BNI

BNI Tumbuh Positif Hadapi Persaingan Perbankan

BNI Tumbuh Positif Hadapi Persaingan Perbankan
BNI Tumbuh Positif Hadapi Persaingan Perbankan

JAKARTA - Di tengah tantangan perekonomian global yang kian kompleks, sektor perbankan nasional menunjukkan daya tahan dan performa yang menggembirakan. Salah satu yang menonjol adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, yang mencatat pertumbuhan laba bersih positif sepanjang tahun 2024, bersaing sehat dengan sesama bank milik negara dalam kelompok Himbara.

Laporan kinerja keuangan terbaru menyebutkan, BNI mampu membukukan laba bersih senilai Rp 21,5 triliun. Angka ini tumbuh 2,7 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 20,9 triliun. Kenaikan ini mencerminkan strategi bisnis yang adaptif dan efektif di tengah fluktuasi ekonomi makro.

Pencapaian BNI ini tercatat berada di urutan ketiga setelah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang masing-masing mencatat laba bersih senilai Rp 60,64 triliun dan Rp 55,8 triliun. Namun, angka pertumbuhan BNI tetap menunjukkan konsistensi dalam ekspansi usaha serta efektivitas pengelolaan aset dan risiko.

Di sisi lain, hingga semester I-2025, BRI mencatat laba bersih sebesar Rp 26,53 triliun. Meskipun angka ini menurun 11,25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 29,89 triliun, Direktur Utama BRI Hery Gunardi menegaskan bahwa kinerja keuangan perseroan tetap menunjukkan tren pertumbuhan positif dan berkelanjutan.

“Dengan penekanan pada strategi penghimpunan dana murah atau CASA yang berhasil mendorong efisiensi biaya dana dan menopang fundamental bisnis perseroan,” ujar Hery Gunardi dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta.

Konferensi pers tersebut juga dihadiri oleh Wakil Direktur Utama BRI Agus Noorsanto, Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya, serta Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom. Dalam kesempatan tersebut, seluruh jajaran direksi menyampaikan apresiasi terhadap kerja keras tim di lapangan serta dukungan dari masyarakat dan nasabah.

Penyaluran kredit BRI sampai paruh pertama 2025 mencapai Rp 1.416,6 triliun. Nilai ini naik sekitar 6 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp 1.336,8 triliun. Kenaikan tersebut menjadi indikator tumbuhnya permintaan pembiayaan serta optimisme pelaku ekonomi terhadap kondisi bisnis ke depan.

Lebih menarik lagi, BRI juga mencatat perbaikan kualitas kredit yang ditandai oleh rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 3,04 persen, dengan NPL coverage mencapai 188,84 persen. Artinya, bank telah menyiapkan cadangan yang memadai untuk menutup potensi risiko kredit bermasalah.

Dalam hal penghimpunan dana, BRI berhasil mengumpulkan dana pihak ketiga sebesar Rp 1.482,12 triliun per Juni 2025. Angka ini meningkat 6,65 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar dana tersebut berasal dari CASA, yang mencapai komposisi sebesar 65,51 persen.

Strategi penguatan dana murah seperti ini menjadi kunci dalam menjaga efisiensi operasional bank. Dengan demikian, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BRI secara konsolidasi mencapai 84,97 persen. Sementara itu, total aset BRI juga tumbuh hingga mencapai Rp 2.106,37 triliun.

Meski BRI mencatat laba bersih tertinggi di antara bank-bank Himbara untuk semester pertama 2025, pertumbuhan laba tahunan pada 2024 tetap menunjukkan bahwa BNI dan bank-bank lain dalam kelompok ini terus memperkuat posisinya melalui strategi yang solid dan adaptif.

Khusus BNI, capaian laba bersih sebesar Rp 21,5 triliun mempertegas posisi bank ini sebagai pilar penting dalam ekosistem perbankan nasional. Dengan pendekatan yang fokus pada layanan digital dan pengembangan segmen wholesale maupun ritel, BNI terus membuktikan kemampuannya dalam menavigasi tantangan ekonomi dan kompetisi antar bank.

Sebagai catatan, total laba bersih konsolidasian BRI mencapai Rp 60,64 triliun untuk tahun buku 2024, menjadi yang tertinggi dibandingkan bank pelat merah lainnya. Posisi kedua ditempati oleh Bank Mandiri dengan laba Rp 55,8 triliun. Sementara itu, BTN sebagai bagian dari Himbara juga terus berinovasi dan menunjukkan tren positif dalam pengembangan segmen pembiayaan perumahan.

Persaingan sehat di antara bank-bank milik negara ini menunjukkan kematangan industri perbankan nasional. Ke depan, tantangan global seperti volatilitas suku bunga, ketidakpastian geopolitik, dan digitalisasi akan terus dihadapi. Namun, dengan fondasi yang kuat serta strategi berorientasi jangka panjang, bank-bank Himbara, termasuk BNI, diyakini mampu menjaga momentum pertumbuhan.

Tidak hanya mengejar profit, BNI juga menekankan pentingnya inklusi keuangan, pemberdayaan UMKM, serta dukungan terhadap ekosistem ekonomi digital. Dalam era yang makin terhubung secara teknologi, inisiatif seperti digital onboarding, pembiayaan berkelanjutan, dan layanan keuangan berbasis aplikasi menjadi penggerak utama kinerja masa depan.

Dengan pencapaian yang stabil dan strategi transformasi yang progresif, BNI diproyeksikan akan terus memperluas kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi nasional. Kiprah BNI bersama bank Himbara lainnya menjadi bukti bahwa kinerja keuangan yang kuat tidak hanya berdampak pada laba semata, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat luas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index