BRI

BRI Perkuat UMKM Lewat Kredit Rp1.416 Triliun

BRI Perkuat UMKM Lewat Kredit Rp1.416 Triliun
BRI Perkuat UMKM Lewat Kredit Rp1.416 Triliun

JAKARTA - Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI dalam memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus menunjukkan hasil yang nyata. BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.416,62 triliun, yang mencerminkan pertumbuhan positif sebesar 5,97 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Menariknya, porsi terbesar dari penyaluran kredit tersebut menyasar sektor UMKM, yakni mencapai Rp1.137,84 triliun atau setara dengan 80,32 persen dari total kredit. Hal ini menegaskan posisi BRI sebagai perbankan nasional yang fokus mendorong sektor produktif dan mengakar kuat di segmen pelaku usaha rakyat.

Di tengah berbagai tantangan ekonomi global dan nasional, BRI tetap mampu menjaga performa kredit secara sehat. Kualitas kredit yang disalurkan mengalami perbaikan, yang tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL). Pada paruh pertama tahun ini, NPL gross BRI tercatat sebesar 3,23 persen, sedangkan NPL net berada di level 0,99 persen.

Stabilitas kualitas kredit ini tentu menjadi penopang penting bagi keberlanjutan pertumbuhan ke depan, apalagi sektor UMKM masih menjadi tumpuan utama bagi pemulihan dan penguatan ekonomi nasional.

Tak hanya dari sisi kredit, performa BRI dalam menghimpun dana masyarakat juga mencatat pertumbuhan yang positif. Hingga akhir semester I-2025, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp1.482,12 triliun, tumbuh sebesar 6,65 persen secara tahunan.

Salah satu komponen penting dari DPK adalah dana murah atau Current Account Saving Account (CASA), yang menjadi andalan perbankan untuk menjaga efisiensi biaya dana. Di BRI, CASA mendominasi struktur DPK dengan porsi mencapai 65,51 persen, menandakan kekuatan fundamental BRI dalam menjaga basis dana murah yang berkelanjutan.

Menurut Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, pencapaian ini menunjukkan keseimbangan antara kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran kredit kepada sektor produktif, khususnya UMKM. “Pencapaian ini mencerminkan keseimbangan antara pendanaan dan penyaluran kredit,” ujar Hery.

Keseimbangan tersebut turut ditunjukkan dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) yang tercatat berada di 84,97 persen. Angka ini berada dalam rentang yang sehat, mencerminkan kemampuan bank dalam mengelola likuiditas secara optimal.

Pertumbuhan total aset BRI juga mengalami peningkatan yang solid. Pada akhir Juni 2025, total aset perseroan secara konsolidasi tercatat sebesar Rp2.098,23 triliun, naik 6,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian ini turut memperkuat posisi BRI sebagai salah satu bank terbesar di Tanah Air, baik dari sisi aset, penghimpunan dana, maupun penyaluran kredit.

Di sisi lain, laba bersih BRI pada semester I-2025 tercatat sebesar Rp26,53 triliun, sedikit menurun sebesar 11,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp29,89 triliun. Namun demikian, kinerja operasional bank tetap menunjukkan daya tahan yang kuat.

Meski laba bersih terkoreksi, pendapatan bunga tercatat tumbuh 2,6 persen yoy menjadi Rp102,37 triliun, mencerminkan daya dorong penyaluran kredit yang tetap terjaga. Di saat bersamaan, beban bunga juga mengalami kenaikan tipis sebesar 2,07 persen menjadi Rp29,10 triliun, yang merupakan bagian dari dinamika operasional perbankan dalam mengelola struktur biaya.

Jika dilihat secara keseluruhan, kinerja BRI selama enam bulan pertama tahun ini tetap menggambarkan fundamental yang kokoh. Fokus pada UMKM tidak hanya memberikan kontribusi signifikan terhadap portofolio kredit, namun juga memperkuat daya tahan ekonomi rakyat yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Ke depan, keberlanjutan pertumbuhan di sektor UMKM akan tetap menjadi prioritas utama bagi BRI. Bank ini diyakini akan terus memperluas jangkauan inklusi keuangan, menghadirkan solusi pembiayaan yang relevan, serta memperkuat peran digitalisasi dalam mendampingi pelaku usaha kecil agar naik kelas.

Kombinasi antara pertumbuhan kredit yang sehat, penghimpunan dana murah yang dominan, serta komitmen kuat pada UMKM menjadi landasan penting bagi BRI dalam menjalankan peran strategisnya di sektor perbankan nasional.

Dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian serta adaptif terhadap tantangan makroekonomi, BRI optimistis mampu mencetak pertumbuhan berkelanjutan, tidak hanya dari sisi bisnis, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap pemerataan ekonomi masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index