JAKARTA - Kehidupan sehari-hari warga Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, kini menghadapi tantangan baru setelah Jembatan Sungailembu yang biasa mereka gunakan mengalami kerusakan parah dan tidak dapat dilalui kendaraan. Jembatan tersebut adalah penghubung penting yang menghubungkan Desa Sumberagung dengan Desa Kandangan dan Sarongan. Setelah ambles dan retak, banyak warga harus menyeberangi sungai yang tingginya mencapai betis orang dewasa untuk bisa beraktivitas.
Kondisi ini membuat rutinitas warga terkena dampak. Karyawan kebun, guru, siswa, dan penyadap karet harus berebut melintasi sungai pada titik yang disebut Pal Merah. Camat Pesanggaran, Andik Basuki, mengungkapkan bahwa sejak pagi hari pihaknya membantu warga menyeberangi sungai demi memastikan mobilitas tetap berjalan. Untuk sementara, rute utama dialihkan ke Pal Merah yang terletak sekitar 1,5 kilometer di sebelah selatan jembatan yang rusak tersebut. Meski jalur itu biasanya hanya digunakan kendaraan berat kebun, kini jalur tersebut diperluas untuk memungkinkan roda dua melintas.
Selain Pal Merah, upaya membuka jalur baru tengah dilakukan. Jalur itu melintasi salah satu bagian sungai yang paling dangkal. Bantuan alat berat dari PTPN 1 Regional 5, Kebun Sungailembu, digunakan untuk melebar dan memperbaiki akses agar bisa dilewati kendaraan roda empat. Langkah ini menandai respons cepat dari pemerintah daerah dalam mencari solusi sementara untuk mengatasi masalah transportasi warga.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak tinggal diam. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (DPUCKPP) langsung menginisiasi pembangunan jembatan darurat. Direktur Teknik Lapangan DPUCKPP, Rustam Effendi, menegaskan bahwa jembatan sementara tersebut dirancang dengan material yang kuat, yaitu besi baja, bukan kayu. Jembatan darurat ini akan berdiri tidak jauh dari lokasi jembatan utama yang rusak, tepatnya kurang dari satu meter di sebelah utara. Dengan bentangan 15 meter dan lebar kurang dari dua meter, jembatan tersebut hanya dapat dilewati oleh kendaraan roda dua secara bergantian. Rustam menargetkan pengerjaan jembatan darurat rampung dalam dua hari, memastikan akses kembali segera terbuka.
Meski demikian, perbaikan jembatan utama masih menunggu proses lebih lanjut. Pembangunan jembatan permanen memerlukan perencanaan matang, termasuk penghitungan anggaran serta pengadaan material dan tenaga kerja. Saat ini, konsultan yang berwenang tengah membuat gambar dan menghitung anggaran untuk proyek tersebut. Proses ini menjadi langkah penting untuk memastikan kualitas dan keselamatan jembatan yang akan dibangun nantinya.
Harapan warga sangat tinggi agar perbaikan segera selesai. Sugiyanto, salah satu warga setempat, menyampaikan keprihatinannya terhadap risiko air sungai yang sewaktu-waktu dapat naik. Ia mengharapkan pembangunan jembatan utama pengganti bisa dilaksanakan dengan cepat supaya mobilitas warga tidak terganggu oleh perubahan cuaca.
Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkab Banyuwangi menunjukkan komitmen kuatnya dalam menjamin konektivitas dan kelancaran akses bagi masyarakat tiga desa yang menjadi pengguna jembatan tersebut. Gerak cepat membangun jembatan darurat sekaligus menyiapkan jalan alternatif menjadi bukti nyata bahwa pembangunan infrastruktur menjadi prioritas untuk mendukung kemandirian dan kesejahteraan warga di wilayah pesisir selatan Banyuwangi.
Ini merupakan contoh keberhasilan sinergi antara pemerintah daerah dan pihak swasta, seperti PTPN 1, dalam mengatasi masalah akses dan transportasi tanpa harus menunggu proses birokrasi yang lama. Strategi pembangunan jembatan darurat dengan bahan berkualitas menunjukkan perhatian pemerintah terhadap keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. Ke depan, diharapkan pembangunan jembatan utama dapat meningkatkan akses ekonomi, pendidikan, dan pelayanan kesehatan secara signifikan bagi masyarakat tiga desa tersebut.
Situasi ini mengajarkan pentingnya antisipasi dan kesiapan infrastruktur vital dalam menghadapi kondisi alam yang dinamis, khususnya di daerah yang bergantung pada infrastruktur penghubung seperti jembatan. Pemerintah juga berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perawatan berkala guna mencegah kerusakan serupa di masa mendatang.
Dengan berbagai langkah positif tersebut, warga Kecamatan Pesanggaran akan kembali menikmati kemudahan mobilitas dan aktivitas sehari-hari yang lancar, sekaligus mendapatkan jaminan keselamatan yang lebih baik di masa depan. Pemerintah kabupaten bertekad mempertahankan konektivitas tanpa hambatan agar pembangunan wilayah dan kesejahteraan masyarakat semakin merata.