Apa Itu Drainase: Tujuan, Jenis, Fungsi, hingga Contoh

Apa Itu Drainase: Tujuan, Jenis, Fungsi, hingga Contoh
apa itu drainase

Apa itu drainase? Pertanyaan ini kerap muncul di Indonesia yang memiliki dua musim, karena sistem ini penting untuk mengatur aliran air.

Curah hujan yang tidak menentu—kadang sangat tinggi—menjadi salah satu penyebab utama terjadinya genangan hingga banjir di sejumlah wilayah. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah adalah membangun sistem drainase guna membantu mengalirkan air hujan secara efektif, sehingga potensi banjir bisa ditekan.

Fungsi drainase tidak hanya terbatas pada musim hujan saja. Saat musim kemarau pun, peran sistem ini tetap dibutuhkan, misalnya untuk menjaga kelembaban tanah atau mencegah air limbah menggenang. 

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila hampir setiap wilayah di Indonesia memiliki jaringan drainase yang cukup banyak dan tersebar di berbagai titik.

Bagi kamu yang belum terlalu memahami dengan jelas apa itu drainase, penjelasan ini bisa menjadi awal untuk mengenal lebih dalam tentang sistem pengelolaan air yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Drainase?

Mungkin sebagian dari kalian sudah cukup familiar dengan istilah "drainase". Ya, istilah ini memang sering ditemui dalam bidang konstruksi. Keberadaan sistem drainase sangat berperan penting, terutama saat musim hujan tiba.

Apa itu drainase? Secara umum, drainase merupakan suatu bentuk konstruksi yang berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan air dari satu lokasi ke lokasi lainnya. 

Fungsinya sangat vital, terutama dalam mengalirkan air hujan agar tidak menimbulkan genangan yang bisa berujung pada banjir.

Karena perannya yang penting, sistem drainase banyak diterapkan di berbagai proyek bangunan seperti rumah tinggal, gedung perkantoran, hingga kawasan perkotaan. 

Di sisi lain, ada juga sistem drainase alami yang terbentuk tanpa intervensi manusia, seperti halnya sungai yang merupakan contoh nyata.

Coba bayangkan jika suatu kota tidak memiliki sistem drainase yang memadai. Ketika hujan deras turun, wilayah tersebut akan sangat rentan mengalami banjir. Genangan air pun akan sulit surut tanpa adanya sistem pengaliran yang baik. 

Selain mencegah banjir, drainase juga memfasilitasi aliran air menuju sumber air terdekat seperti sungai atau danau.

Tujuan Pembuatan Drainase

Setelah memahami berbagai macam sistem pengaliran air, penting juga untuk mengetahui apa sebenarnya tujuan dari keberadaan sistem ini. 

Salah satu fungsi utamanya adalah untuk mengurangi volume air berlebih dari suatu area, sehingga tanah di kawasan tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal sesuai dengan fungsinya. 

Selain itu, sistem ini juga berperan dalam menahan laju erosi tanah dan mencegah kerusakan pada infrastruktur seperti jalan dan bangunan di sekitarnya. Keberadaan sistem pengaliran air juga sangat bermanfaat dalam mengantisipasi banjir.

Tak hanya itu, sistem ini dapat membantu menurunkan dampak buruk aliran air permukaan terhadap mutu air sungai. 

Mencegah terbentuknya genangan yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya serangga pembawa penyakit juga merupakan salah satu manfaat utamanya. 

Hal ini tentu berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kesehatan dan kenyamanan warga yang tinggal di sekitarnya. Berikut ini beberapa tujuan utamanya:

  • Meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan tempat tinggal masyarakat.
  • Mengatur pembuangan air permukaan secara efisien, aman, dan lancar, dengan tetap mempertimbangkan aspek pelestarian lingkungan.
  • Mengurangi timbulnya genangan yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk penyebab malaria, demam berdarah, serta penyakit lain akibat lingkungan yang tidak bersih.
  • Menjaga kelangsungan fungsi infrastruktur seperti jalan, kawasan hunian, dan pusat perdagangan, agar tetap terjaga dari kerusakan yang disebabkan sistem pengaliran air yang tidak berjalan dengan baik.

Jenis-Jenis Sistem Drainase

Jika kalian sudah memahami apa yang dimaksud dengan sistem drainase, maka pembahasan berikutnya akan mengulas tentang berbagai jenis drainase. 

Secara umum, sistem drainase diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yakni drainase alami dan drainase buatan.

Untuk jenis drainase buatan, kategori ini masih terbagi lagi ke dalam beberapa tipe. Setiap jenis drainase, baik yang alami maupun buatan, memiliki fungsi serta karakteristik yang tidak sama. 

Agar kalian bisa lebih memahami bentuk dan tipe drainase yang ada di sekitar, penjelasan berikut ini bisa menjadi referensi tambahan.

1. Drainase Alami

Jenis drainase yang pertama adalah sistem drainase yang terbentuk secara alami. Seperti namanya, jenis ini muncul dari proses-proses alamiah tanpa adanya keterlibatan manusia. 

Salah satu contoh drainase alami yang sangat mudah dijumpai adalah sungai atau aliran air yang terbentuk sendiri.

Sungai dan jalur air alami lainnya terbentuk karena proses alam, misalnya pengikisan oleh air dalam jangka waktu panjang yang membentuk jalur aliran pada permukaan tanah. 

Saluran air yang tercipta secara alami ini bersifat permanen dan terus digunakan secara alami oleh lingkungan sekitarnya.

2. Drainase Buatan Manusia

Selain terbentuk melalui proses alam, drainase juga bisa dirancang dan dibangun oleh manusia. Tujuan utama dari drainase buatan ini adalah untuk memudahkan pengaliran air dari satu lokasi ke lokasi lainnya sesuai kebutuhan.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, drainase yang dibuat oleh manusia juga dibagi ke dalam beberapa tipe, yang masing-masing memiliki ciri khas dan kegunaan yang berbeda. Berikut penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis drainase buatan manusia:

a. Drainase Bawah Tanah

Pada dasarnya, sistem drainase bertujuan untuk mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain. Namun dalam pembuatannya, aspek estetika juga kerap dipertimbangkan, terutama di lingkungan perkotaan.

Untuk menjaga tampilan lingkungan tetap bersih dan rapi tanpa terlihat saluran air secara terbuka, maka dirancanglah sistem drainase bawah tanah. Di wilayah kota, sistem ini menjadi pilihan umum karena efisiensinya dan tampilannya yang lebih rapi.

Ciri khas dari drainase bawah tanah antara lain adanya penutup di titik-titik tertentu yang biasanya berbentuk lingkaran sebagai akses pemeriksaan dan pemeliharaan.

b. Drainase Permukaan Tanah

Jenis drainase berikutnya adalah yang berada di atas permukaan tanah. Drainase tipe ini banyak ditemukan di area persawahan atau lahan terbuka lainnya. 

Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk mencegah genangan air pada tanah di sekitarnya agar tidak terjadi kerusakan atau gangguan pada lahan pertanian maupun lingkungan sekitarnya.

c. Drainase Terbuka

Jenis drainase yang satu ini lebih sering ditemukan di kawasan perkotaan besar. Sistem ini dirancang agar air dapat mengalir bebas tanpa tercampur limbah. Sebagai contoh, saluran ini berfungsi menyalurkan air hujan. 

Selain aspek fungsionalnya, jenis saluran ini kadang juga difungsikan sebagai elemen penambah estetika di tepi jalan. Tak jarang kota-kota metropolitan memanfaatkan tipe ini untuk memperindah ruang terbuka.

d. Drainase Tertutup

Berbeda dari yang terbuka, tipe tertutup didesain untuk menyalurkan air yang sudah terkontaminasi limbah. 

Contoh paling umum adalah air buangan dari pabrik yang mengandung zat kimia. Sistem ini bekerja secara tertutup agar limbah tidak mencemari lingkungan sekitar.

e. Drainase Single Purpose

Disebut single purpose karena sistem saluran ini dikhususkan untuk satu jenis fungsi saja. Biasanya digunakan untuk membuang air dengan satu kategori limbah tertentu. 

Misalnya, sebuah industri membuat sistem drainase yang hanya boleh digunakan untuk membuang limbah cair spesifik dari proses produksinya. Sistem ini tidak boleh dialihfungsikan untuk membuang air jenis lain di luar yang telah ditetapkan.

f. Drainase Multi Purpose

Jenis ini memiliki fungsi lebih luas karena dapat menangani beberapa jenis limbah air sekaligus. Contohnya bisa dilihat pada sistem drainase di lingkungan perumahan, yang mampu mengalirkan air hujan dan air limbah rumah tangga dalam satu saluran. 

Dari sisi biaya, sistem ini tergolong efisien. Namun, jika muncul kekhawatiran soal pencemaran lingkungan atau dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, maka lebih baik menerapkan sistem dengan saluran terpisah untuk setiap jenis air buangan.

Fungsi Drainase

Walaupun fungsi dasar dari sistem drainase telah dijelaskan secara umum, ternyata peranannya jauh lebih luas. Sistem ini ternyata memiliki beberapa manfaat penting lainnya. Berikut ini uraian lengkap mengenai berbagai fungsi dari sistem drainase:

  • Keberadaan drainase sangat berguna untuk menghilangkan genangan air, mengatasi banjir, dan mencegah erosi. 

Fasilitas ini juga sangat bermanfaat di daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, karena mampu menjaga kestabilan wilayah tersebut.

  • Sistem ini juga berperan dalam menekan penyebaran berbagai penyakit yang dipicu oleh kondisi sanitasi yang tidak memadai. Beberapa contoh penyakit tersebut antara lain malaria, demam berdarah, disentri, dan lain sebagainya.
  • Drainase turut membantu dalam penataan ruang yang lebih tertib dan efisien. Selain itu, sistem ini bisa mengurangi potensi kerusakan tanah akibat pembangunan berbagai struktur seperti jalan, perumahan, dan bangunan lainnya.
  • Selain menjaga keseimbangan alam, drainase juga berkontribusi terhadap kualitas lingkungan, terutama pada unsur tanah, air, dan udara di sekitarnya.
  • Fungsi lainnya yaitu mendukung keberlanjutan sarana dan prasarana fisik di suatu kawasan, termasuk area permukiman, agar bisa digunakan dalam jangka waktu lebih panjang.
  • Drainase pun memainkan peran penting dalam menjaga dan melestarikan ketersediaan sumber daya air.

Melalui uraian tersebut, dapat dipahami bahwa sistem drainase sangat penting dalam mendukung kesejahteraan lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya sistem ini, kerusakan lingkungan dan penyebaran penyakit dapat ditekan secara signifikan.

Contoh Drainase

Setelah memahami apa saja tujuan dari adanya sistem drainase, langkah selanjutnya adalah mengenali contoh penerapannya. 

Suatu sistem drainase bisa dikatakan berfungsi optimal jika air hujan atau limbah dapat mengalir dengan lancar tanpa ada penyumbatan. 

Ciri lainnya adalah tidak adanya genangan meskipun terjadi hujan deras, atau ketika debit air meningkat secara signifikan di wilayah tersebut.

Selain itu, drainase yang baik ditandai pula dengan penggunaan bahan yang sesuai dengan kondisi lapangan. 

Contohnya, gorong-gorong di area luas yang menanggung beban berat sebaiknya dibangun menggunakan beton karena ketahanannya lebih baik, sementara bahan seperti Polyvinyl Chlorida (PVC) lebih tepat digunakan di area sempit yang tidak menerima beban besar.

Fungsi drainase yang baik bukan hanya untuk mengatasi banjir, tetapi juga berperan dalam mencegah terjadinya erosi tanah dan membantu mengatur permukaan air tanah. 

Tidak hanya itu, drainase juga berfungsi untuk menjaga infrastruktur seperti jalan dan bangunan agar tidak cepat rusak akibat pengaruh air.

Ketahanan juga menjadi aspek penting dari sistem drainase yang ideal. Drainase yang dirancang dengan baik seharusnya mampu bertahan selama bertahun-tahun. 

Agar bisa mencapai usia pakai yang panjang, perencanaan sistem drainase perlu mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar, perkembangan populasi di wilayah tersebut, serta pemilihan bahan bangunan yang tepat sesuai dengan standar teknis yang berlaku.

Sebagai tambahan, drainase yang dirancang secara maksimal juga dapat memberi nilai lebih dengan memperindah tampilan lingkungan sekitar. 

Ini menunjukkan bahwa aspek fungsional dan estetika sama-sama diperhitungkan dalam pembangunan sistem drainase yang baik.

Permasalahan yang Kerap Terjadi pada Sistem Drainase

Pembangunan sistem drainase tentu memiliki tujuan positif. Namun, seiring waktu, keberadaannya tetap bisa menimbulkan kendala tertentu. 

Beberapa masalah umum masih kerap ditemukan dalam pengelolaan saluran drainase. Berikut penjelasan lengkapnya:

Pertumbuhan Jumlah Penduduk yang Pesat

Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah penduduk terus meningkat dengan cepat. Lonjakan ini mendorong peningkatan pembangunan fisik dan pembuangan limbah dalam skala besar. 

Apabila tidak diimbangi dengan penambahan dan pengelolaan sistem drainase yang memadai, maka potensi pencemaran lingkungan dan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari pun tetap akan terjadi.

Kurangnya Perhatian terhadap Pengelolaan Sampah

Masalah lainnya yang sering muncul dalam sistem drainase adalah buruknya pengelolaan sampah. Pertambahan jumlah penduduk secara otomatis memperbesar volume sampah yang dihasilkan. 

Jika tidak ditangani dengan baik, sampah tersebut bisa menyumbat aliran air, mempersempit ruang saluran, serta menyebabkan pendangkalan. Akibatnya, air akan lebih mudah tergenang saat hujan turun, bahkan bisa memicu banjir di area tertentu.

Terjadinya Penurunan Tanah

Permasalahan berikutnya adalah amblesnya permukaan tanah. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh eksploitasi air tanah secara berlebihan. 

Ketika air tanah terus diambil tanpa kendali, struktur tanah menjadi rapuh sehingga terjadi penurunan permukaan atau ambles.

Kurang Maksimalnya Sinkronisasi Infrastruktur

Rendahnya koordinasi antar pihak dalam pengelolaan infrastruktur juga bisa menjadi pemicu persoalan drainase. 

Misalnya, masih sering dijumpai pemotongan saluran eksisting atau penggalian baru yang tumpang tindih dengan jaringan saluran yang sudah ada sebelumnya. 

Karena itu, setiap pembangunan yang berkaitan dengan saluran air, baik itu saluran air bersih maupun limbah, harus dilakukan melalui koordinasi agar tidak menimbulkan kerusakan pada sistem yang telah dibangun.

Kurangnya Kepedulian dari Masyarakat

Faktor terakhir yang turut memperburuk kondisi saluran drainase adalah rendahnya kesadaran masyarakat. Salah satu contohnya adalah pengabaian terhadap pengelolaan limbah rumah tangga. 

Perilaku membuang sampah sembarangan ke saluran air masih sering dijumpai, dan hal ini menjadi pemicu utama tersumbatnya aliran drainase serta terjadinya berbagai dampak buruk lainnya.

Tips Menangani Permasalahan pada Saluran Drainase

Sebelumnya telah dipaparkan beberapa persoalan umum yang sering muncul pada saluran drainase. Tentu saja, masalah-masalah tersebut tidak boleh diabaikan begitu saja. 

Diperlukan langkah-langkah penanganan lebih lanjut untuk mengurangi sekaligus menyelesaikan permasalahan yang sudah terjadi.

Bila kamu masih belum memahami apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam menangani persoalan drainase, penjabaran di bawah ini dapat menjadi acuan:

  • Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, salah satu langkah yang bisa diambil adalah memberikan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah, khususnya limbah rumah tangga. 

Tak kalah penting, perlu disampaikan pula bahwa saluran drainase serta sungai bukanlah tempat yang semestinya digunakan untuk membuang sampah.

  • Diperlukan tindakan tegas dari pemerintah daerah terhadap siapa pun yang masih membuang sampah secara sembarangan, misalnya dengan menjatuhkan sanksi.
  • Pembangunan konstruksi berupa bak kontrol serta sistem penyaringan pada saluran drainase dapat dilakukan agar proses pembuangan sampah menjadi lebih efisien dan aliran air tetap lancar.
  • Perbaikan kondisi lingkungan melalui konservasi alam juga menjadi hal yang perlu diperhatikan.
  • Pengelolaan limpasan air hujan bisa dilakukan dengan membangun fasilitas khusus yang berfungsi untuk menahan, menyimpan, serta meresapkan air hujan yang turun.

Dengan menerapkan sejumlah langkah tersebut, tentu kondisi drainase dan lingkungan secara keseluruhan dapat diperbaiki menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

Semua bisa dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan secara sadar oleh masing-masing individu, karena langkah sederhana tersebut bisa menghasilkan perubahan besar terhadap kelestarian lingkungan.

Tips Membangun Saluran Drainase Rumah

Salah satu bentuk saluran drainase yang paling mudah dijumpai adalah yang berada di sekitar tempat tinggal kita. 

Tentunya, pembangunan saluran drainase di lingkungan rumah perlu dilakukan dengan cara yang tepat agar dapat mencegah munculnya berbagai masalah seperti yang telah dibahas sebelumnya.

Ada sejumlah langkah yang bisa dijadikan panduan dalam membangun sistem drainase di area rumah pribadi. Apa saja hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses tersebut? Berikut ini adalah uraian lengkap yang dapat kamu terapkan.

  • Lakukan penyesuaian besar saluran air dengan kapasitas yang memang dibutuhkan oleh seluruh anggota keluarga.
  • Lakukan pemilihan pipa saluran drainase yang ingin digunakan.
  • Lakukan pembuatan parit dalam ukuran kecil sesuai kebutuhan guna untuk menghindari terjadinya genangan air.
  • Saluran drainase yang dibuat tidak perlu ditutup secara keseluruhan. Hal ini dilakukan agar adanya resapan air.

Melalui penerapan beberapa tips di atas, diharapkan kamu dapat memiliki saluran drainase yang berfungsi optimal tanpa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar.

Alat Berat untuk Membuat Saluran Drainase

Saat membangun saluran drainase di rumah, alat berat mungkin tidak terlalu dibutuhkan. 

Namun, untuk proyek berskala besar seperti di jalan raya atau area publik, keberadaan alat berat sangat membantu mempercepat pekerjaan. Beberapa alat berat yang biasa digunakan dalam proyek drainase antara lain:

Excavator

Excavator digunakan untuk menggali dan membentuk saluran drainase. Alat ini juga bermanfaat dalam mengangkat endapan sampah dari kanal atau sungai. Kamu mungkin sering melihat excavator di proyek-proyek pembangunan saluran air di pinggir jalan.

Dump Truck

Dump truck berfungsi untuk mengangkut material atau limbah hasil galian dari excavator. Alat ini sangat membantu dalam proses pembuangan endapan sampah yang diangkat dari saluran drainase.

Meskipun hanya dua jenis alat berat yang disebutkan, keduanya sangat efektif dalam mempercepat proses pembuatan dan perawatan drainase. Selain itu, alat ringan seperti cangkul dan sekop juga tetap berguna dalam proses pekerjaan tersebut.

Sebagai penutup, pemahaman menyeluruh tentang apa itu drainase penting agar sistem pengelolaan air di lingkungan sekitar dapat berfungsi secara optimal dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index