BMKG

Pemprov DKI Jakarta dan BMKG Berkolaborasi untuk Mitigasi Banjir, Langkah menuju Jakarta Lebih Aman

Pemprov DKI Jakarta dan BMKG Berkolaborasi untuk Mitigasi Banjir, Langkah menuju Jakarta Lebih Aman
Pemprov DKI Jakarta dan BMKG Berkolaborasi untuk Mitigasi Banjir, Langkah menuju Jakarta Lebih Aman

JAKARTA - Ibu Kota DKI Jakarta kembali diuji oleh bencana banjir yang menyerang berbagai wilayah. Sebagai upaya untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bergandengan tangan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam menggelar rapat koordinasi untuk mitigasi banjir. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi dampak bencana banjir yang berulang kali melanda Jakarta.

Kolaborasi dengan BMKG, Langkah Sekarang, Pencegahan Esok

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menekankan pentingnya berkolaborasi dengan BMKG untuk memastikan bahwa prediksi cuaca dilakukan dengan pendekatan berbasis data dan bukan sekadar perkiraan subjektif. "BMKG diperlukan agar bisa bekerja dengan metode, bukan hanya berdasarkan feeling," ujar Rano Karno dalam pernyataannya saat meninjau Sodetan Ciliwung di Jakarta Timur pada hari Senin (3/3). Rano menambahkan bahwa pengetahuan cuaca setidaknya satu pekan ke depan sangat penting untuk mencegah bencana banjir di wilayah Jakarta.

Kendala dan Tantangan dalam Mitigasi Banjir

Meski memiliki pengalaman dalam mengatasi masalah saluran air sebelumnya saat menjabat di Banten, Rano mengakui bahwa Jakarta menghadapi situasi yang lebih kompleks. Persoalan tersebut menuntut pemahaman yang lebih mendalam. Salah satu solusi ideal yang dipandang efektif adalah memperluas sungai-sungai di Jakarta. Namun, hal ini membutuhkan kerja sama dan dukungan dari semua pihak terkait, termasuk pemerintahan, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat.

Tidak hanya masalah saluran air, solusi lain seperti penawaran tempat tinggal di rumah susun bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir juga diupayakan. Sayangnya, kebanyakan warga masih menolak untuk pindah ke rusun. "Saya sedang mempromosikan rumah susun. Pemprov akan memiliki rumah susun di daerah Jagakarsa dengan tiga tower, tetapi pembangunannya belum selesai," ujar Rano dengan nada optimis, seraya menyebutkan bahwa perubahan kebiasaan tinggal dari rumah tapak ke rumah susun memang butuh waktu.

Tanggapan Warga terhadap Banjir, Bertahan di Tengah Ketidakpastian

Banjir kali ini telah melanda 28 Rukun Tetangga di Jakarta Timur dan Selatan. Meski begitu, banyak warga menyatakan sudah terbiasa dengan banjir yang datang, bahkan ketika terjadi pergantian gubernur. "Mereka menolak dievakuasi," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta, Mohamad Yohan, menegaskan kondisi di lapangan. Petugas tetap menyediakan posko pengungsian pada setiap kelurahan untuk memastikan bahwa warga tetap terlayani, serta menyiapkan tenda darurat di kelurahan yang rawan banjir.

Pada saat berita ini ditulis, baru 57 warga yang mengungsi akibat banjir tersebut, terdiri dari warga di Kelurahan Kampung Melayu dan Bidara Cina. "Kami juga telah mendistribusikan makanan siap saji sebanyak 1.000 boks," tambah Yohan. Menurutnya, banjir kali ini adalah dampak dari meluapnya Kali Ciliwung yang diperburuk oleh kenaikan status dari Bendung Katulampa di Bogor.

Pantauan dan Pemantauan adalah Upaya Mencegah Bertambahnya Korban

Bendung Katulampa di Bogor mengalami kenaikan status hingga siaga 1 atau bahaya pada pukul 21.30 WIB, menyusul hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut. Sementara itu, Pos Pantau Depok juga mencatat status siaga 1 pada pukul 00.30 WIB, dan Pos Pantau Angke Hulu menetapkan siaga 3 pada pukul 23.00 WIB, yang berdampak langsung menyebabkan banjir di beberapa lokasi di Jakarta.

Wagub Rano Karno secara langsung meninjau situasi di lokasi pengungsian, termasuk di SDN Kampung Melayu 01/02, serta memberikan bantuan secara langsung kepada para korban. Di lokasi ini, tercatat sebanyak 365 jiwa mengungsi, kebanyakan dari mereka adalah lansia serta bayi dan balita. Rano terlihat berdialog dengan pengungsi, menanyakan kebutuhan dan mendengarkan keluhan mereka.

Penawaran Pemindahan ke Rusun, Sebuah Solusi Jangka Panjang

Kunjungan Rano ke lokasi pengungsian tidak hanya sekedar seremonial, melainkan juga kesempatan untuk menawarkan solusi jangka panjang berupa pemindahan ke rumah susun (rusun). Sayangnya, mayoritas warga lebih nyaman bertahan di tempat tinggal lama mereka, meskipun risiko banjir kian mengancam. Rano menyatakan niatnya untuk terus mempromosikan rumah susun ini agar warga lebih aman dan nyaman dari ancaman banjir ke depannya.

Mitigasi Banjir Memerlukan Kerja Sama Semua Pihak

Dalam menghadapi ancaman banjir yang terus berulang, kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dan BMKG merupakan langkah strategis untuk mengurangi dampak bencana ini. Meskipun menghadapi berbagai tantangan di lapangan, mulai dari kondisi geografi hingga sikap warga, komitmen pemerintah dalam mencari solusi jangka panjang patut diapresiasi. Dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan berbasis data, diharapkan kedepannya mengurangi dampak dari bencana banjir yang seharusnya bisa diantisipasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index