Dalam upaya memperkokoh budaya ilmiah unggul dan mendukung visi Indonesia Emas 2045, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti Kemdiktisaintek) menggelar Anjangsana Daring Penerima Beasiswa Pascasarjana Ongoing. Acara ini berhasil menarik partisipasi 702 penerima beasiswa dari berbagai program, di antaranya adalah Program Pendidikan Magister Menuju Sarjana Unggul (PMDSU), Tut Wuri Handayani, Indonesia Austria Scholarship Program (IASP), Beasiswa Kemitraan Indonesia (BKI), Circular Economy Scholarship Program (CESP), dan Dikti Coventry University.
Acara tersebut diadakan dengan tujuan untuk memperkuat komunikasi antara pemerintah dan penerima beasiswa serta membangun ekosistem ilmiah yang unggul. Dirjen Dikti, Khairul Munadi, menyampaikan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas. "Pendidikan tinggi bukan hanya sarana untuk memperoleh gelar akademik, tetapi juga investasi bagi masa depan bangsa. Sebagai penerima beasiswa, Anda adalah individu terpilih yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan berkontribusi bagi kemajuan Indonesia," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, I Gede Wenten, Staf Khusus Menteri Bidang Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, memaparkan materi berjudul Budaya Ilmiah Unggul. Ia menegaskan bahwa riset adalah pilar utama dalam mempersiapkan Indonesia menuju ekonomi berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economy). Institusi akademik dan riset adalah jantung pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Penguatan budaya ilmiah dan ekosistem inovasi harus menjadi prioritas dalam strategi pembangunan nasional agar Indonesia dapat bersaing di tingkat global, paparnya.
I Gede Wenten juga menekankan bahwa keberhasilan dalam riset tak semata mata bergantung pada dana, tetapi juga pada kreativitas dan kemandirian. Kemdiktisaintek akan selalu mendukung budaya ilmiah yang unggul, tetapi hal ini juga harus dibarengi dengan kreativitas dan kemandirian. Jangan menjadikan keterbatasan dana sebagai alasan untuk berhenti berkarya. Ia mengajak seluruh penerima beasiswa untuk menggunakan metode riset kreatif dan memperluas jejaring akademik yang bisa membuka peluang kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak.
Diskusi dalam acara ini memfokuskan juga pada strategi untuk memperkuat ekosistem riset di Indonesia. Salah satu aspek penting yang menjadi sorotan adalah membangun sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah. Kolaborasi yang kuat di antara ketiga pihak ini diharapkan bisa mendorong inovasi berbasis riset dan menghasilkan penelitian berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat. "Pendekatan praktis dan aplikatif memungkinkan penelitian untuk langsung diterapkan, terutama dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di Indonesia," tambah Wenten.
Mohamad Almas Prakasa, salah satu peserta anjangsana, turut memberikan pandangannya. Meskipun saat ini ada skeptisme dan sentimen negatif di masyarakat, termasuk di kalangan calon ilmuwan, peneliti, dan dosen, kita harus tetap bahu-membahu. Komitmen yang telah dibangun oleh Kemdiktisaintek tidak akan luntur. Kementerian selalu memiliki program yang baik untuk mendukung budaya ilmiah berbasis meritokrasi, sebagaimana yang digaungkan selama ini, ujarnya.
Dialog tersebut juga membahas tentang peningkatan publikasi ilmiah, strategi kolaborasi riset internasional, dan penyelesaian studi tepat waktu. Interaksi yang intens tampak dari antusiasme peserta selama sesi tanya jawab. Di akhir acara, Direktur Sumber Daya, Sri Suning, menyampaikan harapannya bahwa agenda tersebut dapat semakin mempererat sinergi dan memperkuat langkah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keunggulan akademik dan riset di tingkat global. Bonus demografi yang kita miliki semakin terbatas, dan justru di tangan kita para ilmuwan muda, peneliti, dan akademisi terletak tulang punggung masa depan bangsa. Oleh karena itu, kita harus saling mendukung, berkolaborasi, dan memastikan bahwa potensi ini benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan pembangunan negara, tambah Sri Suning.
Komitmen kuat untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang kompeten juga datang dari Dirjen Dikti. Ia menegaskan bahwa komunikasi yang erat antara pemerintah dan akademisi menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan riset yang produktif dan kompetitif. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Kemdiktisaintek bertekad untuk terus mendukung pengembangan sumber daya manusia yang unggul, guna mewujudkan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi berbasis pengetahuan pada 2045.