Infrastruktur

Infrastruktur Maju Berbasis Data Geospasial

Infrastruktur Maju Berbasis Data Geospasial
Infrastruktur Maju Berbasis Data Geospasial

JAKARTA - Pentingnya data geospasial dalam pembangunan infrastruktur nasional tidak bisa dianggap remeh. Data ini menjadi fondasi utama yang memungkinkan perencanaan dan pembangunan dilakukan secara akurat, berkelanjutan, serta sesuai kebutuhan wilayah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan bahwa pengembangan data geospasial berkualitas harus terus dilakukan agar pembangunan infrastruktur dapat tepat sasaran dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat luas.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono, menyampaikan bahwa data geospasial menjadi input penting dalam perencanaan pemanfaatan ruang dan pengembangan infrastruktur. Program kebijakan satu peta (one map policy) yang tengah didorong pemerintah bertujuan menyelesaikan 16 peta Informasi Geospasial Tematik (IGT) sebagai acuan standar pembangunan. Hal ini juga menjadi acuan dalam perencanaan relokasi hunian penduduk pasca-gempa di Sulawesi Tengah, menunjukkan peranan data geospasial dalam membantu pemulihan bencana secara efektif.

Tidak hanya untuk bencana, integrasi data geospasial dalam Sistem Informasi Geografis Infrastruktur (SIGI) diharapkan dapat memperkuat perencanaan dan pengembangan infrastruktur berkualitas. BPIW sendiri telah menyusun masterplan dan development plan untuk 35 Wilayah Pengembangan Strategis, yang membutuhkan dukungan data geospasial dengan presisi tinggi agar pengembangan dapat berjalan optimal.

Deputi II Kepala Staf Kepresidenan menyebutkan bahwa kebijakan satu peta memiliki manfaat besar seperti memperbaiki akurasi data spasial, memperkuat perencanaan tata ruang, serta mendukung pengambilan keputusan berbasis data yang tepat. Peraturan Presiden No. 9 tentang percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta mengatur standar ketelitian peta yang digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut.

Lebih lanjut, data geospasial berperan penting dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan. Deputi Geospasial Dasar dari Badan Informasi Geospasial menegaskan bahwa percepatan peta dasar berukuran besar sangat mendukung terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan. Penyediaan informasi geospasial pada skala besar menjadi dasar dalam mengolah dan memanfaatkan data untuk proyek pembangunan dan tata ruang secara lebih efisien di seluruh Indonesia.

Data geospasial bukan hanya sekadar peta digital atau citra satelit, melainkan kumpulan informasi lengkap yang menghubungkan lokasi dengan berbagai atribut penting. Misalnya, data vektor seperti titik dan garis digunakan untuk pemetaan jalan dan batas wilayah, sedangkan data raster citra satelit membantu pantauan lahan dan perubahan tutupan vegetasi. Dengan informasi ini, perencana dapat melakukan zonasi pemukiman, industri, hingga konservasi secara tepat.

Selain itu, penerapan data geospasial juga mendukung sektor transportasi dan pengembangan jaringan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan. Dengan teknologi yang presisi, termasuk total station untuk survei lapangan, pembangunan infrastruktur dapat dilaksanakan secara efisien dan sesuai kondisi geografis wilayah. Hal ini mengarah pada peningkatan konektivitas antardaerah yang berdampak langsung pada perekonomian nasional.

Data geospasial juga menjadi pilar utama dalam pengelolaan risiko bencana. Indonesia sebagai negara rawan bencana memanfaatkan data spasial untuk pemetaan kawasan rawan gempa, banjir, dan longsor. Informasi ini sangat krusial dalam merancang jalur evakuasi, distribusi bantuan, serta pengelolaan sumber daya yang tepat sasaran saat terjadi bencana alam.

Lebih dari itu, pengelolaan lingkungan dan kehutanan juga diuntungkan dengan data geospasial. Pemantauan deforestasi dan degradasi lahan yang berbasis citra satelit memungkinkan pemerintah dan lembaga terkait menjaga kawasan konservasi dan hutan lindung secara lebih efektif. Data tersebut menjadi alat penting dalam strategi pelestarian alam dan pengelolaan sumber daya berbasis lokasi secara akurat.

Dalam bidang pertanian modern, data geospasial mendukung konsep pertanian presisi. Petani dapat menggunakan informasi spasial untuk menentukan pola tanam yang optimal, manajemen irigasi yang tepat, dan deteksi dini serangan hama. Teknologi GPS dan drone menjadi bagian dari instrumen yang memanfaatkan data geospasial guna meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Selanjutnya, pembangunan kota pintar (smart city) juga berlandaskan pada data geospasial. Pengelolaan lalu lintas, pengaturan alur transportasi, pengelolaan sampah, hingga integrasi berbagai layanan publik berbasis teknologi sangat bergantung pada data spasial yang akurat dan mutakhir. Ini menjadikan geospasial sebagai tulang punggung terwujudnya kota modern yang cerdas dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, pengelolaan dan pengembangan data geospasial menjadi kunci dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional yang berkualitas dan tepat guna. Upaya kolaboratif antar lembaga pemerintah, swasta, dan pakar diperlukan untuk memperkuat data ini sebagai fondasi kebijakan dan pelaksanaan proyek pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, penggunaan data geospasial yang optimal akan mendorong percepatan pembangunan yang lebih terarah, efisien, dan memberi manfaat luas bagi masyarakat dan masa depan bangsa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index