JAKARTA - Harga Vaksin Rotavirus menjadi perhatian banyak orang tua yang ingin melindungi bayi mereka dari infeksi yang disebabkan oleh virus ini.
Rotavirus adalah virus yang menyerang sistem pencernaan dan menyebabkan gastroenteritis, dengan gejala seperti diare, demam ringan, dan muntah, terutama pada bayi.
Infeksi ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan dehidrasi parah yang berisiko mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
Penularannya sangat cepat dan dapat terjadi melalui jalur fecal-oral, yakni kontak dengan feses penderita yang mencemari makanan, minuman, atau benda di sekitar.
Dengan vaksinasi, risiko infeksi dapat ditekan. Maka, banyak orang tua yang bertanya tentang harga Vaksin Rotavirus untuk memastikan bayi mereka mendapatkan perlindungan terbaik.
Harga Vaksin Rotavirus
Terdapat dua jenis vaksin Rotavirus yang umum digunakan, yaitu monovalen dan pentavalen, masing-masing dengan rentang harga yang berbeda.
Harga vaksin Rotavirus jenis Rotarix (monovalen) berkisar sekitar Rp500 ribuan, sementara harga vaksin Rotateq (pentavalen) dipatok sekitar Rp400 ribuan.
Siapa yang Butuh Vaksin Rotavirus?
Vaksin Rotavirus sangat penting diberikan kepada bayi yang berusia di bawah 1 tahun, dengan dosis lengkap harus diterima sebelum bayi mencapai usia 8 bulan.
Hal ini karena pada usia tersebut, bayi lebih rentan terhadap infeksi yang dapat berakibat serius jika mereka mengalami diare berat. Pemberian vaksin ini dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan (untuk vaksin rotavirus pentavalen).
Mengapa Vaksin Rotavirus Penting?
Infeksi Rotavirus sering menyerang anak usia 3 hingga 35 bulan, dan bahkan dapat menjangkiti orang dewasa yang merawat anak penderita. Oleh karena itu, Vaksin Rotavirus menjadi salah satu vaksin yang sangat penting untuk diberikan.
Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penularan diare akibat rotavirus yang bisa menyerang siapa saja, terutama mengingat virus ini bisa bertahan hingga 10 hari meskipun gejalanya sudah mereda.
Vaksin Rotavirus juga dapat mengurangi risiko infeksi berat hingga 74 hingga 96 persen, yang pada gilirannya dapat menurunkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat diare karena rotavirus.
Jenis, Dosis, dan Waktu yang Tepat Pemberian Vaksin Rotavirus
1. Jenis Vaksin Rotavirus
Di Indonesia, terdapat dua jenis Vaksin Rotavirus yang digunakan, yaitu Vaksin Rotavirus Rotarix (Monovalen) dan Vaksin Rotavirus Rotateq (Pentavalen). Keduanya diberikan dalam bentuk tetes mulut (oral), bukan suntikan.
a. Vaksin Rotavirus Rotarix (Monovalen)
Vaksin Rotarix hanya mengandung satu strain rotavirus, sehingga disebut monovalen. Imunisasi dengan vaksin ini diberikan dua kali.
b. Vaksin Rotavirus Rotateq (Pentavalen)
Berbeda dengan Rotarix, Vaksin Rotateq mengandung lima strain rotavirus, dan oleh karena itu disebut pentavalen. Pemberian vaksin ini dilakukan tiga kali.
2. Dosis dan Waktu Pemberian Vaksin Rotavirus
Dosis Vaksin Rotavirus dapat bervariasi tergantung pada jenis vaksin yang digunakan. Biasanya, vaksin ini diberikan secara oral dengan dosis 2 ml. Namun, pada bayi, dosis ini bisa terasa cukup banyak, sehingga ada risiko vaksin dimuntahkan.
Oleh karena itu, pemberian vaksin sebaiknya dilakukan sebelum bayi menyusu untuk menghindari vaksin dimuntahkan setelah pemberian. Jika vaksin dimuntahkan, tidak disarankan untuk mengulanginya.
a. Vaksin Rotavirus Rotarix (Monovalen)
Dosis pertama vaksin ini diberikan ketika anak berusia 10 minggu, dan dosis kedua diberikan saat usia anak 14 minggu atau sebelum genap berusia 6 bulan.
b. Vaksin Rotavirus Rotateq (Pentavalen)
Untuk Vaksin Rotateq, pemberian dilakukan tiga kali: dosis pertama saat anak berusia 6 hingga 14 minggu (sekitar 2 bulan), dosis kedua dengan jeda 4 hingga 8 minggu (sekitar 4 bulan), dan dosis ketiga diberikan paling lambat saat usia anak mencapai 8 bulan.
Jika anak sudah berusia lebih dari 6 bulan (untuk Rotarix) atau 8 bulan (untuk Rotateq), vaksin tidak lagi diperlukan.
Vaksin ini dirancang untuk memberikan perlindungan pada bayi di bawah usia satu tahun, dan belum ada bukti yang menyarankan pemberian vaksin kepada anak di atas satu tahun.
Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Mendapat Vaksin Rotavirus
Sebelum memberikan Vaksin Rotavirus, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak agar mengetahui waktu yang tepat untuk pemberian vaksin ini.
Vaksin ini tidak dianjurkan untuk anak yang berusia lebih dari 8 bulan, karena belum ada bukti yang menunjukkan efektivitasnya di luar usia tersebut.
Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan anak tidak dapat menerima Vaksin Rotavirus:
-Usia kurang dari 6 minggu atau lebih dari 8 bulan
-Sedang sakit atau demam
-Menderita intususepsi, yaitu gangguan usus yang menyebabkan sebagian usus terlipat dan tersumbat
-Menderita penyakit severe combined immunodeficiency (SCID), yang memengaruhi kemampuan tubuh melawan infeksi
-Memiliki riwayat alergi terhadap Vaksin Rotavirus sebelumnya
-Bayi dengan cacat lahir yang mempengaruhi kandung kemih
-Alergi anafilaktik berat terhadap komponen Vaksin Rotavirus, yang mengancam jiwa
-Sedang menjalani perawatan dengan obat steroid atau obat kanker
-Mengalami penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS
Namun, dalam beberapa kasus, anak dengan gangguan sistem imun ringan masih bisa diberikan Vaksin Rotavirus, meskipun sebaiknya hal ini dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk memastikan keputusan yang tepat.
Pastikan untuk memberi informasi yang lengkap kepada dokter mengenai kondisi kesehatan anak agar bisa mendapatkan pertimbangan yang terbaik.
Efek Samping Vaksin Rotavirus
Seperti vaksin lainnya, pemberian Vaksin Rotavirus juga dapat menimbulkan efek samping, meskipun hal ini jarang terjadi. Beberapa efek samping ringan yang mungkin muncul antara lain reaksi alergi, muntah, mual, diare, atau anak menjadi lebih rewel.
Namun, efek samping tersebut biasanya hanya bertahan beberapa hari dan akan hilang dengan sendirinya.
Untuk efek samping yang lebih serius, meskipun jarang, anak bisa mengalami kesulitan bernapas, wajah yang tampak lebih pucat, detak jantung yang lebih cepat dari biasanya, hingga feses yang mengandung darah.
Selain itu, ada kemungkinan anak mengalami intususepsi, yaitu kondisi penyumbatan usus yang terjadi ketika sebagian usus melipat, sehingga menghambat aliran makanan dan cairan.
Pada kondisi ini, biasanya dibutuhkan prosedur pembedahan untuk penanganannya. Jika anak mengalami gejala-gejala berat tersebut, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang diperlukan.
Meski ada kemungkinan efek samping, Vaksin Rotavirus tetap dianjurkan karena terbukti efektif dalam mencegah diare akibat infeksi Rotavirus. Jadi, jangan ragu untuk membawa si kecil ke dokter agar bisa mendapatkan vaksin ini dengan aman!
Kontraindikasi Vaksin Rotavirus
Meskipun vaksin Rotavirus sangat penting, ada beberapa kondisi yang membuat pemberian vaksin ini tidak direkomendasikan. Berikut beberapa alasan mengapa vaksin ini lebih baik ditunda atau tidak diberikan:
-Adanya masalah kesehatan tertentu pada anak
-Anak sedang mengonsumsi obat tertentu untuk kondisi medis yang dialaminya
-Hipersensitivitas atau alergi terhadap kandungan dalam vaksin
-Menderita intususepsi, yaitu gangguan pencernaan yang menyebabkan sebagian usus tersumbat atau terlipat
-Mengalami kondisi Severe Combined Immunodeficiency (SCID), penyakit bawaan yang mempengaruhi kemampuan tubuh melawan infeksi
Jika anak mengalami salah satu kondisi di atas, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk memberikan vaksin Rotavirus.
FAQ
1. Bagaimana mengetahui anak terinfeksi Rotavirus?
Jika anak mengalami diare lebih dari dua hari disertai demam dengan suhu mencapai 39°C atau lebih, muntah darah, atau BAB berdarah, segera bawa ke dokter. Dokter akan melakukan tes darah dan pemeriksaan feses untuk mendiagnosis rotavirus.
Tes darah membantu mendeteksi infeksi dalam darah serta memeriksa kadar gula dan elektrolit. Sedangkan pemeriksaan feses digunakan untuk mengidentifikasi jenis kuman penyebab diare, termasuk mendeteksi antigen rotavirus.
Untuk meringankan biaya pengobatan infeksi Rotavirus, memiliki asuransi kesehatan bisa membantu menanggung biaya pengobatan.
2. Jika terinfeksi rotavirus, bagaimana pengobatan yang tepat?
Jika anak masih bisa makan dan minum sendiri, perawatan bisa dilakukan di rumah.
Pastikan anak banyak minum (ASI untuk balita di bawah 2 tahun dan air putih untuk anak yang lebih besar), konsumsi oralit, makan makanan bergizi seperti yang berkuah dan berkaldu, serta cukup istirahat.
Namun, jika gejalanya berat, sebaiknya anak dirawat di rumah sakit untuk pemulihan yang maksimal.
3. Bagaimana mencegah agar tidak terinfeksi rotavirus?
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi rotavirus antara lain:
-Menjaga kebersihan lingkungan dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah menggunakan toilet, buang air besar, atau mengganti popok bayi.
-Melakukan vaksinasi rotavirus sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter.
Sebagai penutup, untuk informasi lebih lanjut mengenai harga Vaksin Rotavirus, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan terdekat.