JAKARTA - Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 di wilayah Jombang, Jawa Timur, membawa dampak nyata yang langsung dirasakan masyarakat. Salah satu bentuk manfaat yang mencolok terlihat pada aktivitas penyeberangan Sungai Brantas yang kini semakin ramai, sekaligus memberikan peningkatan pendapatan bagi para pelaku jasa lokal.
Bukan hanya pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas, kehadiran personel TNI dalam program ini juga mendorong aktivitas ekonomi di sekitar Kecamatan Kudu, termasuk sektor transportasi air yang sudah lama menjadi andalan penghubung antarwilayah.
Perahu Kecil yang Kini Tak Pernah Sepi
Tikno (50), warga setempat sekaligus pengelola jasa perahu penyeberangan di sungai tersebut, merasakan langsung lonjakan penghasilan sejak dimulainya kegiatan TMMD. Jika sebelumnya penghasilannya cenderung tidak menentu, kini dalam sehari ia bisa meraup pendapatan dua kali lipat dari biasanya.
“Alhamdulillah, sebelumnya paling banyak Rp 150 ribu per hari, sekarang bisa dapat sekitar Rp 200 ribu lebih. Soalnya banyak tentara yang setiap hari naik perahu untuk menyeberang,” tutur Tikno.
Baginya, ini adalah angin segar yang tak hanya menghidupkan aktivitas harian, tetapi juga memberi motivasi lebih untuk terus melayani kebutuhan warga dan petugas TMMD dengan baik. Kehadiran program ini seperti membawa suasana baru yang lebih menggeliat di kawasan yang sebelumnya kerap sepi penumpang.
“Selama ini kadang sepi. Tapi sekarang jadi ramai dan alhamdulillah membawa rezeki,” tambahnya.
Jalur Strategis yang Semakin Dibutuhkan
Penyeberangan ini memang bukan hanya sekadar sarana transportasi. Perahu kecil yang digunakan Tikno dan pelaku jasa lainnya menjadi penghubung penting antara warga dan personel Satgas TMMD menuju lokasi sasaran kegiatan. Terutama bagi para anggota TNI yang berasal dari luar Kecamatan Kudu maupun Ngusikan, jalur air ini mempersingkat waktu tempuh secara signifikan.
Koptu Dwi, anggota Koramil 02/Diwek yang saat ini tergabung dalam Satgas TMMD, menyebutkan bahwa banyak personel memilih menggunakan perahu setiap hari karena jalur tersebut dinilai paling efisien.
“Untuk mempersingkat waktu perjalanan ke lokasi kegiatan, banyak personel memilih naik perahu pagi dan sore hari,” jelas Koptu Dwi.
Penggunaan perahu ini tidak hanya menunjukkan efisiensi mobilitas, tetapi juga memperlihatkan sinergi antara militer dan warga dalam mendukung pelaksanaan program pembangunan desa secara kolaboratif.
Ekonomi Lokal yang Terdorong Naik
TMMD ke-125 kali ini membuktikan bahwa pembangunan fisik dan penguatan ekonomi bisa berjalan beriringan. Program ini tak hanya berfokus pada pengerjaan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, tetapi juga menciptakan ruang-ruang baru untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dengan meningkatnya kebutuhan mobilitas harian dari Satgas TMMD, jasa lokal pun ikut terdongkrak. Dari penjual makanan, warung kopi di sekitar titik kegiatan, hingga jasa transportasi seperti yang dijalankan Tikno, semuanya merasakan imbas positif dari kegiatan ini.
Dalam konteks penyeberangan sungai, hal ini menjadi bukti nyata bagaimana sebuah program pembangunan nasional bisa menciptakan efek domino yang menjangkau sektor paling dasar sekalipun.
Kolaborasi dan Manfaat Nyata
TMMD dikenal luas sebagai program kolaboratif antara TNI dan masyarakat sipil. Dalam pelaksanaannya, warga dilibatkan secara langsung, mulai dari gotong-royong hingga pengadaan kebutuhan harian Satgas di lokasi. Pendekatan ini menjadi kekuatan utama dalam menciptakan rasa memiliki terhadap pembangunan yang sedang berjalan.
Keberadaan jalur penyeberangan bukan hanya mendukung kelancaran program, tetapi juga memperkuat relasi sosial antara warga dan aparat yang bertugas. Interaksi yang terjadi setiap hari menjadi ruang komunikasi yang positif dan mendekatkan keduanya.
Situasi ini juga menunjukkan bahwa pembangunan tidak melulu soal fisik semata, namun juga membangun ikatan sosial dan meningkatkan potensi ekonomi yang selama ini tersembunyi.
Dampak Jangka Panjang yang Diharapkan
Dengan perahu yang kini bolak-balik setiap hari membawa personel TNI dan warga menuju titik sasaran, manfaat yang dirasakan tidak berhenti hanya di masa kegiatan TMMD berlangsung. Harapannya, aktivitas penyeberangan ini bisa terus berlanjut dengan intensitas yang lebih tinggi.
Kegiatan yang awalnya ditopang oleh mobilitas TMMD, bisa menjadi titik tolak berkembangnya penyeberangan sebagai moda transportasi reguler yang lebih aktif, sehingga ke depan bisa memberikan kontribusi lebih besar bagi masyarakat sekitar.
Jembatan sosial yang terbangun pun diharapkan akan semakin memperkuat hubungan antara warga dan aparat negara, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pentingnya program-program pembangunan dari pemerintah.