Pendidikan

Museum Jadi Sumber Inspirasi Pendidikan

Museum Jadi Sumber Inspirasi Pendidikan
Museum Jadi Sumber Inspirasi Pendidikan

JAKARTA - Museum Pendidikan Nasional tengah mengukir langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pelayanannya melalui inovasi digital, khususnya dengan mengembangkan koleksi digital yang berakar dari kekayaan sejarah lokal. Upaya ini bertujuan memaksimalkan daya tarik pengunjung sekaligus memperkuat narasi sejarah yang disajikan, dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Sebagai bagian dari program penelitian berjudul “Pengembangan Koleksi Digital Museum Berbasis Edutourism melalui Artificial Intelligence Kisah Fenomenal P.A.A Djajadiningrat untuk Meningkatkan Engagement dan Historical Consciousness,” tim dari Museum Pendidikan Nasional melakukan kegiatan heuristik di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada pertengahan Juli 2025. Tujuan kegiatan heuristik ini adalah menggali dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah primer terkait tokoh bersejarah P.A.A. Djajadiningrat untuk memperkaya dan memperkuat koleksi museum secara akurat dan valid.

Penelitian ini didanai oleh BIMA DPPM Kemendiktisaintek dan merupakan kolaborasi antara Museum Pendidikan Nasional, Educational Cultural Sustainability Network, serta PT. RMI. Timnya terdiri atas para akademisi dan praktisi seperti Prof. Dr. Leli Yulifar, M.Pd. selaku ketua tim dan Kepala Museum Diknas UPI, juga beberapa dosen dan staf ahli di bidang pendidikan dan sejarah dari berbagai institusi terkemuka.

Pengembangan koleksi digital ini secara langsung mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas serta SDG 11 yang fokus pada kota dan komunitas yang berkelanjutan. Museum tidak hanya berperan sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah, melainkan juga sebagai pusat pembelajaran sejarah yang dinamis dan berbasis riset.

Tim penelitian menelusuri unit koleksi buku langka, arsip dari era kolonial Belanda, kartograf, dan arsip foto langka yang disimpan di ANRI dan Perpusnas. Penelusuran ini dimaksudkan untuk menemukan sumber primer yang memperkuat narasi sejarah museum dan memberikan wawasan sejarah tentang peran penting P.A.A. Djajadiningrat dalam pendidikan. Prof. Dr. Leli Yulifar menegaskan bahwa validitas dan kekuatan narasi museum harus berdasar pada sumber asli agar cerita yang disampaikan tidak hanya menarik, tapi juga akurat dan berwibawa.

Museum Pendidikan Nasional UPI memantapkan posisinya sebagai pusat edukasi sejarah yang terbuka dan berbasis teknologi dengan mengintegrasikan AI untuk menciptakan koleksi digital yang interaktif dan edukatif. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan jumlah pengunjung, tetapi juga kualitas pemahaman dan kesadaran sejarah yang diperoleh oleh masyarakat.

Dengan pendekatan yang mengedepankan riset dan teknologi, museum ini bertransformasi menjadi ruang pembelajaran masa kini yang relevan, menarik, dan berkontribusi pada pengembangan pendidikan nasional. Museum ini membuktikan bahwa pemanfaatan teknologi digital dan sumber sejarah lokal dapat menjadikan sejarah lebih hidup dan memberi inspirasi bagi generasi penerus.

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan Museum Pendidikan Nasional dalam mendukung pengembangan budaya literasi sejarah yang kuat serta role model bagi museum-museum lain di Indonesia. Program pengembangan koleksi digital ini tidak hanya memberi manfaat edukasi, tetapi juga mendukung pembangunan komunitas yang berkelanjutan sesuai dengan semangat SDGs.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index