JAKARTA - Tujuan investasi jangka pendek menjadi salah satu alasan utama seseorang memilih jenis investasi ini.
Dibandingkan dengan investasi jangka menengah atau panjang, investasi jangka pendek lebih diminati karena menawarkan keuntungan dalam waktu relatif singkat.
Banyak orang memanfaatkannya untuk mencapai berbagai target keuangan tanpa harus menunggu bertahun-tahun.
Karakteristiknya yang fleksibel dan cepat menghasilkan keuntungan juga membuatnya cocok bagi investor pemula.
Jika kamu baru mulai berinvestasi dan ingin memahami lebih dalam mengenai jenis serta manfaatnya, ada banyak hal yang bisa dipelajari, termasuk berbagai faktor yang memengaruhi tujuan investasi jangka pendek.
Tujuan Investasi Jangka Pendek
Saat berinvestasi, tentu saja kamu mengharapkan keuntungan. Namun, investasi jangka pendek tidak hanya menawarkan profit semata. Ada berbagai manfaat lain yang menjadikannya pilihan menarik bagi banyak orang.
Fleksibilitas dan waktu pencairan yang lebih cepat sering kali menjadi alasan utama seseorang memilih jenis investasi ini.
Jika kamu tertarik untuk memulainya, penting untuk memahami apa saja yang bisa dicapai melalui investasi ini. Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan tujuan investasi jangka pendek yang biasanya menjadi pertimbangan investor.
1. Menambah Sumber Penghasilan
Salah satu alasan utama seseorang memilih investasi jangka pendek adalah untuk meningkatkan pendapatan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tujuan utama berinvestasi adalah memperoleh keuntungan.
Jika investasi jangka pendek berhasil, maka penghasilan tambahan pun bisa diperoleh dalam waktu relatif singkat.
Karena durasi investasinya lebih pendek, keuntungan yang diperoleh bisa langsung diperhitungkan sebagai pemasukan tambahan.
Banyak orang menggunakan pendapatan ini untuk kebutuhan sehari-hari, sementara yang lain memilih untuk mengalokasikannya kembali ke investasi baru agar modal terus berkembang tanpa mengganggu penghasilan utama.
Bagi mereka yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dalam jumlah lebih besar, instrumen seperti peer-to-peer lending bisa menjadi pilihan karena menawarkan potensi return lebih tinggi dibandingkan deposito atau obligasi, terutama jika modal yang digunakan relatif kecil.
Namun, hal ini tidak seharusnya menghalangi kamu untuk memulai investasi. Meskipun hasilnya kecil di awal, tetap lebih baik memulai daripada tidak sama sekali.
2. Sebagai Modal Usaha
Banyak orang memilih investasi jangka pendek sebagai cara mengumpulkan modal usaha. Membangun bisnis tentu memerlukan dana yang tidak sedikit.
Meskipun pinjaman bank bisa menjadi opsi, bunga yang harus dibayarkan sering kali menjadi beban tambahan.
Bagi yang ingin menghindari utang, investasi jangka pendek bisa menjadi solusi untuk mengumpulkan modal bisnis dalam waktu relatif cepat.
Dalam beberapa bulan saja, hasil investasi bisa digunakan untuk membiayai usaha tanpa harus mengorbankan tabungan pribadi atau dana darurat.
Dengan cara ini, risiko finansial pun lebih terkendali. Kamu tetap memiliki cadangan dana untuk kebutuhan lain, sehingga jika bisnis tidak berjalan sesuai rencana, kondisi keuangan pribadi tidak akan terlalu terdampak.
3. Membangun Pengalaman dalam Investasi
Tujuan lain dari investasi jangka pendek adalah sebagai sarana belajar bagi investor pemula.
Dengan jangka waktu yang lebih singkat dan perputaran dana yang lebih cepat, investasi ini memberikan pengalaman langsung tanpa harus menunggu bertahun-tahun untuk melihat hasilnya.
Bagi mereka yang baru terjun ke dunia investasi, memulai dengan modal kecil pada instrumen jangka pendek bisa membantu memahami mekanisme pasar dan bagaimana berbagai faktor memengaruhi investasi.
Selain itu, menghadapi fluktuasi pasar dalam skala lebih kecil bisa melatih kesiapan mental sebelum beralih ke investasi yang lebih besar atau jangka panjang.
Dengan pengalaman ini, investor akan lebih terbiasa dengan dinamika pasar dan mampu mengambil keputusan yang lebih baik saat menghadapi perubahan kondisi ekonomi.
4. Sumber Passive Income
Banyak orang menginginkan penghasilan yang bisa diperoleh tanpa harus bekerja terus-menerus.
Itulah mengapa investasi jangka pendek juga sering digunakan sebagai cara mendapatkan passive income. Passive income adalah pendapatan yang diperoleh dengan sedikit usaha.
Berbeda dengan active income, di mana seseorang harus bekerja aktif untuk mendapatkan penghasilan, passive income memungkinkan seseorang mendapatkan keuntungan hanya dengan menanamkan modal dan menunggu hasilnya.
Investasi jangka pendek bisa menjadi pilihan untuk membangun sumber pendapatan ini. Selama dana tetap diinvestasikan dan terus berputar, keuntungan bisa terus diperoleh.
Bagi sebagian orang, hal ini menjadi strategi jangka panjang untuk memastikan mereka tetap memiliki sumber penghasilan, bahkan jika suatu saat kehilangan pekerjaan atau ingin pensiun lebih awal.
5. Menyiapkan Dana Darurat
Banyak orang memilih investasi jangka pendek sebagai cara membangun dana darurat.
Karena sifatnya yang fleksibel dan memiliki jangka waktu singkat, jenis investasi ini sering menjadi pilihan ketika seseorang membutuhkan dana untuk keperluan mendesak.
Keunggulan utama dari investasi jangka pendek adalah likuiditasnya, memungkinkan kamu untuk mencairkan dana kapan saja saat diperlukan.
Ini sangat bermanfaat ketika menghadapi situasi darurat yang memerlukan dana cepat, seperti biaya medis mendadak atau kebutuhan tak terduga lainnya. Namun, tidak semua instrumen investasi cocok untuk dijadikan dana darurat.
Misalnya, deposito memiliki jangka waktu tertentu yang membuat pencairannya sebelum jatuh tempo bisa dikenakan denda dan menghilangkan keuntungan yang seharusnya diperoleh.
Sebagai alternatif, instrumen seperti reksadana pasar uang atau obligasi jangka pendek bisa menjadi pilihan karena lebih mudah dicairkan tanpa kehilangan nilai investasi.
Memiliki dana darurat adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas finansial, terutama saat menghadapi keadaan yang tidak terduga.
Dengan investasi jangka pendek, kamu bisa membangun cadangan keuangan yang siap digunakan kapan saja tanpa mengganggu keuangan utama.
Karakteristik Investasi Jangka Pendek
Jika kamu tertarik melakukan investasi jangka pendek, penting untuk memilih instrumen yang mudah dicairkan atau diperjualbelikan.
Biasanya, investasi jangka pendek cenderung memiliki risiko yang lebih rendah, seperti deposito dan reksadana, yang sering menjadi pilihan populer.
Namun, saat pandemi COVID-19, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, yang berdampak pada suku bunga simpanan dan pinjaman. Akibatnya, keuntungan dari deposito turun hingga di bawah 5%.
Sebagai alternatif, peer-to-peer lending bisa menjadi opsi menarik, tetapi kamu harus selektif dalam memilih usaha yang akan didanai, karena industri tertentu memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi.
Jika kamu menemukan bisnis yang tepat, imbal hasil yang diperoleh bisa mencapai 15%. Selain itu, reksadana juga dapat menjadi pilihan investasi karena penurunan suku bunga acuan dapat mendorong kinerja pasar obligasi dan pasar uang.
Hingga akhir tahun, keuntungan dari reksadana pasar uang diperkirakan mencapai 5-6%. Jika kamu menerapkan strategi diversifikasi investasi, potensi keuntunganmu bisa lebih tinggi.
Ketiga instrumen ini sangat cocok bagi mereka yang ingin mendapatkan hasil investasi dalam waktu singkat, terutama untuk membangun dana darurat.
Jenis investasi ini juga lebih sering dipilih oleh investor dengan pendapatan yang belum stabil atau relatif kecil, karena memungkinkan mereka untuk tetap berinvestasi tanpa harus mengunci dana dalam jangka waktu panjang.
Jenis-jenis Investasi Jangka Pendek
1. Deposito
Deposito adalah salah satu produk tabungan yang disediakan oleh banyak bank, di mana kamu menyetorkan sejumlah dana dan hanya bisa menariknya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Dana yang disimpan akan dicairkan ketika jatuh tempo, dan keuntungan diperoleh dari bunga tetap yang diberikan selama periode tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa jika kamu menarik dana sebelum jatuh tempo, biasanya ada denda yang harus dibayarkan kepada pihak bank.
Oleh karena itu, pastikan kamu memilih bank yang telah terdaftar dalam Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) agar investasimu lebih aman. LPS memberikan jaminan pengembalian dana hingga Rp2 miliar jika terjadi masalah keuangan pada bank tempat kamu menabung.
Dengan demikian, deposito menjadi pilihan investasi yang aman dan tetap memberikan keuntungan tanpa risiko besar.
2. Reksadana
Reksadana adalah jenis instrumen investasi di mana dana dari berbagai investor dikumpulkan dan dikelola oleh manajer investasi.
Karena sistem ini melibatkan banyak investor, kamu bisa memulai investasi dengan nominal yang kecil, bahkan mulai dari Rp10.000 saja.
Salah satu keuntungan utama reksadana adalah kamu tidak perlu mengelola investasi sendiri, karena manajer investasi akan mengatur strategi pengelolaannya untukmu.
Terdapat beberapa jenis reksadana yang bisa dipilih, seperti reksadana saham atau reksadana pasar uang. Jika tujuanmu adalah investasi jangka pendek, maka reksadana pasar uang lebih cocok karena memiliki risiko lebih rendah.
Reksadana ini umumnya dialokasikan ke obligasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, sehingga lebih stabil namun tetap memberikan keuntungan.
3. Surat Berharga Negara (SBN)
Selain deposito dan reksadana, kamu juga bisa mempertimbangkan investasi dalam Surat Berharga Negara (SBN). Modal awal yang dibutuhkan untuk membeli SBN cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp1 juta, dan dapat dibeli melalui berbagai platform.
Instrumen ini banyak diminati karena menawarkan keuntungan yang menarik sekaligus memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Dengan memiliki SBN, kamu akan menerima pembayaran pokok serta kupon imbal hasil dalam jangka waktu tertentu.
Ada beberapa jenis SBN yang tersedia, sehingga kamu bisa memilih sesuai dengan kebutuhan investasimu.
4. Peer-to-Peer (P2P) Lending
Opsi investasi lainnya adalah peer-to-peer lending, yang merupakan sistem peminjaman dana antara investor dan pihak peminjam melalui platform fintech.
Instrumen ini cukup populer di kalangan pemilik modal karena menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan produk investasi lainnya.
Namun, P2P lending juga memiliki risiko yang lebih besar. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, pastikan kamu memilih platform yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar terhindar dari perusahaan ilegal.
Dengan memilih perusahaan yang terpercaya, kamu bisa memanfaatkan P2P lending sebagai instrumen investasi yang menguntungkan sekaligus membantu bisnis atau individu yang membutuhkan modal.
Kelebihan Investasi Jangka Pendek
1. Keuntungan Dapat Diperoleh Lebih Cepat
Salah satu keunggulan utama dari investasi jangka pendek adalah fleksibilitas dalam menentukan durasi investasi.
Investor bisa memilih periode mulai dari satu bulan hingga satu tahun, dengan peluang mendapatkan keuntungan dalam waktu relatif singkat. Besaran keuntungan yang diperoleh bergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku.
Namun, jika kamu mampu mengatur modal dengan baik, keuntungan yang didapat bisa digunakan kembali sebagai modal investasi baru tanpa perlu mengurangi modal awal.
Meskipun investasi jangka pendek bisa memberikan hasil cepat, jika tujuan keuanganmu lebih berorientasi pada masa depan, maka investasi jangka panjang tetap menjadi pilihan yang lebih optimal.
2. Fleksibilitas yang Lebih Tinggi
Investasi jangka pendek juga dikenal karena fleksibilitasnya, terutama dalam hal pencairan dana. Investor memiliki kemudahan untuk mengubah aset investasinya menjadi uang tunai dengan lebih cepat dibandingkan investasi jangka panjang.
Sebagian keuntungan atau modal yang telah diinvestasikan bisa ditarik jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk keperluan mendesak.
Meskipun tetap ada proses pencairan yang harus diikuti, umumnya dana dapat dicairkan hanya dalam hitungan beberapa hari kerja.
3. Alternatif Tabungan Dana Darurat
Selain sebagai sarana investasi, instrumen jangka pendek juga bisa dimanfaatkan sebagai tabungan dana darurat.
Menyiapkan dana darurat adalah strategi penting dalam mengelola keuangan, karena dana ini berfungsi sebagai cadangan jika terjadi situasi tak terduga.
Dengan menempatkan dana darurat dalam investasi jangka pendek, kamu tidak hanya memiliki simpanan yang dapat diakses kapan saja, tetapi juga berkesempatan mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai investasi yang terus berkembang sesuai dengan dana yang kamu alokasikan secara rutin.
Kekurangan Investasi Jangka Pendek
1. Membutuhkan Perhatian Lebih
Salah satu kekurangan dari investasi jangka pendek adalah perlunya perhatian lebih dalam mengelola investasi.
Karena sifatnya yang bersifat sementara, kamu harus memahami dengan baik risiko, jenis instrumen yang dipilih, serta berbagai aspek lainnya agar tujuan investasi dapat tercapai.
Mengawasi pergerakan investasi menjadi hal yang wajib dilakukan. Selain itu, investasi jangka pendek juga menuntut alokasi waktu yang lebih banyak agar hasil yang diharapkan bisa tetap terjaga.
Dengan kata lain, dibandingkan dengan investasi jangka panjang, investasi jangka pendek membutuhkan keterlibatan aktif dari investornya.
2. Rentan terhadap Fluktuasi Nilai
Walaupun fluktuasi bisa terjadi di berbagai instrumen investasi, dampaknya akan lebih terasa pada investasi jangka pendek.
Karena jangka waktunya yang relatif singkat, bahkan perubahan kecil dalam nilai aset bisa memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kondisi finansial.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mempertimbangkan risiko dan memilih instrumen investasi yang sesuai sebelum terjun ke dalam investasi jangka pendek.
Dengan pemahaman yang baik, kamu bisa lebih siap menghadapi dinamika pasar tanpa harus mengalami kerugian yang besar.
Sebagai penutup, memahami tujuan investasi jangka pendek dapat membantumu memilih strategi yang tepat agar hasil yang diharapkan bisa tercapai dengan maksimal.