Bank

Bank Kalsel Bersiap Menjadi Bank Devisa untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan

Bank Kalsel Bersiap Menjadi Bank Devisa untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan
Bank Kalsel Bersiap Menjadi Bank Devisa untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan

JAKARTA - Bank Kalsel terus berupaya memperkuat kontribusinya terhadap perekonomian Kalimantan Selatan dengan bertransformasi menjadi bank devisa. Upaya ini tak lepas dari potensi besar sektor ekspor provinsi ini, yang meliputi komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, produk turunannya, kayu, hasil hutan, serta produk laut dan perikanan.

Provinsi Kalimantan Selatan dikenal memiliki kekayaan alam melimpah yang menyumbang signifikan dalam kegiatan ekspor nasional. Dengan sektor-sektor unggulan ini menjadi motor penggerak ekonomi regional, Bank Kalsel ingin memastikan dukungannya bagi perkembangan ekonomi yang lebih luas dengan menjadi bank devisa.

Menjadi bank devisa artinya Bank Kalsel dapat memberikan layanan transaksi internasional, termasuk valuta asing dan pembiayaan perdagangan yang lebih luas. Status ini akan memungkinkan Bank Kalsel untuk menjawab kebutuhan para pelaku usaha, baik eksportir maupun importir di wilayah tersebut.

Persiapan Menuju Bank Devisa

Persiapan menuju status bank devisa dimulai dari pemenuhan berbagai persyaratan ketat yang ditetapkan oleh otoritas keuangan. Bank Kalsel telah menunjukkan ketahanan dan manajemen risiko yang solid dengan berhasil memposisikan diri pada peringkat kesehatan bank komposit 2 selama tiga periode berturut-turut. Hal ini merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan status menjadi bank devisa.

"Dengan persiapan matang dan strategi yang tepat, Bank Kalsel siap mengambil langkah besar menjadi bank devisa," jelas Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin, dalam satu kesempatan.

Langkah-langkah konkret telah dilakukan, seperti pembentukan Tim Persiapan Bank Kalsel menjadi Bank Devisa pada Juni 2024. Selanjutnya, Bank Kalsel fokus pada pengembangan infrastuktur, salah satunya dengan memiliki Treasury Dealing Room. Ruang ini berfungsi untuk mendukung aktivitas transaksi valuta asing secara lebih terstruktur dan profesional.

Modal inti minimum yang disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah dipenuhi, yaitu sebesar Rp 3 triliun. Modal ini penting untuk mempertahankan eksistensi sebagai bank umum sekaligus menjadi modal kuat untuk mewujudkan misi sebagai bank devisa.

Kerjasama dan Dukungan Pemerintah Daerah

Dalam rangka memperlancar transisi menjadi bank devisa, Bank Kalsel mengadakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) pada 10 Januari 2025. Kesepakatan ini akan memberikan pendampingan konsultan bagi Bank Kalsel selama proses transformasi.

"Kerjasama dengan LPPI adalah tonggak awal perjalanan kami. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa Bank Kalsel siap bersaing di pasar global," tambah Fachrudin.

Selain itu, untuk memperkuat langkah tersebut, pada 12 Februari 2025 Bank Kalsel bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan acara "Gathering Mitra Eksportir dan Importir Kalimantan Selatan" di Hotel Rattan Inn Banjarmasin. Kegiatan ini bertujuan menjalin komunikasi yang lebih erat antara bank dengan para pelaku bisnis ekspor-impor lokal.

Fachrudin menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai forum diskusi sekaligus untuk memahami lebih dalam mengenai kebutuhan spesifik para pelaku usaha. "Kami percaya bahwa dengan menggali kebutuhan transaksi eksportir dan importir secara langsung, Bank Kalsel dapat memberikan solusi keuangan yang lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha."

Sinergi dengan Pemerintah dan Pelaku Usaha

Dalam kesempatan yang sama, Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, M. Syarifuddin, menyatakan dukungan penuh dari pemerintah daerah atas langkah Bank Kalsel ini. Ia menyoroti pentingnya kerjasama sektor perbankan dengan pemerintah daerah dalam memfasilitasi transaksi pelaku usaha.

"Kami harapkan para pengusaha di Kalsel memanfaatkan produk dan layanan Bank Kalsel dalam bertransaksi, baik kegiatan ekspor maupun impor," ucap M. Syarifuddin.

Dengan dimulainya upaya menjadi bank devisa ini, Bank Kalsel tidak hanya ingin memperkuat posisinya di ranah perbankan namun juga mendukung peningkatan daya saing sektor ekonomi Kalimantan Selatan di kancah internasional. Langkah strategis ini diharapkan mampu membawa manfaat besar bagi seluruh stakeholders, mulai dari pelaku industri lokal hingga ekonomi masyarakat secara umum.

Pengembangan ini juga menandakan Bank Kalsel sebagai institusi perbankan daerah dengan semangat inovasi dan siap menjawab tantangan pasar global yang dinamis. Dengan strategi dan komitmen yang matang, Bank Kalsel yakin dapat melayani kebutuhan keuangan yang semakin kompleks bagi para pelanggan, terutama dalam perdagangan internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index