Proyek Tol

Mega Proyek Tol Getaci Menerobos Kabupaten Ciamis, Membentang di 24 Desa dan 4 Kecamatan

Mega Proyek Tol Getaci Menerobos Kabupaten Ciamis, Membentang di 24 Desa dan 4 Kecamatan
Mega Proyek Tol Getaci Menerobos Kabupaten Ciamis, Membentang di 24 Desa dan 4 Kecamatan

JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan infrastruktur transportasi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat. Salah satu proyek ambisius yang kini menjadi perhatian publik adalah pembangunan Jalan Tol Getaci yang dirancang membentang sepanjang 206,65 kilometer, menjadikannya tol terpanjang di Indonesia setelah rampung kelak. Rencana pembangunan tol ini akan melintasi dua provinsi besar di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Desa dan Kecamatan di Ciamis yang Terdampak

Di wilayah Kabupaten Ciamis, tol ini akan menembus sebanyak 24 desa di 4 kecamatan, mengubah lanskap daerah ini selamanya. Berikut adalah daftar desa dan kecamatan yang akan terdampak proyek ini ;

1. Kecamatan Banjarsari, Termasuk Desa Ciherang, Ratawangi, Ciulu, Purwasari, Cibadak, Cicapar, Sindangasih, Sindanghayu, dan Sindangsari.

2. Kecamatan Ciamis, Terdampak khususnya adalah Desa Linggasari.

3. Kecamatan Pamarican Meliputi Desa Neglasari, Pamarican, Sidaharja, Sukajadi, Bangunsari, Kertahayu, Margajaya, dan Sukamukti.

4. Kecamatan Cidolog Desa-desa seperti Cidolog, Ciparay, Hegarmanah, dan Janggala juga masuk dalam proyek ini.

Proyek Tol Getaci adalah bagian dari pengembangan jaringan tol nasional yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, mempercepat distribusi barang, dan meningkatkan aksesibilitas ke daerah daerah pedalaman.

Kendala dalam Proses Lelang

Namun, perjalanan menuju terwujudnya mega proyek ini tidaklah mulus. Dalam prosesnya, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah melakukan evaluasi terhadap dokumen prakualifikasi para peserta lelang. Hasilnya, seperti yang telah diumumkan dalam pengumuman nomor 24/BPJT/L/GTCM/2024, dua konsorsium peserta lelang dinyatakan tidak lulus.

"Kami telah evaluasi semua dokumen prakualifikasi yang diserahkan. Sayangnya, dua konsorsium tidak memenuhi syarat yang ditetapkan," ujar Sony Sulaksono Wibowo, Ketua Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Getaci. Konsorsium pertama adalah PT Trans Persada Sejahtera-PT Wiranusantara Bumi dan yang kedua adalah PT Dayamulia Turangga hingga PT China State Construction Overseas Development Shanghai.

Bagi peserta yang merasa tidak puas dengan hasil tersebut, Sony mengungkapkan bahwa panitia memberikan kesempatan untuk pengajuan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya lima hari kerja setelah pengumuman dilakukan.

Spesifikasi dan Struktur Tol Getaci

Menghadirkan tol sepanjang 206,65 kilometer adalah pekerjaan yang memerlukan perencanaan matang dan eksekusi yang tepat. Jalan tol ini akan dibagi menjadi empat seksi:

1. Seksi 1, Junction Gedebage hingga Garut Utara sepanjang 45,20 kilometer.
2. Seksi 2, Garut Utara hingga Tasikmalaya sepanjang 50,32 kilometer.
3. Seksi 3, Tasikmalaya hingga Patimuan sepanjang 76,78 kilometer.
4. Seksi 4, Patimuan hingga Cilacap sepanjang 34,35 kilometer.

Dengan total panjang 206,65 kilometer, tol ini akan menggantikan Tol Terbanggi Besar hingga Pematang Panggang hingga Kayu Agung (Terpeka) sebagai tol terpanjang yang saat ini membentang sejauh 189 kilometer.

Dari sisi struktur, tol ini akan memiliki 9 simpang susun dan 1 junction, yakni Junction Gedebage yang terkoneksi ke Jalan Tol Padalarang hingga Cileunyi (Padaleunyi). Jalan tol ini akan dirancang dengan spesifikasi teknis mencakup dua jalur (2x2) dengan lebar masing masing 3,6 meter, serta dibangun dengan desain struktur at grade sepanjang 175,27 kilometer, struktur elevated 22,26 kilometer, dan pile slab 9,12 kilometer.

Harapan dan Tantangan

Pembangunan Jalan Tol Getaci diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat seperti meningkatkan perekonomian lokal, mempercepat distribusi barang dan jasa, serta menciptakan lapangan kerja baru. Namun, proyek sebesar ini juga menghadirkan tantangan tersendiri, termasuk dalam penanganan sosio ekonomi masyarakat yang terdampak langsung oleh pembangunan infrastruktur tersebut.

“Pembangunan tol ini memang memiliki dampak signifikan, terutama terhadap mereka yang tinggal di jalur pembangunan. Namun, kita semua berharap dampak positif proyek ini jauh lebih besar dalam jangka panjang," tambah Sony.

Dari sisi pemerintah, terbuka komunikasi dan kerja sama dengan masyarakat setempat sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif. Sosialisasi dan negosiasi secara transparan dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Pemerintah diharapkan bisa menerapkan kebijakan yang adil guna menjembatani kepentingan pembangunan infrastruktur dan kelangsungan hidup masyarakat lokal.

Melihat berbagai aspek dari pembangunan Tol Getaci ini, jelas bahwa proyek ini bukan hanya proyek konstruksi semata, tetapi juga proyek sosial yang membutuhkan perhatian lebih dalam pelaksanaannya. Dengan langkah-langkah yang tepat, Tol Getaci berpotensi menjadi solusi bagi berbagai tantangan transportasi yang ada saat ini di Pulau Jawa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index