Kapal

Tragedi Kebakaran di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dua Kapal Terbakar Akibat Korsleting Listrik

Tragedi Kebakaran di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dua Kapal Terbakar Akibat Korsleting Listrik
Tragedi Kebakaran di Pelabuhan Sunda Kelapa, Dua Kapal Terbakar Akibat Korsleting Listrik

JAKARTA - Sebuah kejadian tragis menimpa Pelabuhan Sunda Kelapa yang terletak di Jakarta Utara pada Senin malam. Dua kapal, yakni Kapal Sinar Sembuluh dan Kapal Sagam Surya, dilaporkan terbakar saat bersandar di pelabuhan tersebut. Dugaan awal menunjukkan bahwa kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik. Insiden ini terjadi sekitar pukul 18.13 WIB, tepat saat umat Muslim bersiap untuk berbuka puasa.

Gatot Sulaeman, Kepala Seksi Operasi dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara, mengkonfirmasi penyebab kebakaran. Dalam keterangannya pada Selasa, 4 Maret 2025, Gatot menyatakan, "Penyebab utama kebakaran adalah korsleting listrik yang terjadi di ruang mesin Kapal Sinar Sembuluh."

Menurut kronologi kejadian, percikan api akibat korsleting di Kabin Sinar Sembuluh dengan cepat membesar dan menyebabkan kebakaran hebat. Narasumber menyebutkan, "Korsleting listrik pada kamar mesin di Kapal Sinar Sembuluh memicu kobaran api."

Api yang berkobar di kapal ini kemudian menjalar ke Kapal Sagam Surya yang bersandar tepat di sebelahnya. Saat kebakaran mulai membesar, kepanikan melanda pelabuhan. Sejumlah warga yang berada di lokasi segera berinisiatif melaporkan insiden tersebut ke pos pemadam kebakaran terdekat.

Menanggapi laporan tersebut, sebanyak 18 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian. Mobil-mobil tersebut datang lengkap dengan 90 petugas pemadam kebakaran yang siap mengendalikan situasi. Proses pemadaman dimulai sekitar pukul 18.21 WIB, dan tim bergerak dengan cepat untuk mencegah situasi menjadi lebih buruk.

Keberhasilan tim pemadam kebakaran dalam menjinakkan kobaran api bisa dibilang efisien. Api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 19.10 WIB, hanya sekitar satu jam setelah kebakaran dilaporkan. Proses pendinginan dilakukan untuk memastikan tidak ada sisa api yang dapat menyebabkan kebakaran kembali dan memerlukan waktu hingga sekitar 19.57 WIB. Seluruh proses pemadaman dinyatakan selesai pada pukul 22.05 WIB.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, yang terutama berkat upaya cepat dan sigap dari otoritas setempat serta warga sekitar. Meski demikian, kerugian materiil diperkirakan cukup besar, mengingat bahwa kedua kapal tersebut mengalami kerusakan yang signifikan akibat kobaran api.

Korsleting listrik seringkali menjadi salah satu penyebab utama kebakaran di kapal-kapal, terutama yang sedang bersandar. Kasus ini membuka kembali catatan penting mengenai perlunya peningkatan standar keselamatan dan pemeriksaan rutin sistem kelistrikan di atas kapal untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.

Gatot mengingatkan, "Pemeriksaan rutin dan pemeliharaan sistem kelistrikan sangat penting dalam menghindari insiden kebakaran akibat korsleting. Kami akan meningkatkan pengawasan untuk memastikan hal ini tidak terulang."

Pihak otoritas pelabuhan juga berupaya melakukan investigasi lebih lanjut untuk menentukan penyebab pasti dari korsleting listrik yang terjadi. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi apakah ada kelalaian atau kondisi teknis tertentu yang menyebabkan insiden ini.

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh operator kapal dan industri pelayaran di Indonesia. Diharapkan, dengan pemahaman dan penerapan standar keselamatan yang lebih baik, risiko kebakaran akibat korsleting dapat diminimalkan di masa depan. Otoritas terkait diharap mengambil langkah tegas untuk memastikan bahwa seluruh kapal yang beroperasi di wilayah ini mematuhi peraturan keselamatan yang ketat.

Dalam konteks regional, kejadian ini juga memicu perhatian terhadap keselamatan pelayaran, mengingat bahwa pelabuhan-pelabuhan sering kali menjadi pusat dari berbagai aktivitas logistik yang melibatkan kapal-kapal niaga. Keamanan tidak hanya penting bagi pemilik kapal, tetapi juga bagi ekonomi lokal dan nasional yang sangat bergantung pada kelancaran arus barang melalui laut.

Melalui insiden kebakaran ini, dibutuhkan juga kesadaran dari semua pihak yang terlibat dalam operasi pelabuhan dan kelautan untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman, tidak hanya bagi personel di darat dan kapal, tetapi juga bagi komunitas yang lebih luas yang bergantung pada industri ini.

Seiring penyusunan laporan akhir oleh otoritas kompeten, masyarakat dan pihak-pihak terkait diharapkan dapat segera mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai langkah-langkah pencegahan dan tindakan korektif yang akan diterapkan setelah insiden yang mengejutkan ini. Ke depan, perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja di sektor maritim harus menjadi prioritas utama untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index