biaya pap smear

Biaya Pap Smear di Rumah Sakit dan Klinik serta Prosedurnya

Biaya Pap Smear di Rumah Sakit dan Klinik serta Prosedurnya
biaya pap smear

JAKARTA - Biaya pap smear di rumah sakit dan klinik umumnya berkisar antara Rp200.000 hingga Rp1.000.000. 

Namun, biaya tersebut biasanya belum mencakup biaya konsultasi dengan dokter kandungan. 

Untuk kamu yang terdaftar dalam BPJS, tarif pap smear bisa ditanggung sepenuhnya, cukup datang ke puskesmas dan kamu akan dirujuk ke laboratorium untuk pemeriksaan gratis. 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai biaya pap smear di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia, kamu bisa mengecek lebih detail di artikel ini.

Biaya Pap Smear di Rumah Sakit dan Klinik

Berdasarkan informasi dari Alodokter, biaya pap smear di beberapa rumah sakit dan klinik di Indonesia bervariasi. Berikut beberapa contoh biaya yang dapat kamu temui di berbagai lokasi:

1. Prodia

Laboratorium Prodia: Mulai dari Rp625.000

2. Jakarta

-Rumah Sakit Mayapada Kuningan: Mulai dari Rp670.000

-Siloam Hospitals Kebon Jeruk: Mulai dari Rp600.000

-Rumah Sakit Premier Jatinegara: Mulai dari Rp250.000

-Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran: Mulai dari Rp644.000

3. Bandung

Rumah Sakit Hermina Arcamanik: Mulai dari Rp215.000

Klinik Brawijaya Bandung: Mulai dari Rp600.000

4. Bekasi

Rumah Sakit Siloam Bekasi Timur: Mulai dari Rp668.000

5. Jogja

Laboratorium Klinik CITO Yogyakarta: Mulai dari Rp200.000

Rumah Sakit JIH: Mulai dari Rp550.000

6. Tangerang

Siloam Hospitals Lippo Village: Mulai dari Rp370.000

7. Medan

Columbia Asia Hospital Medan: Mulai dari Rp247.412

8. Surabaya

Siloam Hospitals Surabaya: Mulai dari Rp700.000

9. Bali

Rumah Sakit Balimed Denpasar: Mulai dari Rp430.500

10. Semarang

Laboratorium Klinik CITO Indraprasta Semarang: Mulai dari Rp200.000

Biaya ini bisa bervariasi tergantung lokasi dan fasilitas masing-masing rumah sakit atau klinik.

Berapa Tarif Pap Smear di Puskesmas?

Berita baiknya, BPJS Kesehatan kini menanggung tarif pap smear! Jika kamu ingin menjalani tes ini, cukup datang ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan pertama yang terdaftar. 

Setelah itu, kamu akan mendapatkan rujukan ke rumah sakit atau laboratorium yang menyediakan layanan pap smear. Namun, perlu diingat bahwa untuk mendapatkan pap smear gratis dari BPJS, peserta wanita harus berusia lebih dari 30 tahun.

Prosedur atau Cara Pemeriksaan Pap Smear

Prosedur pap smear dilakukan dengan menggunakan alat bernama spekulum, yang terbuat dari logam dan berbentuk seperti cocor bebek. 

Alat ini digunakan untuk membuka vagina agar dokter bisa mengambil sampel sel menggunakan sikat halus atau kapas untuk dianalisis. 

Meskipun proses memasukkan spekulum ke dalam vagina tidak menyebabkan rasa sakit, sebagian orang mungkin merasa sedikit tidak nyaman selama prosedur berlangsung.

Efek Samping setelah Pap Smear

Secara umum, tidak ada efek samping berbahaya yang sering terjadi setelah prosedur pap smear. Namun, dalam beberapa kasus, bisa terjadi pendarahan ringan setelah pemeriksaan, meskipun kejadian ini sangat jarang. 

Jika kamu merasakan gejala yang semakin memburuk, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Siapa yang Membutuhkan Tes Pap Smear dan Kapan Waktu yang Tepat?

Wanita yang sudah aktif secara seksual, baik dalam ikatan pernikahan maupun tidak, dianjurkan untuk menjalani tes pap smear secara rutin. 

Sementara itu, wanita yang belum pernah berhubungan seksual dan belum menikah tidak diwajibkan menjalani tes pap smear, karena mereka sangat sedikit berisiko terinfeksi HPV. 

Namun, jika kamu memiliki kebiasaan merokok, memiliki faktor keturunan tertentu, atau pernah terpapar diethylstilbestrol (DES) saat dalam kandungan, risiko kanker serviks bisa meningkat meskipun belum terinfeksi HPV.

Pada dasarnya, tes pap smear harus dilakukan oleh semua wanita yang telah aktif secara seksual, dengan memperhatikan usia dan kondisi tertentu. 

Meskipun tidak perlu dilakukan setiap tahun, jika hasil tes pap smear menunjukkan kelainan, tes lanjutan sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu enam bulan hingga satu tahun. 

Berikut ini adalah kondisi-kondisi wanita yang wajib menjalani pap smear beserta frekuensinya:

1. Usia 21 tahun ke atas

Tes pap smear disarankan setiap tiga tahun sekali bagi wanita berusia 21 tahun ke atas, baik yang sudah menerima vaksin HPV maupun yang belum.

2. Usia 21-29 tahun

Wanita dalam rentang usia 21-29 tahun sebaiknya menjalani tes pap smear setiap tiga tahun sekali. Tes HPV tidak diperlukan, kecuali hasil pap smear menunjukkan kelainan.

3. Usia 30 tahun ke atas

Wanita yang berusia 30 tahun ke atas dianjurkan menjalani pap smear setiap lima tahun sekali bersamaan dengan tes HPV hingga usia 65 tahun, selama semua tes menunjukkan hasil normal. 

Jika hasilnya normal, pap smear saja bisa dilakukan setiap tiga tahun sekali.

4. Usia 65 tahun ke atas

Wanita yang berusia 65 tahun dan sudah menjalani pap smear dengan hasil normal selama 10 tahun terakhir bisa berhenti menjalani tes ini karena sudah tidak diperlukan lagi.

5. Sistem imun yang lemah

Wanita yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau menurun, akibat kondisi seperti HIV/AIDS atau pengobatan imunosupresan, perlu menjalani tes pap smear sesuai dengan anjuran dokter.

6. Pernah menjalani operasi histerektomi total

Wanita yang telah menjalani histerektomi total (pengangkatan rahim dan serviks) tidak perlu melakukan pap smear.

7. Pernah terdeteksi memiliki prekanker

Wanita yang pernah didiagnosis dengan prekanker harus melanjutkan pap smear selama minimal 20 tahun setelah pertama kali terdeteksi, meskipun sudah berusia 65 tahun.

Persiapan Pap Smear

Ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan sebelum menjalani tes pap smear. Berikut ini adalah beberapa syarat dan informasi penting yang harus kamu ketahui:

Wanita yang akan menjalani pap smear tidak diperbolehkan melakukan hubungan seksual atau membersihkan vagina selama 2 hingga 3 hari sebelum tes.

Sebaiknya, tes ini dilakukan pada hari ke-5 setelah haid atau pada hari ke-10 dan ke-20 setelah hari pertama haid.

Hindari berendam jika kamu ingin menjalani tes ini.

Jika kamu mengalami gangguan seperti keputihan, rasa sakit, gatal, atau sensasi panas, sebaiknya informasikan hal tersebut kepada dokter sebelum tes.

-Hindari penggunaan kontrasepsi khusus wanita sebelum tes.

-Jauhi penggunaan obat-obatan untuk vagina beberapa hari sebelum tes.

-Kosongkan kandung kemih sebelum melakukan tes pap smear.

-Prosedur ini biasanya memakan waktu sekitar 10 hingga 20 menit.

-Hasil tes biasanya akan diketahui setelah beberapa hari.

Jika hasil tes menunjukkan positif, itu tidak berarti kamu pasti menderita kanker. Hasil positif bisa menunjukkan adanya peradangan atau perubahan sel kecil (displasia). Untuk memastikan kondisi tersebut, tes lanjutan biasanya diperlukan.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Hasil Pap Smear Positif?

Jika hasil pap smear menunjukkan positif, itu tidak berarti kamu terkena kanker serviks. Hasil positif menunjukkan adanya pertumbuhan sel abnormal, namun belum tentu sel tersebut berkembang menjadi kanker.

Dokter biasanya akan segera menjadwalkan pemeriksaan lanjutan menggunakan metode kolposkopi, yaitu pemeriksaan jaringan leher rahim, vulva, dan vagina dengan alat khusus bernama kolposkop yang mirip kaca pembesar. 

Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin akan mengambil sampel dari jaringan yang dianggap abnormal untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.

Penting untuk diingat bahwa hasil pap smear tidak selalu 100% akurat. Kadang bisa muncul hasil negatif palsu, yang mungkin terjadi karena pengambilan sampel yang sedikit atau karena sel abnormal tertutup oleh sel-sel lainnya. 

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter dan mengikuti saran atau prosedur yang dijadwalkan untuk pemeriksaan lanjutan.

Mengapa Pemeriksaan Pap Smear Penting?

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut data dari Kemenkes yang dikutip dari Global Burden Of Cancer Study (Globocan), total kasus kanker di Indonesia mencapai 396.914 kasus, dengan 234.511 di antaranya berakhir dengan kematian.

Kanker serviks menempati urutan kedua dengan 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker, setelah kanker payudara yang tercatat sebanyak 65.858 kasus atau 16,6 persen.

Salah satu faktor utama tingginya angka kematian akibat kanker adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini. 

Pada tahap awal, kanker sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi.

Beberapa faktor risiko kanker serviks meliputi aktivitas seksual di usia muda, berganti-ganti pasangan, kebiasaan merokok, memiliki banyak anak, status sosial ekonomi rendah, penggunaan pil KB, serta kondisi kesehatan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya deteksi dini untuk mencegah kanker serviks.

Sebagai penutup, dengan mempertimbangkan pentingnya deteksi dini, memahami biaya pap smear menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan reproduksi secara menyeluruh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index