biaya mobil listrik vs bensin

Perbandingan Biaya Mobil Listrik vs Bensin dan Perbedaannya

Perbandingan Biaya Mobil Listrik vs Bensin dan Perbedaannya
biaya mobil listrik vs bensin

JAKARTA - Biaya mobil listrik vs bensin menjadi topik yang sering diperbincangkan. Salah satu faktor utama yang membedakan keduanya adalah pengeluaran yang dibutuhkan, mulai dari harga kendaraan, biaya perawatan, hingga konsumsi energi.

Sebagian orang berpendapat bahwa mobil listrik lebih hemat dan ramah lingkungan, sementara yang lain masih memilih mobil bensin karena kini banyak varian dengan konsumsi bahan bakar yang lebih efisien.

Lalu, bagaimana perbandingan keduanya secara keseluruhan? Untuk memahami lebih jauh, mari kita bahas lebih lanjut mengenai biaya mobil listrik vs bensin.

Biaya Mobil Listrik vs Bensin

Untuk memahami perbedaan antara mobil listrik dan mobil bensin, perlu dilihat dari berbagai aspek. Di Indonesia, produksi mobil listrik terus meningkat, dan keberadaannya di jalan raya pun semakin umum.

Di sisi lain, pemilik mobil berbahan bakar bensin semakin merasakan dampak kenaikan harga BBM serta konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Kondisi ini tentu tidak terjadi tanpa sebab. Untuk lebih jelasnya, berikut perbandingan biaya mobil listrik vs bensin.

1. Biaya Bahan Bakar

Untuk mengetahui perbedaan biaya antara mobil listrik dan mobil bensin, kita bisa menghitungnya berdasarkan kapasitas baterai dan konsumsi bahan bakar masing-masing kendaraan.

Sebagai contoh, Hyundai G80 EV memiliki kapasitas baterai sebesar 87,2 kWh. Tarif pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging adalah Rp2.446,78 per kWh. 

Jika mobil diisi hingga penuh, maka biayanya adalah:

87,2 kWh × Rp2.446,78/kWh = Rp213.359,2

Jika ditambahkan pajak serta biaya administrasi dompet digital, maka perkiraan total biaya pengisian daya hingga penuh sekitar Rp250.000. 

Dengan kondisi baterai penuh, mobil listrik ini bisa menempuh jarak hingga 435 km jika AC dinyalakan, atau sekitar 488 km jika AC dimatikan.

Sebagai perbandingan, Mitsubishi Xpander dengan kapasitas tangki bensin 45 liter memerlukan biaya sekitar Rp450.000 untuk mengisi penuh dengan Pertalite. 

Dengan bahan bakar penuh, mobil ini mampu menempuh jarak sekitar 495 km tanpa menggunakan AC.

2. Biaya Berdasarkan Jarak Tempuh

Perbandingan selanjutnya dapat dilakukan dengan melihat konsumsi energi per kilometer. Mobil listrik rata-rata dapat menempuh 8,5 km per 1 kWh, sedangkan mobil bensin mampu menempuh sekitar 10 km per liter.

Menurut data dari Kompas, 1 liter bensin setara dengan konsumsi daya listrik sekitar 1,2-1,3 kWh. Jika tarif listrik di SPKLU adalah Rp2.500 per kWh, maka biaya perjalanan mobil listrik untuk jarak yang setara dengan 1 liter bensin adalah sekitar Rp3.000.

Sebagai perbandingan, harga bahan bakar minyak (BBM) terbaru di Indonesia saat ini adalah:

-Pertamax: Rp13.900 per liter

-Pertamax Turbo: Rp14.950 per liter

-Pertalite: Rp10.000 per liter

Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa penggunaan mobil listrik lebih hemat dibandingkan mobil bensin. Biaya energi yang diperlukan untuk perjalanan setara dengan 1 liter bensin bahkan bisa lebih dari tiga kali lipat lebih murah.

Perbedaan Mobil Listrik vs Mobil Bensin

Jika kamu masih ingin mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antara mobil listrik dan mobil bensin selain dari segi biaya, yuk simak informasi berikut ini.

1. Sumber Tenaga Mobil

Mobil konvensional mendapatkan tenaga dari bahan bakar bensin yang disimpan dalam tangki dan dialirkan melalui sistem bahan bakar (fuel system). Sementara itu, mobil listrik menggunakan energi listrik yang tersimpan dalam baterai. 

Energi ini kemudian disalurkan ke motor listrik setelah melalui proses pengisian daya (charging). Kapasitas baterai setiap mobil listrik berbeda-beda, tergantung pada spesifikasinya.

2. Proses Pembakaran

Mobil berbahan bakar bensin menghasilkan tenaga melalui proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar (combustion chamber). 

Proses ini melibatkan piston yang bergerak naik-turun, lalu energinya diubah menjadi gerakan memutar oleh crankshaft dan diteruskan ke roda melalui sistem transmisi.

Sementara itu, mobil listrik tidak memiliki ruang bakar atau sistem pembakaran internal. Energi yang tersimpan dalam baterai berupa listrik DC diubah menjadi listrik AC-3 fase oleh inverter. 

Listrik AC ini kemudian menggerakkan motor listrik yang langsung memutar roda mobil. Proses ini jauh lebih sederhana dibandingkan sistem pembakaran pada mobil bensin.

3. Emisi

Karena mobil berbahan bakar bensin mengalami proses pembakaran, maka mesin mobil akan menghasilkan emisi gas buang yang dikeluarkan melalui knalpot. 

Sebaliknya, mobil listrik tidak memerlukan pembakaran bahan bakar, sehingga tidak menghasilkan emisi gas buang.

4. Tarif Pajak

Besaran pajak kendaraan pada dasarnya dihitung berdasarkan harga mobil. Hal ini berlaku baik untuk mobil listrik maupun mobil berbahan bakar bensin. 

Namun, pemerintah memberikan insentif pajak bagi pemilik mobil listrik, seperti yang diterapkan di DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur No. 41 Tahun 2021.

Aturan ini membebaskan pemilik mobil listrik dari Bea Balik Nama (BBN) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahunan, sehingga biaya pajaknya menjadi lebih murah dibandingkan mobil bensin. 

Sebagai contoh, Hyundai Ioniq EV keluaran 2020 memiliki PKB sebesar Rp830.300 dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) sebesar Rp143.000.

Total pajak tahunannya hanya Rp973.300, jauh lebih rendah dibandingkan mobil bensin sekelasnya yang mencapai jutaan rupiah.

5. Dampak Lingkungan

Mobil listrik dikenal sebagai kendaraan ramah lingkungan karena lebih sedikit menghasilkan emisi karbon. Untuk setiap liter bahan bakar yang digunakan oleh mobil bensin, sekitar 2,4 kg gas CO2 dilepaskan ke atmosfer. 

Sebagai perbandingan, setiap 1 kWh listrik hanya menghasilkan sekitar 0,85 kg CO2, sedangkan penggunaan 1,5 kWh listrik menghasilkan sekitar 1,3 kg CO2.

Penggunaan mobil listrik dapat membantu mengurangi emisi karbon, terutama jika sumber listrik yang digunakan berasal dari energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin. 

Inilah salah satu alasan mengapa banyak negara mulai beralih ke kendaraan listrik sebagai bagian dari upaya mengurangi dampak perubahan iklim.

Perbandingan Harga Mobil Listrik dan Mobil Bensin

Jika dibandingkan dari segi harga, mobil listrik dan mobil bensin sebenarnya tidak memiliki selisih yang terlalu jauh. Bahkan, beberapa mobil listrik dibanderol dengan harga di bawah Rp300 juta, setara dengan mobil LCGC (Low Cost Green Car). 

Namun, ada juga mobil listrik yang harganya mencapai lebih dari Rp1 miliar, sekelas dengan mobil-mobil mewah. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perbandingan harga mobil listrik dan mobil bensin di Indonesia:

1. Rentang Harga Rp75 Juta – Rp300 Juta

-Mobil Konvensional: Daihatsu Ayla, Daihatsu Sigra, Honda Brio, Toyota Calya, Toyota Agya

-Mobil Listrik: K-EVCBU Blade KU, Wuling Air EV Standard Range, Wuling Air EV Long Range

2. Rentang Harga Rp300 Juta – Rp1 Miliar

-Mobil Konvensional: Toyota Fortuner, Nissan X-Trail, Honda CR-V, Mazda CX-5, Mitsubishi Pajero Sport

-Mobil Listrik: DFSK Gelora Electric, Hyundai Ioniq Electric, Hyundai Ioniq 5 Prime, Hyundai Kona, Nissan Leaf

3. Di Atas Rp1 Miliar

-Mobil Konvensional: Toyota Alphard, Toyota Land Cruiser, Toyota Vellfire, Lexus LX 570, Volvo S90, Jaguar XF 2.0 Black Jack, Mercedes-Benz GLC 250, Honda Civic Type R

-Mobil Listrik: Mini Electric, Lexus UX 300e, Tesla Model 3, Tesla Model Y, BMW i4 eDrive40, BMW iX xDrive40, Mustang Mach-E, Porsche Taycan S

Mobil Listrik vs Mobil Bensin, Mana yang Lebih Irit?

Setelah melihat perbandingan dari segi biaya dan spesifikasi, dapat disimpulkan bahwa mobil listrik memang lebih hemat dan ramah di kantong dibandingkan mobil berbahan bakar bensin. 

Selain itu, proses konversi energinya lebih efisien, menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah. Inilah alasan mengapa mobil listrik dianggap lebih unggul dari mobil konvensional.

Namun, dalam praktiknya, masih ada beberapa faktor yang membuat banyak orang di Indonesia tetap memilih mobil bensin, di antaranya:

-Jarak tempuh mobil listrik lebih terbatas, rata-rata hanya sekitar 300 mil sebelum perlu diisi ulang.

-Infrastruktur stasiun pengisian daya listrik masih terbatas dan umumnya hanya tersedia di kota-kota besar.

-Waktu pengisian daya cukup lama dibandingkan mengisi bahan bakar mobil bensin.

-Harga baterai serta suku cadang mobil listrik masih tinggi dan belum banyak tersedia di bengkel umum.

Sebagai penutup, memahami perbedaan biaya mobil listrik vs bensin bisa membantu kamu menentukan pilihan kendaraan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index