JAKARTA - Duta Besar Republik Indonesia untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing, melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Sri Lanka yang baru dilantik, Anura Kumara Dissanayake, di Kantor Sekretariat Presiden di Colombo. Pertemuan ini merupakan titik awal yang penting bagi hubungan bilateral yang telah berlangsung lebih dari 70 tahun antara kedua negara.
Mempererat Hubungan Bilateral Pasca Perubahan Pemerintahan
Kunjungan ini menjadi momen penting karena merupakan pertemuan resmi pertama antara Dubes Dewi dengan Presiden Anura setelah pelantikannya pada 23 September 2024. Dubes Dewi menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Presiden Anura dan menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus memperkuat hubungan dengan Sri Lanka. "Kami menantikan kemajuan dan beragam inisiatif yang akan meningkatkan kemitraan strategis antara kedua negara," ujar Dewi.
Ia menekankan pentingnya memperdalam hubungan bilateral mengingat adanya kesamaan dalam periode pemerintahan baru di kedua negara. Dubes Dewi juga mencatat bahwa inisiatif "Clean Sri Lanka" yang diluncurkan Presiden Anura selaras dengan kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di Indonesia, terutama dalam efisiensi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan pemberantasan korupsi.
Memperkenalkan Danantara: Peluang Kerja Sama Investasi
Salah satu poin penting dari diskusi antara Dubes Dewi dan Presiden Anura adalah pengenalan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang baru diluncurkan oleh Indonesia pada 24 Februari 2025. Danantara dirancang sebagai sovereign wealth fund dengan dana awal sebesar USD20 miliar, yang diharapkan berkembang menjadi USD900 miliar.
"Dana ini akan diinvestasikan dalam proyek-proyek hilirisasi, memperkuat ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Dewi. Presiden Anura menyambut baik inisiatif ini dan menunjukkan minat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara. "Sri Lanka terbuka untuk investasi inbound dan outbound. Kami melihat kesempatan besar untuk kolaborasi," katanya.
Memperdalam Kerja Sama Perdagangan
Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya penguatan hubungan perdagangan bilateral yang selama ini terus mengalami peningkatan. Indonesia dan Sri Lanka sepakat untuk melanjutkan negosiasi atas Preferential Trade Agreement (PTA) yang telah dirintis sejak tahun lalu. PTA ini diharapkan menjadi langkah konkret untuk membuka peluang baru bagi kerja sama ekonomi kedua negara.
Mengingat pasar internasional saat ini yang terus bergerak dinamis, Dubes Dewi menegaskan, "Perdagangan yang erat dan terbuka adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan."
Menatap Masa Depan, Kerjasama Lebih Luas
Dengan berlandaskan semangat keterbukaan dan kerja sama, Indonesia dan Sri Lanka berharap dapat terus memperkukuh hubungan, terutama dalam bidang perdagangan, investasi, dan tata kelola pemerintahan. Kesepahaman ini diharapkan dapat mengarahkan kedua negara menuju pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai penutup dari pertemuan bersejarah ini, Dubes Dewi dan Presiden Anura berkomitmen untuk terus berkolaborasi dalam inisiatif-inisiatif yang sejalan dengan kepentingan bersama. Dengan semangat baru dari kedua pemimpin, masa depan hubungan Indonesia dan Sri Lanka tampak cerah dan penuh dengan peluang positif.
Melangkah Maju Bersama
Dalam menghadapi tantangan global, komitmen terhadap kerjasama internasional dan investasi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Dengan memanfaatkan kekuatan kolektif melalui inisiatif seperti Danantara dan perjanjian perdagangan preferensial, Indonesia dan Sri Lanka siap melangkah ke depan, membuka jalan baru bagi generasi yang akan datang.
Kerja sama yang lebih erat ini, terutama dalam pengembangan ekonomi dan perdagangan, tidak hanya akan membawa manfaat bagi kedua negara, namun juga berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kita berharap inisiatif yang telah dirancang dan komunikasi yang telah terjalin akan membawa dampak positif di masa yang akan datang.