Sri Mulyani

Sri Mulyani Genjot Ekonomi Lewat Stimulus Strategis

Sri Mulyani Genjot Ekonomi Lewat Stimulus Strategis
Sri Mulyani Genjot Ekonomi Lewat Stimulus Strategis

JAKARTA - Untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional tetap stabil di tengah berbagai tantangan global, pemerintah kembali meluncurkan paket stimulus dengan total alokasi anggaran sebesar Rp10,8 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa kebijakan ini menjadi langkah penting untuk mendorong aktivitas ekonomi nasional khususnya di kuartal III-2025.

Langkah tersebut bertujuan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di kisaran 5 persen, sebagaimana yang tercatat pada kuartal II-2025 yang mencapai 5,12 persen secara tahunan (yoy).

“Untuk triwulan ketiga kita akan terus masih ada Rp10,8 triliun stimulus aktivitas ekonomi yang akan terlaksana di triwulan ketiga. Kita harapkan juga akan memberikan momentum pada bulan Juli yang baru saja kita lewati dan nanti di bulan Agustus ini diharapkan momentumnya tetap terjaga,” ujar Sri Mulyani.

Stimulus Lanjutan dari Kuartal Sebelumnya

Pada kuartal II, pemerintah sebelumnya telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp24,4 triliun untuk mempercepat berbagai program belanja negara. Langkah ini dilakukan guna menjaga daya beli masyarakat serta mendorong konsumsi sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi domestik.

Paket stimulus tersebut tidak hanya mencakup aspek konsumsi langsung masyarakat, tetapi juga mencakup penguatan infrastruktur sosial seperti pendidikan dan perumahan. Dengan realisasi yang tepat waktu, diharapkan seluruh program dapat memberikan dampak yang nyata terhadap perekonomian.

Program Sosial dan Pendidikan Jadi Prioritas

Salah satu fokus dalam pelaksanaan stimulus ekonomi kuartal III ini adalah penguatan program-program sosial, termasuk makan bergizi gratis serta pembangunan sekolah rakyat. Pemerintah menargetkan pembangunan 200 unit sekolah rakyat hingga September 2025.

Selain itu, kegiatan renovasi dan rehabilitasi sekolah yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan telah dimulai sejak bulan Juli dan akan berlanjut sepanjang Agustus. Hal ini mencerminkan perhatian serius pemerintah terhadap pembangunan SDM dan fasilitas pendidikan.

Upaya ini menjadi salah satu penopang optimisme pertumbuhan ekonomi, mengingat sektor pendidikan memiliki efek jangka panjang terhadap peningkatan produktivitas nasional.

Akses Perumahan Lewat Skema FLPP

Di sektor perumahan, pemerintah memperkuat program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) guna memperluas akses masyarakat terhadap hunian layak dan terjangkau. Untuk kuartal III, target realisasi program FLPP dipatok mencapai 220 ribu unit rumah, dan hingga akhir 2025 ditargetkan sebanyak 350 ribu unit.

“Kemudian dari Menteri Perumahan, FLPP nanti tadi akan terus diharapkan bisa terjaga mencapai 220 ribu kuartal ketiga dan 350 ribu di akhir tahun ini,” ujar Sri Mulyani.

Upaya ini sejalan dengan agenda nasional untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar seperti tempat tinggal.

Stabilisasi Harga Pangan Jadi Perhatian

Pemerintah juga mengalokasikan anggaran besar untuk menjaga stabilitas harga pangan. Untuk menjaga harga beras, dialokasikan dana sebesar Rp16,6 triliun, sementara Rp5 triliun digunakan untuk pengendalian harga jagung.

Langkah ini penting agar inflasi tetap terjaga dan tidak membebani masyarakat, terutama di tengah fluktuasi harga komoditas global. Di samping itu, regulasi di sektor pertanian turut diperkuat, termasuk penyaluran pupuk bersubsidi untuk mendukung musim tanam.

Kebijakan ini bertujuan menjamin ketersediaan pangan, sekaligus memastikan petani mendapatkan dukungan memadai untuk terus produktif.

Iklim Investasi Tetap Dijaga

Di sisi lain, Sri Mulyani juga menegaskan bahwa pemerintah terus menjaga iklim investasi yang sehat dan kompetitif. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pemberian perlindungan terhadap industri dalam negeri melalui kebijakan fiskal yang tepat sasaran.

Penerapan instrumen seperti Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) menjadi opsi strategis untuk melindungi sektor industri dalam negeri dari lonjakan produk impor yang berlebihan.

Langkah ini bertujuan menciptakan keseimbangan antara keterbukaan ekonomi dan perlindungan terhadap pelaku usaha nasional, khususnya sektor industri padat karya.

Menjaga Kepercayaan dan Optimisme Publik

Kebijakan fiskal yang adaptif dan terukur terus menjadi andalan pemerintah dalam merespons dinamika global. Dengan menjaga kesinambungan stimulus serta mendorong belanja produktif, pemerintah berharap mampu menciptakan multiplier effect yang mendukung perekonomian nasional secara luas.

Paket kebijakan yang dirancang oleh Kementerian Keuangan ini juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan pembangunan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara merata.

Melalui sinergi antarinstansi dan pelaksanaan program yang tepat waktu, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua 2025 akan tetap terjaga di tengah ketidakpastian global.

Keseluruhan strategi ini memperlihatkan pendekatan pemerintah yang menyeluruh, berpijak pada data dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Di bawah kepemimpinan Sri Mulyani, langkah-langkah fiskal terus diarahkan untuk mendukung pemulihan dan ketahanan ekonomi nasional, sembari memastikan bahwa setiap rupiah anggaran memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index