Sri Mulyani

Sri Mulyani Dorong Rupiah Kuat Konsisten

Sri Mulyani Dorong Rupiah Kuat Konsisten
Sri Mulyani Dorong Rupiah Kuat Konsisten

JAKARTA - Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencerminkan ketahanan ekonomi nasional yang semakin solid. Dalam beberapa waktu terakhir, nilai tukar rupiah menunjukkan tren yang positif, didukung oleh faktor eksternal dan internal yang saling menguatkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang tetap stabil menjadi salah satu penopang utama kekuatan mata uang Garuda.

Dalam pernyataannya, Sri Mulyani menegaskan bahwa penguatan rupiah menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kebijakan fiskal dan moneter yang berjalan beriringan. “Kita melihat rupiah menguat dalam beberapa hari terakhir. Ini mencerminkan persepsi positif terhadap Indonesia, baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun respons otoritas moneter,” ujar Sri Mulyani.

Faktor lain yang turut memperkuat rupiah, menurut Sri Mulyani, adalah membaiknya neraca transaksi berjalan serta masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik. Hal ini tak lepas dari peran penting Bank Indonesia yang menjaga stabilitas moneter dengan cermat dan terukur.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, juga menyampaikan pandangannya terkait penguatan nilai tukar rupiah. Ia menjelaskan bahwa rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir, didukung oleh kinerja ekonomi nasional serta kebijakan moneter yang akomodatif.

“Nilai tukar rupiah menguat sekitar 1,5 persen dalam beberapa hari terakhir, dan sejak awal tahun hingga saat ini, rupiah sudah terapresiasi sekitar 4 persen,” kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers terbarunya.

Menurut Perry, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan mata uang rupiah mengalami penguatan yang solid. Pertama, meningkatnya arus masuk modal asing ke pasar Surat Berharga Negara (SBN), seiring meningkatnya minat investor terhadap aset berisiko dari negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kedua, kebijakan suku bunga acuan yang tetap dipertahankan oleh Bank Indonesia pada level 6,25 persen, menurutnya memberikan sinyal stabilitas dan kredibilitas terhadap pasar. “Kami terus menjaga agar stabilitas rupiah tetap terjaga, dengan intervensi yang terukur di pasar valas maupun pasar SBN,” jelas Perry.

Ketiga, perkembangan ekonomi global yang mulai menunjukkan pelonggaran tekanan inflasi, khususnya di Amerika Serikat, membuat investor global mengalihkan fokusnya ke negara-negara dengan prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Indonesia, dengan fundamental ekonomi yang kuat dan inflasi yang terkendali, menjadi salah satu pilihan utama.

Perry Warjiyo juga menambahkan bahwa cadangan devisa Indonesia masih berada pada level yang aman, yang turut menjadi faktor pendukung dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ia menegaskan bahwa BI akan terus berada di pasar untuk memastikan volatilitas nilai tukar tetap terkendali sesuai dengan fundamental ekonomi.

Sementara itu, Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga kesinambungan fiskal melalui pengelolaan APBN yang kredibel. Defisit anggaran yang terjaga serta keberhasilan dalam menjaga rasio utang tetap rendah menjadi poin penting dalam membangun kepercayaan pasar.

“Dengan pengelolaan fiskal yang hati-hati, kami berharap iklim investasi akan tetap kondusif, sehingga aliran modal asing dapat terus masuk dan menopang penguatan rupiah,” tambahnya.

Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa pemerintah terus mendorong ekspor dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Strategi ini diyakini akan memperkuat struktur neraca perdagangan serta menjaga stabilitas nilai tukar dalam jangka panjang.

Perry menegaskan bahwa pihaknya akan tetap waspada terhadap potensi risiko eksternal yang bisa memengaruhi nilai tukar rupiah. Salah satunya adalah arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve, yang masih menjadi perhatian pasar global. Namun, ia optimistis bahwa rupiah tetap dalam jalur penguatan dengan dukungan kuat dari dalam negeri.

Dari sisi pelaku pasar, penguatan rupiah juga memberikan sentimen positif terhadap iklim investasi dalam negeri. Stabilitas mata uang mendorong kepastian berusaha dan menjadi daya tarik bagi investor asing.

Melalui sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia, Indonesia berhasil menjaga fondasi ekonomi tetap kokoh di tengah dinamika global. Penguatan rupiah yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir menjadi bukti nyata bahwa kebijakan fiskal dan moneter berjalan efektif dan saling mendukung.

Ke depan, pemerintah dan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi untuk menjaga stabilitas ekonomi makro, termasuk nilai tukar. Komitmen ini menjadi kunci dalam menciptakan kepastian dan kepercayaan bagi dunia usaha dan masyarakat.

Dengan kinerja ekonomi yang solid dan koordinasi kebijakan yang erat, optimisme terhadap prospek rupiah akan tetap terjaga. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia akan terus memantau dinamika global dan mengambil langkah antisipatif yang diperlukan untuk menjaga momentum penguatan rupiah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index