Reksadana Indeks adalah

Reksadana Indeks adalah Contoh hingga Cara Investasinya

Reksadana Indeks adalah Contoh hingga Cara Investasinya
Reksadana Indeks adalah

JAKARTA - Reksadana Indeks adalah salah satu instrumen investasi yang kini semakin diminati. Apa itu reksadana indeks?

Jika sebelumnya reksadana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran lebih dikenal, kini reksadana indeks mulai menarik perhatian investor.

Menurut laporan Kontan, minat terhadap reksadana indeks terus meningkat, terbukti dari lonjakan dana kelolaan sebesar 135% dalam kurun waktu 2018 hingga 2020. 

Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak investor yang melihat potensi dari instrumen ini. Pada dasarnya, Reksadana Indeks adalah pilihan investasi yang patut dipertimbangkan.

Lalu, sebenarnya apa itu reksadana indeks? Apa saja keunggulan dan kekurangannya dibandingkan instrumen investasi lain seperti saham? 

Dalam pembahasan kali ini, kita akan mengulas lebih dalam mengenai pengertian, manfaat, serta cara membeli reksadana indeks.

Reksadana Indeks adalah

Reksadana Indeks adalah salah satu jenis reksadana yang mengacu pada indeks tertentu dan dirancang untuk mencerminkan pergerakan indeks tersebut. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di instrumen ini, ada baiknya memahami konsep dasarnya. 

Indeks yang digunakan bisa berupa indeks saham maupun indeks obligasi, dan investasi yang dilakukan akan mengikuti komposisi indeks acuannya.

Dalam beberapa aspek, reksadana indeks memiliki kemiripan dengan reksadana terbuka karena dapat diperjualbelikan kapan saja di bursa

. Transparansi menjadi salah satu keunggulannya, sehingga cocok bagi investor yang ingin melihat dengan jelas bagaimana dana mereka dikelola. Proses pembelian, manfaat, risiko, serta kewajiban reksadana ini tidak jauh berbeda dengan jenis reksadana lainnya.

Perbedaan utama antara reksadana indeks dan reksadana konvensional terletak pada pendekatan pengelolaannya. Jika reksadana konvensional berupaya mengungguli tolok ukurnya, maka reksadana indeks justru bertujuan untuk meniru kinerjanya. 

Pengelolaan portofolionya dilakukan secara pasif, mengikuti pergerakan pasar. Artinya, jika indeks acuannya naik, maka nilai reksadana indeks pun ikut naik, begitu pula sebaliknya jika pasar mengalami penurunan.

Keuntungan Reksadana Indeks

1. Biaya Lebih Efisien

Salah satu keunggulan dari instrumen investasi ini adalah biaya yang lebih hemat dibandingkan jenis reksadana lainnya. Karena dikelola secara pasif, reksadana ini tidak memerlukan banyak tenaga analis untuk menentukan strategi investasi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, portofolio investasi dalam reksadana ini dirancang agar sesuai dengan indeks acuannya. 

Dengan pendekatan tersebut, aktivitas jual beli saham dalam portofolio tidak dilakukan secara aktif, sehingga biaya transaksi dapat ditekan. 

Oleh karena itu, beban biaya manajemen yang ditanggung investor menjadi lebih rendah dibandingkan reksadana konvensional.

2. Risiko Lebih Terkendali

Reksadana indeks memiliki tingkat risiko yang lebih terukur dibandingkan beberapa instrumen investasi lainnya. Karena kinerjanya mengikuti indeks acuan, fluktuasi yang terjadi cenderung lebih stabil dan tidak terlalu agresif.

Sebaliknya, dalam reksadana konvensional, strategi yang diterapkan manajer investasi sangat menentukan hasil akhirnya. Jika pengelolaan tidak berjalan dengan baik, maka return yang diperoleh pun bisa mengecewakan. 

Dengan mengikuti pergerakan indeks, reksadana indeks menawarkan pendekatan yang lebih aman bagi investor yang menginginkan kestabilan.

3. Transparansi yang Lebih Baik

Keunggulan lain dari reksadana indeks terletak pada tingkat transparansinya. Investor dapat dengan mudah memantau komposisi aset yang ada di dalam portofolio karena strukturnya mengikuti indeks yang menjadi acuannya.

Dengan adanya transparansi ini, investor dapat lebih tenang karena mengetahui secara pasti aset apa saja yang menjadi bagian dari investasinya. 

Risiko terhadap aset yang kurang likuid pun dapat diminimalkan karena semua informasi mengenai portofolio dapat diakses dengan lebih jelas.

Kekurangan Reksadana Indeks

1. Terpengaruh oleh Kondisi Pasar

Sebelumnya kita telah membahas bahwa mengikuti indeks acuan dapat mengurangi risiko investasi yang terlalu agresif. Namun, di sisi lain, hal ini juga menjadi kelemahan tersendiri bagi reksadana indeks.

Karena instrumen ini bergerak sesuai dengan pergerakan pasar tanpa adanya intervensi aktif dari manajer investasi, ketika pasar sedang mengalami tren positif, nilai investasi ikut meningkat. 

Sebaliknya, ketika pasar melemah, nilai investasi pun ikut turun. Minimnya intervensi manusia dalam pengelolaan membuat reksadana ini sepenuhnya bergantung pada kondisi pasar.

2. Keterbatasan dalam Fleksibilitas

Dibandingkan dengan reksadana konvensional, reksadana indeks memiliki fleksibilitas yang lebih rendah. Sebagai contoh, jika kamu membeli reksadana indeks IDX30, maka pilihan investasimu terbatas pada 30 saham yang termasuk dalam indeks tersebut.

Artinya, kamu tidak bisa berinvestasi pada saham lain di luar indeks yang sudah kamu pilih.

3. Potensi Keuntungan yang Tidak Maksimal

Kekurangan lainnya masih berkaitan dengan fleksibilitas yang terbatas. Jika ada saham yang sedang mengalami kenaikan signifikan namun tidak termasuk dalam indeks yang sudah kamu beli, maka kamu tidak bisa ikut memanfaatkan peluang tersebut.

Sebagai contoh, jika kamu sudah memiliki reksadana indeks IDX30 dan ada saham di luar daftar IDX30 yang sedang mengalami lonjakan harga, kamu tidak dapat membeli saham tersebut melalui reksadana indeks yang kamu miliki. 

Hal ini membuat peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar menjadi terbatas karena cakupan investasimu hanya berada dalam indeks yang telah ditentukan.

Contoh Reksadana Indeks

1. Panin IDX30

Reksadana indeks ini dikelola oleh Panin Asset Management dan pertama kali diperkenalkan ke publik pada 28 Desember 2017. 

Berdasarkan informasi dari situs resminya, investasi awal dapat dimulai dengan nominal Rp100 ribu, yang juga berlaku untuk pembelian selanjutnya.

2. Premier IDX30

Premier IDX30 merupakan produk yang telah tersedia sejak 1 November 2016 dan dikelola oleh PT Indo Premier Investment Management. 

Untuk berinvestasi di pasar primer, investor perlu membeli minimal 1 Unit Kreasi, setara dengan 100.000 lembar Unit Penyertaan. Sementara di pasar sekunder, jumlah pembelian minimum adalah 1 lot atau 100 lembar Unit Penyertaan.

3. Syailendra Index IDX30

Dikelola oleh PT Syailendra Capital, reksadana ini merupakan salah satu produk investasi berbasis indeks yang telah berkembang pesat sejak perusahaan ini didirikan pada 2006. 

Keabsahan operasionalnya didukung oleh izin dari Bapepam melalui keputusan No. KEP-02/BL/MI/2006 yang dikeluarkan pada 28 November 2006. 

PT Syailendra Capital mengelola berbagai produk investasi, termasuk reksadana konvensional, RDPT, dan discretionary fund.

4. Avrist Indeks LQ45

Produk investasi ini dikelola oleh PT Avrist Asset Management (Avram), anak perusahaan dari PT Avrist Assurance yang telah beroperasi sejak 2011. 

Perusahaan ini memperoleh izin usaha sebagai Manajer Investasi berdasarkan keputusan BAPEPAM-LK No. KEP-07/BL/MI/2012 pada 18 Juni 2012. 

Avrist Indeks LQ45 menempatkan dana pada saham-saham berkapitalisasi besar dengan likuiditas tinggi yang termasuk dalam daftar Indeks LQ45.

5. Simas IDX30

Simas IDX30 merupakan salah satu produk yang dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management, anak perusahaan PT Sinarmas Sekuritas yang telah beroperasi sejak 9 April 2012. 

Perusahaan ini mendapatkan izin dari BAPEPAM-LK melalui keputusan No. KEP-03/BL/MI/2012. 

Fokus utama PT Sinarmas Asset Management adalah pengelolaan aset secara profesional dan hati-hati, dengan berbagai layanan investasi, termasuk reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, pasar uang, serta discretionary fund eksklusif.

Cara Investasi Reksadana Indeks

1. Bank

Bank bukan hanya tempat untuk menabung, tetapi juga berperan sebagai agen penjual reksadana (APERD) yang telah lama beroperasi secara resmi. 

Karena itu, kamu dapat membeli berbagai produk reksadana di bank, termasuk reksadana indeks, sesuai dengan tujuan investasimu.

2. Perusahaan Sekuritas

Opsi lain untuk membeli instrumen ini adalah melalui perusahaan sekuritas. Biasanya, perusahaan sekuritas merupakan anak usaha dari bank besar yang berperan dalam penjualan sekuritas seperti saham dan obligasi, serta menyediakan layanan pengelolaannya.

Seiring perkembangan zaman, perusahaan sekuritas pun semakin menyesuaikan diri dengan tren digital dan kini menawarkan produk reksadana, termasuk reksadana indeks. 

Jadi, jika kamu mencari alternatif lain, perusahaan sekuritas bisa menjadi pilihan.

3. Aplikasi Fintech

Membeli reksadana indeks melalui aplikasi fintech adalah cara yang paling praktis. Saat ini, berbagai aplikasi fintech berfungsi sebagai APERD online dan memungkinkan pengguna untuk berinvestasi dengan mudah. 

Beberapa aplikasi yang populer di Indonesia antara lain Ajaib, Bareksa, dan Bibit. Sebagai contoh, berikut adalah cara membeli reksadana indeks melalui aplikasi Bibit:

-Unduh dan instal aplikasi Bibit di smartphone.

-Buka aplikasi dan masuk ke akunmu. Jika belum memiliki akun, lakukan pendaftaran terlebih dahulu.

-Pilih menu "Pilih Reksa Dana Sendiri."

-Tentukan jenis reksadana yang ingin dibeli, dalam hal ini reksadana indeks.

-Pilih produk reksadana indeks yang sesuai dengan preferensimu.

-Tinjau data historis kinerja produk tersebut, lalu klik "Beli" jika sudah yakin.

-Masukkan jumlah investasi yang diinginkan, kemudian tekan "Beli."

-Centang kolom persetujuan, lalu klik "Bayar Sekarang."

-Pilih metode pembayaran dan selesaikan transaksi sesuai petunjuk.

Setelah pembayaran dilakukan, pesananmu akan diproses dalam beberapa hari kerja. Jika sudah selesai, unit reksadana yang dibeli akan masuk ke dalam portofolio investasimu di Bibit.

Sebagai penutup, Reksadana Indeks adalah pilihan investasi yang praktis bagi kamu yang ingin mengikuti pergerakan pasar tanpa perlu pengelolaan aktif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index