian,” ujar salah satu pengasuh panti.
Inisiatif seperti ini menjadi pengingat bahwa program zakat dan wakaf memiliki potensi besar untuk memperkuat jaringan sosial dan menjawab kebutuhan kelompok marginal. Ketika dikelola secara profesional dan inklusif, zakat dan wakaf mampu berkontribusi pada pembangunan karakter bangsa dan kesejahteraan bersama.
Melalui kegiatan ini, Bidang Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag NTT tidak hanya menjalankan tugas fungsionalnya, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Aksi sosial yang mereka lakukan menjadi teladan akan pentingnya merawat kepedulian di tengah keberagaman.
Dengan semangat gotong royong, kerja sama lintas iman, dan pengelolaan zakat serta wakaf yang produktif, harapan akan kehidupan yang adil, damai, dan sejahtera bukanlah hal yang utopis. Sembako yang disalurkan mungkin sederhana, namun makna dan pesan di baliknya sangat besar.