propeller shaft mobil

Pengertian Propeller Shaft Mobil, Fungsi, dan Komponennya

Pengertian Propeller Shaft Mobil, Fungsi, dan Komponennya
propeller shaft mobil

JAKARTA - Propeller shaft mobil adalah komponen penting dalam sistem transmisi yang berperan dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda penggerak. 

Komponen ini umumnya ditemukan pada kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang (RWD) atau penggerak empat roda (4WD).

Dikenal juga sebagai poros kopel, propeller shaft memiliki bentuk seperti pipa panjang yang terbuat dari bahan baja. Mobil yang menggunakan komponen ini antara lain truk, pick-up, serta beberapa model lama Toyota Avanza dengan sistem RWD.

Fungsi utama propeller shaft adalah meneruskan putaran dari transmisi ke diferensial agar tenaga dapat disalurkan ke roda. Untuk memahami lebih dalam tentang peran, jenis, dan komponen dari propeller shaft mobil, simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Propeller pada Kendaraan

Propeller shaft dipasang pada sistem penggerak roda belakang, terletak di antara rangka chassis dan sumbu roda belakang untuk menopang suspensi. 

Bentuknya menyerupai tabung atau pipa yang terbuat dari baja, sehingga memiliki ketahanan tinggi terhadap tekanan dan puntiran.

Komponen ini umumnya ditemukan pada kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang (FR) atau empat roda (4WD). Salah satu tugas utama propeller shaft adalah menyalurkan tenaga dari transmisi ke diferensial agar roda dapat bergerak.

Setiap kendaraan memiliki ukuran propeller shaft yang berbeda, menyesuaikan dengan dimensi mobil itu sendiri. Semakin besar kendaraannya, semakin panjang pula propeller shaft yang digunakan.

Fungsi Propeller Shaft Mobil

Setelah memahami secara singkat tentang poros propeller, apakah kamu sudah bisa menyimpulkan fungsinya?

Ternyata, propeller shaft memiliki beberapa peran penting lainnya yang perlu diketahui, di antaranya sebagai berikut:

1. Menyalurkan putaran dari transmisi ke gardan

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, tugas utama poros propeller adalah meneruskan tenaga dan putaran mesin dari transmisi ke gardan. Komponen ini didukung oleh balance weight yang membantu menggerakkan roda belakang.

Selain itu, universal joint pada poros propeller berperan dalam menjaga stabilitas kendaraan di jalanan yang tidak rata agar tenaga tetap tersalurkan dengan baik.

2. Meredam getaran berlebih akibat perpindahan tenaga

Ketika tenaga dari transmisi diteruskan ke gardan, umumnya muncul getaran yang bisa terasa hingga ke kabin. Namun, propeller shaft mobil berfungsi untuk meredam getaran ini agar pengemudi dan penumpang tetap merasa nyaman. 

Bahkan, saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi, komponen ini tetap berperan dalam menjaga kestabilan kendaraan dan mengurangi efek getaran berlebih.

3. Menyesuaikan perubahan jarak antara transmisi dan gardan

Saat kendaraan bergerak, jarak antara transmisi dan gardan dapat berubah akibat kondisi jalan. 

Propeller shaft berfungsi untuk menyesuaikan perubahan ini, sehingga tenaga dari mesin tetap dapat tersalurkan dengan optimal tanpa mengganggu kinerja sistem penggerak.

Komponen Poros Propeller

Melihat bagaimana propeller shaft pada mobil bekerja dan fungsinya dalam sistem transmisi, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi agar komponen ini dapat bekerja secara optimal.

Selain mampu meneruskan tenaga putaran yang dibutuhkan gardan, propeller shaft juga harus memiliki fleksibilitas untuk bergerak ke berbagai arah—baik ke atas, ke bawah, ke samping, maupun maju dan mundur—guna menyesuaikan perubahan sudut transmisi dan gardan saat kendaraan melaju di medan tidak rata.

Agar kinerjanya tetap maksimal, propeller shaft didukung oleh beberapa komponen penting. Berikut adalah bagian-bagian utama yang menunjang fungsinya:

1. Front Universal Joint

Pada umumnya, propeller shaft memiliki dua universal joint, yaitu front universal joint dan rear universal joint. Namun, beberapa kendaraan dilengkapi dengan tiga universal joint. 

Komponen ini berfungsi menjaga agar poros propeller tetap berputar meskipun terjadi perubahan sudut antara transmisi dan gardan.

Front universal joint terletak di bagian depan dan terhubung langsung dengan output shaft transmisi. Perannya adalah menghubungkan slip yoke dengan drive shaft atau batang propeller.

2. Rear Universal Joint

Komponen ini terletak di bagian belakang propeller shaft dan terkoneksi langsung dengan poros gardan. 

Fungsinya adalah menjaga fleksibilitas sambungan antara drive shaft dan yoke, sehingga tenaga tetap tersalurkan dengan lancar meskipun sudut gardan mengalami perubahan.

3. Sleeve Yoke

Dikenal juga sebagai slip yoke, komponen ini berfungsi menghubungkan output transmisi dengan universal joint bagian depan. Pada ujungnya terdapat poros dengan spline bergerigi yang berfungsi untuk mengikat output shaft transmisi.

Selain itu, sleeve yoke juga berperan sebagai dudukan bagi propeller shaft agar bisa menyesuaikan bentuknya sesuai perubahan jarak yang terjadi akibat perbedaan sudut antara roda dan gardan.

4. Yoke

Sering disebut sebagai flange yoke, komponen ini terbuat dari campuran besi dan baja serta memiliki bentuk menyerupai huruf U. 

Yoke berfungsi sebagai penghubung antara drive shaft dan poros gardan melalui rear universal joint, sehingga memungkinkan universal joint untuk bergerak bebas meskipun sudutnya berubah.

5. Drive Shaft

Drive shaft atau batang propeller berperan sebagai poros penggerak yang bertugas menyalurkan tenaga putaran dari front universal joint ke rear universal joint.

Komponen ini menjadi elemen utama dalam memastikan tenaga dari mesin dapat diteruskan hingga ke gardan dengan efisien.

Jenis-jenis Poros Propeller

Propeller shaft terdiri dari dua jenis utama, yaitu model dengan 2 universal joint dan 3 universal joint. Pemilihan jenis yang digunakan pada sebuah kendaraan bergantung pada model serta tipe mobil itu sendiri. 

Semakin panjang wheelbase dan semakin berat bobot kendaraan, maka jumlah universal joint yang diperlukan juga akan lebih banyak.

1. Propeller Shaft dengan 2 Universal Joint

Seperti namanya, jenis ini memiliki dua sambungan yang berperan dalam mengontrol dan menyalurkan tenaga putaran agar propeller shaft bekerja lebih halus. 

Selain itu, komponen ini juga membantu menjaga stabilitas kinerja propeller shaft pada mobil saat melewati medan yang menanjak atau menurun.

2. Propeller Shaft dengan 3 Universal Joint

Berbeda dengan tipe sebelumnya, jenis ini memiliki tiga sambungan yang memungkinkan propeller shaft tetap bekerja optimal dalam berbagai kondisi saat menyalurkan tenaga ke differential.

Propeller shaft dengan 3 universal joint yang berkualitas harus mampu menghasilkan putaran yang halus tanpa suara, memiliki desain yang sederhana namun kokoh, serta dapat meminimalisir risiko kerusakan selama beroperasi.

Jenis Sambungan Universal (Universal Joint)

Ada lima jenis sambungan universal atau universal joint yang umum digunakan, yaitu Flexible Joint, Constant Velocity Joint, Slip Joint, Hooke’s Joint, dan Trunnion Joint. Setiap jenis memiliki peran yang berbeda dalam sistem penggerak kendaraan.

1. Flexible Joint

Jenis sambungan ini terdiri dari karet kopling yang cukup keras dan dua yoke berkaki tiga. Fungsinya membantu menyerap getaran serta menjaga kelenturan saat propeller shaft berputar.

2. Constant Velocity Joint

Constant velocity joint berperan dalam proses penyaluran tenaga putar dengan lebih lembut, sehingga putaran yang diteruskan tetap stabil tanpa hambatan.

3. Slip Joint

Slip joint berfungsi mengatur perubahan panjang pada poros propeller menuju differential. Selain itu, sambungan ini juga menjaga jarak antara propeller dan differential agar tetap ideal selama kendaraan beroperasi.

4. Hooke’s Joint

Hooke’s joint bertugas menyalurkan tenaga penggerak yang diperlukan oleh differential agar ban dapat bergerak optimal. 

Ada dua tipe utama dalam jenis ini, yaitu shell bearing cup dan solid bearing cup, yang dibedakan berdasarkan kemudahan proses pemasangannya.

5. Trunnion Joint

Trunnion joint merupakan kombinasi antara hooke’s joint dan slip joint. Jenis ini membantu pergerakan poros propeller saat masuk ke ujung pin. 

Namun, penggunaannya cukup jarang karena dinilai kurang mampu menyalurkan tenaga putar secara maksimal.

Cara Kerja Propeller pada Transmisi Kendaraan

Ketika mobil mulai bergerak, Propeller Shaft pada mobil akan berputar untuk menyalurkan tenaga dari sistem transmisi ke gardan, yang kemudian diteruskan ke poros axle roda belakang. 

Namun, saat kendaraan melewati permukaan jalan yang tidak rata, putaran ini dapat berubah menjadi gerakan naik turun.

Perubahan gerakan tersebut terjadi karena poros roda belakang terhubung dengan sistem suspensi. Akibatnya, ketika mobil melewati medan bergelombang, Propeller Shaft juga mengalami pergerakan naik turun yang mengikuti kondisi jalan.

Saat propeller mengalami gerakan naik turun, panjang poros bisa berubah secara otomatis. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan jarak antara sistem transmisi dan differential agar tetap berfungsi dengan baik. 

Di sinilah peran universal joint, yang membantu propeller shaft beradaptasi terhadap perubahan sudut dan panjangnya.

Agar Propeller Shaft mobil selalu dalam kondisi optimal, penting untuk melakukan pemeriksaan serta pembersihan secara rutin. 

Dengan perawatan berkala, kamu bisa mendeteksi apakah propeller shaft memerlukan pelumas tambahan atau bahkan sudah mengalami kerusakan yang perlu segera diperbaiki.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index