harga obat Tramadol

Daftar Lengkap Harga Obat Tramadol dan Aturan Pemakaiannya

Daftar Lengkap Harga Obat Tramadol dan Aturan Pemakaiannya
harga obat Tramadol

JAKARTA - Harga obat Tramadol merupakan pilihan yang banyak dicari untuk pereda nyeri dengan efek yang lebih kuat dibandingkan obat pereda nyeri lain. 

Obat ini banyak ditemukan di apotek-apotek terdekat dan harganya cukup terjangkau karena termasuk dalam kategori obat generik.

Tramadol bekerja dengan cara sentral, memiliki potensi yang setara dengan 1/10 dari morfin, obat pereda nyeri yang paling kuat. 

Sebagai obat analgesik, Tramadol efektif untuk mengatasi berbagai jenis nyeri, baik itu nyeri akut maupun kronis, dengan intensitas dari rendah hingga sedang. 

Penyakit seperti fibromyalgia, yang menyebabkan rasa sakit kronis di seluruh tubuh, sering kali diobati dengan Tramadol.

Meskipun Tramadol cukup efektif, obat ini tergolong opioid yang dapat memengaruhi otak dan sistem saraf dalam merespons rasa sakit. Karena kekuatan efeknya, ada beberapa individu yang menyalahgunakan Tramadol, bahkan berisiko kecanduan. 

Oleh karena itu, penggunaannya harus sesuai dengan anjuran dokter dan tidak disalahgunakan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai cara kerja, dosis, dan peraturan penggunaan, serta harga obat Tramadol yang dapat bervariasi, kamu bisa mencari referensi dari sumber-sumber terpercaya. 

Walaupun ada potensi penyalahgunaan, Tramadol masih tersedia di berbagai apotek di Indonesia dengan berbagai pilihan harga dan merek.

Daftar Harga Obat Tramadol

Harga obat Tramadol di Indonesia bervariasi, tergantung pada merek, dosis, dan bentuk sediaannya. Obat ini tersedia dalam berbagai pilihan merek di apotek, dengan setiap varian menawarkan harga yang berbeda. 

Tramadol sering diresepkan oleh dokter untuk mengatasi nyeri dan bisa ditemukan dengan mudah di apotek-apotek terdekat.

1. Harga Tramadol Tramal

Tramal adalah obat analgesik opiat yang diproduksi oleh Phapros, mengandung 50 mg tramadol dalam berbagai bentuk sediaan, seperti kapsul, supositoria, dan injeksi. 

Di apotek, Tramal lebih sering ditemukan dalam bentuk kapsul, meski beberapa apotek juga menyediakan supositoria.

Kapsul Tramal dijual dengan harga sekitar Rp150 ribu per strip yang berisi 10 kapsul. Sementara supositoria dijual sekitar Rp15 ribu untuk satu strip berisi 5 supositoria, atau Rp150 ribu per boks.

Tramal injeksi tersedia dalam bentuk ampul 5 ml, dengan harga sekitar Rp165 ribu per boks yang berisi 5 ampul. Pemilihan sediaan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

2. Harga Tramadol Forgesik 50 mg

Forgesik, yang diproduksi oleh Bernofram, mengandung tramadol hidroklorida sebanyak 50 mg dan digunakan untuk meredakan nyeri akut, kronis, serta nyeri setelah operasi. 

Forgesik dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dan anak-anak di atas 14 tahun.

Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan injeksi. 

Di apotek, Forgesik dijual dalam bentuk strip berisi 10 tablet dengan harga sekitar Rp45 ribu, dan dalam bentuk dus berisi 5 strip.

3. Harga Tramadol Dolgesik 50 mg

Dolgesik, yang mengandung tramadol hidroklorida, diproduksi oleh Mersifarma Tirmaku Mercusana. Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi dan tablet, berguna untuk mengatasi nyeri akut, kronis, serta nyeri pascaoperasi.

Dolgesik bekerja dengan memengaruhi reaksi kimia di otak untuk mengurangi sensasi rasa sakit. Karena termasuk obat keras, Dolgesik hanya dapat digunakan dengan resep dokter.

Harga Dolgesik per boks, yang berisi 5 strip masing-masing 10 kapsul 50 mg, sekitar Rp100 ribu.

4. Harga Tramadol Tradosik 50 mg

Tradosik, yang diproduksi oleh Sanbe Farma, mengandung tramadol 50 mg dan digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Sebagai obat keras, penggunaannya harus sesuai dengan dosis yang ditentukan oleh dokter.

Harga Tradosik di apotek berkisar Rp6 ribu per tablet, atau sekitar Rp65 ribu hingga Rp95 ribu per strip yang berisi 10 kapsul.

Cara Kerja Obat Tramadol

Tramadol hidroklorida adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri sedang hingga berat, termasuk nyeri kronis seperti pada penderita fibromyalgia. 

Tramadol termasuk dalam golongan obat analgesik opiat atau narkotika, yang juga mencakup morfin, kodein, dan hidrokodon.

Jika dibandingkan dengan ibuprofen dan jenis obat pereda nyeri lainnya, tramadol memiliki potensi yang lebih kuat. Obat ini diklaim memiliki potensi sekitar satu per sepuluh dari morfin, yang merupakan salah satu obat pereda nyeri terkuat.

Cara kerja tramadol adalah dengan mempengaruhi cara otak dan sistem saraf merespons rasa sakit. Secara alami, tramadol bekerja dengan cara menyerupai senyawa endorfin tubuh. 

Endorfin ini mengikat reseptor saraf, mengurangi pesan rasa sakit yang dikirimkan tubuh ke otak. 

Selain menghambat rasa sakit, tramadol juga dapat memberikan sensasi menyenangkan, menenangkan, dan euforia, yang bisa meniru perasaan mabuk atau terbuai.

Penggunaan tramadol dapat menyebabkan penurunan detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, serta pernapasan, yang pada gilirannya membantu meredakan stres dan menambah rasa relaksasi. 

Sensasi ini menjadi alasan mengapa tramadol sering disalahgunakan oleh individu yang kecanduan obat-obatan.

Meskipun tramadol termasuk dalam kategori obat dengan potensi ketergantungan yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan narkotika lainnya, penggunaan jangka panjang atau melebihi dosis yang direkomendasikan oleh dokter tetap berisiko menyebabkan ketergantungan.

Efek Samping Obat Tramadol

Obat tramadol tidak cocok untuk semua orang, dan karena termasuk dalam kategori obat keras, penggunaannya harus selalu di bawah pengawasan dokter. 

Setelah mengonsumsi tramadol, beberapa efek samping umum dapat muncul, yang paling sering dirasakan adalah rasa tidak nyaman pada tubuh dan pusing. Selain itu, ada beberapa efek samping lain yang juga sering terjadi, di antaranya:

-Sakit kepala: Pastikan untuk beristirahat yang cukup dan banyak minum cairan. Hindari alkohol karena dapat meningkatkan rasa mengantuk ketika dikombinasikan dengan tramadol.

-Mengantuk, lelah, atau melamun: Efek ini umumnya bersifat sementara dan akan hilang seiring tubuh beradaptasi dengan tramadol.

-Muntah: Konsumsi makanan ringan seperti bubur dan hindari makanan pedas atau berat.

-Sembelit: Perbanyak konsumsi serat dari buah dan sayuran segar, serta banyak minum air. Aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau berenang juga dapat membantu.

-Mulut kering: Cobalah mengunyah permen karet bebas gula atau permen tanpa gula.

Berkeringat: Kenakan pakaian ringan dan pastikan ruangan memiliki pendingin udara atau kipas angin. Jika gejala berlanjut, segera konsultasikan ke dokter.

-Lesu: Beritahu dokter jika kamu merasa sangat lesu agar bisa mendapatkan obat pengganti atau dosis tramadol yang lebih sesuai.

Efek samping yang lebih serius juga bisa terjadi, meski jarang, seperti:

-Sesak napas atau napas pendek-pendek

-Pusing, lemas, atau lesu (tanda-tanda tekanan darah rendah)

-Halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada)

-Linglung

-Tidur sangat lelap

-Kesulitan atau tidak bisa buang air kecil

Beberapa orang mungkin juga mengalami kejang atau reaksi alergi serius, termasuk anafilaksis, yang memerlukan penanganan medis segera. Jika efek samping serius muncul, segera hubungi dokter atau rumah sakit.

Dosis Obat Tramadol

Dosis tramadol yang diresepkan akan bervariasi untuk setiap individu, tergantung pada tingkat keparahan nyeri yang dialami dan respons terhadap obat pereda nyeri sebelumnya.

Untuk mengatasi nyeri sedang pada orang dewasa (17 tahun ke atas), dosis yang direkomendasikan adalah 50-100 mg secara oral setiap 4-6 jam, sesuai dengan kebutuhan untuk meredakan nyeri. Dosis maksimum yang boleh dikonsumsi dalam sehari adalah 400 mg.

Sedangkan untuk nyeri kronis pada orang dewasa (18 tahun ke atas), dosis yang disarankan adalah 100 mg secara oral sekali sehari, dengan dosis maksimum 300 mg per hari.

Bagi pasien lansia berusia di atas 75 tahun, dosis maksimal untuk setiap jenis nyeri adalah 300 mg per hari. Tramadol tidak dianjurkan untuk anak-anak yang berusia di bawah 17 tahun.

Dosis tidak boleh diubah tanpa pengawasan dan persetujuan dari dokter. Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dosis yang diberikan, baik itu lebih banyak atau lebih sedikit.

Kontraindikasi Obat Tramadol

Tramadol tidak cocok untuk semua orang, karena beberapa kelompok individu dapat merasakan efek yang berbeda setelah mengonsumsi obat ini. Dalam kasus yang jarang terjadi, tramadol bahkan bisa berisiko menyebabkan kematian.

Obat ini juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain. Jika kamu sedang mengonsumsi obat lain saat diresepkan tramadol, sebaiknya pastikan terlebih dahulu apakah kedua obat tersebut bisa berinteraksi.

1. Interaksi obat

Menggunakan tramadol hidroklorida bersamaan dengan obat lain bisa menimbulkan interaksi yang membahayakan. 

Hindari penggunaan tramadol bersama dengan obat antipsikotik, obat penenang, obat pengencer darah (seperti warfarin), atau obat yang mengandung kodein.

Namun, penggunaan tramadol bersamaan dengan obat pereda nyeri yang lebih ringan seperti paracetamol, ibuprofen, dan aspirin umumnya aman dan tidak menyebabkan interaksi.

2. Kelompok berisiko

Selain interaksi dengan obat lain, tramadol juga bisa menyebabkan kontraindikasi pada kelompok orang dengan kondisi kesehatan tertentu. Obat ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil atau yang sedang menjalani program kehamilan, serta ibu yang sedang menyusui.

Tramadol juga tidak boleh digunakan oleh orang yang memiliki masalah kesehatan seperti gangguan hati, penyakit jantung, atau gangguan ginjal.

Selain itu, tramadol sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak di bawah 12 tahun. Hindari juga mengonsumsinya bersamaan dengan alkohol atau obat-obatan yang menyebabkan kantuk atau memperlambat pernapasan.

Pasien dengan masalah pernapasan akut, penyumbatan di perut atau usus, serta yang mengonsumsi obat penenang juga sebaiknya tidak mengonsumsi tramadol.

Aturan Pemakaian Obat Tramadol

Menggunakan tramadol harus sesuai dengan petunjuk dan resep dokter, tidak boleh sembarangan. Obat ini bisa dikonsumsi baik sebelum atau sesudah makan, namun yang terpenting adalah mengonsumsinya saat rasa sakit mulai muncul.

Ketika pertama kali mengonsumsi tramadol, hentikan penggunaan semua obat opioid lainnya. Tramadol bisa dikonsumsi dengan makanan atau tanpa makanan, tetapi pastikan untuk meminumnya pada waktu yang sama setiap hari.

Penggunaan tramadol yang tidak sesuai dengan anjuran dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan, ketergantungan, bahkan kematian. 

Jika kamu merasa dorongan kuat untuk terus mengonsumsi tramadol, segera konsultasikan dengan dokter untuk mencegah kecanduan.

Jangan pernah memberikan tramadol yang kamu miliki kepada orang lain, terutama mereka yang memiliki riwayat kecanduan obat-obatan atau narkotika. Menjual obat ini tanpa izin dapat dikenakan sanksi pidana.

Berhenti mengonsumsi tramadol secara mendadak dapat menyebabkan gejala withdrawal syndrome atau putus obat, seperti sakit kepala, diare, atau gemetar. 

Jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut setelah menghentikan penggunaan tramadol, segera periksakan diri ke dokter.

Jika kamu juga mengonsumsi obat-obatan lain seperti Neurobion, Cataflam, obat batuk, atau Rhinos, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. 

Jangan sembarangan membeli obat di apotek atau toko obat, dan pastikan kamu memeriksa kandungan obat sebelum mengonsumsinya.

Yang Perlu Diperhatikan sebelum Mengonsumsi Obat Tramadol

Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum mengonsumsi tramadol. Pastikan kamu benar-benar memahami cara penggunaan yang tepat, dosis yang harus diambil, serta potensi efek samping yang mungkin timbul.

Hindari mengonsumsi alkohol bersamaan dengan tramadol, karena hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping berbahaya bahkan hingga kematian. 

Selain itu, hindari berkendara atau melakukan aktivitas yang berisiko tinggi setelah mengonsumsi tramadol, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan mengantuk.

Simpan tramadol di tempat yang sejuk dan jauhkan dari paparan sinar matahari langsung. Pastikan obat ini disimpan di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak.

Tramadol Sebabkan Kecanduan?

Karena efek yang ditimbulkan setelah mengonsumsi tramadol dianggap menyenangkan, banyak pecandu obat yang menyalahgunakan obat ini. Selain itu, mengonsumsinya tidak sesuai dengan resep dokter atau dalam jangka panjang dapat menyebabkan kecanduan.

Padahal, tramadol hanya dapat digunakan di bawah pengawasan dokter atau tenaga medis profesional. Oleh karena itu, siapa pun yang membagikan atau menjual tramadol secara bebas dapat dikenakan sanksi pidana.

Obat ini juga sering disalahgunakan sebagai obat tidur atau antidepresan. Tramadol memberikan sensasi melayang dan ketagihan mirip dengan morfin meski dalam dosis kecil.

Setelah penggunaan tramadol dalam waktu lama, tubuh dapat mengembangkan toleransi terhadap efek obat ini. Ketika berhenti menggunakan tramadol, pasien bisa merasakan gejala putus obat, seperti mudah marah, depresi, dan gejala mirip flu.

Gejala putus obat ini merupakan tanda umum bahwa seseorang telah mengalami ketagihan atau kecanduan tramadol. Gejala lainnya termasuk keinginan untuk terus mengonsumsinya, masalah hubungan, dan penggunaan tramadol yang tidak terkendali.

Jika kamu diresepkan tramadol oleh dokter dan harus menjalani tes NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif), pastikan untuk memberi tahu petugas yang melakukan tes.

Kamu juga bisa meminta dokter yang meresepkan untuk memberikan surat keterangan medis yang menjelaskan bahwa penggunaan tramadol diberikan atas indikasi medis.

Sebagai penutup, pastikan selalu memeriksa harga obat Tramadol di apotek terdekat dan konsultasikan dengan dokter untuk penggunaan yang tepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index