biaya tes alergi

Estimasi Biaya Tes Alergi Terbaru di Rumah Sakit dan Klinik

Estimasi Biaya Tes Alergi Terbaru di Rumah Sakit dan Klinik
biaya tes alergi

JAKARTA - Biaya tes alergi sering menjadi perhatian bagi mereka yang mengalami gejala seperti hidung berair atau pembengkakan. 

Di Malaysia, tarif tes alergi dimulai dari sekitar Rp800 ribu, sementara di rumah sakit swasta Indonesia, biaya tes ini dapat berkisar antara ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Meskipun tes ini bisa terbilang mahal, penting untuk dilakukan, mengingat alergi yang tidak tertangani dengan baik dapat berisiko membahayakan kesehatan.

Tes alergi dilakukan oleh dokter spesialis untuk mengidentifikasi alergen, yaitu zat atau benda yang memicu reaksi alergi dalam tubuh. 

Tidak semua orang bereaksi terhadap alergen, tetapi bagi yang memiliki kecenderungan alergi, sistem imun bisa bereaksi dengan sangat buruk.

Penting untuk mengetahui berapa tarif tes alergi di rumah sakit di Indonesia, serta apakah tes tersebut bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Simak penjelasan lebih lanjut mengenai biaya tes alergi dan informasi terkait lainnya.

Estimasi Biaya Tes Alergi

Tes alergi dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti puskesmas, rumah sakit, klinik, atau laboratorium, dengan biaya yang bervariasi sesuai jenis tes yang dipilih. 

Konsultasi dengan dokter umum atau spesialis biasanya dipatok antara Rp120 ribu hingga Rp300 ribu. 

Sementara itu, tarif tes alergi di beberapa rumah sakit dan klinik seperti Mayapada Hospital dapat mencapai sekitar Rp2,8 juta, sementara di Prodia dimulai dari Rp2.228.000, dan di CITO sekitar Rp1.750.000.

Setiap cabang Prodia dan CITO yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia dapat memiliki perbedaan harga, tergantung pada lokasi dan jenis tes yang dilakukan. Berikut adalah perkiraan biaya tes alergi di beberapa rumah sakit dan klinik di Indonesia:

-Laboratorium Kimia Farma (semua cabang): Rp485.000-Rp1.785.000

-Mitra Keluarga Depok: Mulai dari Rp640.000

-RS Mitra Keluarga Kalideres: Mulai dari Rp700.000

-RS Mitra Keluarga Kelapa Gading: Mulai dari Rp925.000

-Laboratorium Klinik CITO (semua cabang): Mulai dari Rp1.750.000

-Mayapada Hospital Kuningan: Mulai dari Rp1.969.000

-Laboratorium Klinik Prodia (semua cabang): Mulai dari Rp2.228.000

-RS Global Doctor Indonesia: Mulai dari Rp2.355.000

-RS Brawijaya Antasari: Mulai dari Rp2.496.000

-Eka Hospital BSD: Mulai dari Rp2.000.000

-RSIA Santo Yusuf Jakarta: Mulai dari Rp481.000

-Eka Hospital Pekanbaru: Mulai dari Rp620.000

-Tirta Medical Center Surabaya: Mulai dari Rp841.600

Jenis-jenis Alergen

Alergen dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni:

1. Alergen yang terhirup

Alergi muncul ketika alergen masuk melalui saluran pernapasan, seperti hidung, tenggorokan, atau paru-paru. Contoh alergen jenis ini termasuk serbuk sari, debu, atau bulu hewan.

2. Alergen yang kontak langsung

Alergi terjadi ketika alergen bersentuhan langsung dengan kulit. Contoh yang sering ditemukan adalah sengatan serangga atau paparan bahan kimia.

3. Alergen saluran pencernaan

Biasanya ditemukan pada makanan atau obat-obatan yang dikonsumsi, seperti seafood, kacang-kacangan, atau antibiotik seperti penisilin.

Alergi bisa dialami siapa saja, tetapi anak-anak dan individu dengan riwayat keluarga yang memiliki alergi lebih rentan. 

Alergi keturunan sering kali berupa asma atau eksim kulit, namun gejala alergi juga bisa muncul setelah kontak langsung atau terpapar benda yang memicu reaksi alergi. 

Jika kamu mengalami kondisi seperti ini, sebaiknya lakukan tes alergi untuk mengetahui zat atau benda yang menyebabkan reaksi imun tubuh.

Manfaat Melakukan Tes Alergi

Perawatan alergi yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko kematian yang bisa dihindari. 

Tes alergi menjadi langkah penting dalam mendiagnosis kondisi secara akurat, membantu dalam mengidentifikasi alergen penyebab reaksi alergi seperti serbuk sari atau jamur.

Dengan hasil tes alergi, kamu bisa lebih mudah menghindari pemicu alergi dan mendapatkan pengobatan yang tepat untuk meredakan gejala yang muncul. 

Data dari American College of Allergy, Asthma, and Immunology menunjukkan bahwa lebih dari 50 juta orang di Amerika Serikat menderita alergi, dengan alergen yang dihirup menjadi penyebab paling umum.

Alergi musiman, terutama yang disebabkan oleh serbuk sari, memengaruhi lebih dari 40 juta orang di Amerika. Selain itu, World Allergy Organization memperkirakan bahwa asma menyebabkan sekitar 250.000 kematian setiap tahunnya.

Cara Mengetes Alergi

Tes alergi melalui kulit dan sampel darah adalah metode yang umum digunakan untuk mendeteksi alergi. 

Namun, sebelum melakukan tes tersebut, dokter spesialis biasanya akan mewawancarai kamu terlebih dahulu untuk memahami riwayat kesehatan serta riwayat alergi dari orangtua.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan tes alergi lewat kulit, seperti kondisi-kondisi berikut ini:

-Anak di bawah usia 2 tahun

-Menghindari tes alergi kulit saat sedang atau baru mengalami reaksi alergi

-Memiliki gangguan kulit seperti eksim

-Menderita sakit jantung atau asma

-Mengonsumsi obat-obatan tertentu

-Berusia di atas 65 tahun

Pada beberapa kasus, pasien mungkin sudah mengetahui alergen yang menyebabkan reaksi alergi mereka. 

Sebagai contoh, jika seseorang alergi terhadap makanan tertentu, maka ia akan disarankan untuk mengikuti diet pantangan untuk menghindari gejala alergi.. 

Persiapan sebelum Jalani Tes Alergi 

Seperti prosedur medis pada umumnya, tes alergi dimulai dengan konsultasi bersama dokter spesialis. 

Pada tahap ini, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan kamu, termasuk riwayat alergi dalam keluarga, awal kemunculan gejala, serta gaya hidup dan rutinitas yang biasa dilakukan. 

Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi fisik kamu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kemungkinan alergi yang kamu alami.

Sebelum tes alergi dilakukan, ada beberapa obat yang perlu dihentikan penggunaannya selama 10 hari sebelumnya. Beberapa obat tersebut antara lain:

-Obat antihistamin

-Obat maag

-Obat asma

-Obat antidepresan trisiklik

Jenis Tes Alergi yang Bisa Dipilih

Ada beberapa metode umum yang digunakan untuk melakukan tes alergi, antara lain:

1. Tes darah

Sampel darah kamu akan diambil dan dianalisis untuk melihat bagaimana sistem imun bereaksi terhadap alergen. Jika kamu memiliki kulit yang sensitif untuk tes tusuk kulit, tes darah ini biasanya akan menjadi pilihan yang disarankan oleh dokter. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai biaya tes darah di Prodia, kamu bisa merujuk ke artikel Lifepal.

2. Tes tusuk kulit

Pada tes ini, sejumlah alergen akan diteteskan ke kulit dan reaksi yang timbul akan diamati. Jika kulit kamu mengalami ruam, itu menandakan bahwa kamu positif alergi terhadap alergen yang disuntikkan. 

Tes tusuk kulit adalah salah satu metode yang paling sering digunakan karena hasilnya akurat dan biaya yang relatif terjangkau.

3. Tes tempel

Tes ini umumnya dilakukan ketika alergen menyebabkan iritasi pada kulit. Dokter akan menempelkan perekat yang mengandung 20–30 zat pemicu dermatitis di kulit, dan kemudian memeriksa reaksi setelah dua hari.

4. Tes kulit intradermal

Jika tes tusuk kulit menunjukkan hasil negatif, namun dokter masih curiga adanya alergi terhadap suatu alergen, tes ini akan dilakukan. Alergen disuntikkan ke lapisan kulit untuk melihat reaksi yang terjadi.

Kemungkinan dari Risiko Tes Alergi

Menurut informasi dari mayoclinic.org, efek samping yang paling sering muncul setelah tes alergi kulit adalah benjolan kemerahan, pembengkakan, dan rasa gatal (wheals).

Benjolan ini biasanya terlihat segera setelah tes, meskipun pada beberapa orang, reaksi seperti kemerahan, pembengkakan, dan gatal bisa muncul beberapa jam setelah tes dan bertahan selama beberapa hari.

Namun, kamu tidak perlu khawatir karena dokter dan perawat akan memantau dan menangani reaksi tersebut. 

Selain itu, ada kemungkinan risiko lain, seperti kesalahan dalam membaca hasil tes, meskipun hal ini jarang terjadi, terutama jika tes dilakukan oleh dokter dan perawat yang berpengalaman.

Apakah BPJS Cover Tes Alergi?

Dalam beberapa tahun terakhir, kehadiran BPJS Kesehatan telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dalam hal jaminan kesehatan. Meskipun demikian, tidak semua layanan kesehatan dapat ditanggung oleh BPJS.

Menurut aturan yang berlaku, setiap peserta BPJS Kesehatan harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan di puskesmas atau klinik kesehatan tingkat pertama. 

Layanan laboratorium yang ditanggung oleh BPJS terbatas pada tes sederhana seperti tes darah, urine, gula darah, dan feses. Sayangnya, tes alergi tidak termasuk dalam layanan yang dicover oleh BPJS.

Dengan kata lain, jika kamu ingin melakukan tes alergi, kamu perlu membayar biaya tes tersebut secara mandiri, karena tidak ada penggantian biaya oleh BPJS.

Sebagai penutup, perlu diingat bahwa biaya tes alergi dapat bervariasi, jadi pastikan untuk mengecek informasi terbaru sebelum memutuskan untuk menjalani tes.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index