Sembako

Sembako Naik UMKM Tetap Kuat Bangkit

Sembako Naik UMKM Tetap Kuat Bangkit
Sembako Naik UMKM Tetap Kuat Bangkit

JAKARTA - Di tengah tantangan naiknya harga sembako, semangat pelaku usaha mikro di Banda Aceh tidak surut. Di balik harga beras dan telur yang makin tinggi, para pedagang kecil tetap berusaha memberikan layanan terbaik kepada konsumennya tanpa mengorbankan kualitas.

Salah satu kisah datang dari Irawati, seorang pelaku usaha kuliner di kawasan Jalan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Ia tetap setia menjual nasi gurih dengan harga terjangkau, hanya Rp7.000 per bungkus. Meskipun begitu, Irawati harus memutar otak agar usahanya tetap berjalan di tengah meningkatnya harga bahan pokok yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

“Bagi kami pengusaha UMKM, apalagi yang jual nasi serba Rp7.000, sangat berat menghadapi kenaikan harga sembako,” ujar Irawati.

Kenaikan yang dimaksud bukanlah sedikit. Harga beras, misalnya, telah melonjak dari Rp210 ribu menjadi Rp235 hingga Rp240 ribu per sak berukuran 15 kilogram. Sementara itu, harga telur pun mengalami lonjakan, dari Rp50 ribu menjadi Rp60 ribu per papan.

Di tengah tekanan tersebut, Irawati tak serta merta menaikkan harga jual makanannya. Ia memilih menyiasati kondisi dengan cara menyesuaikan porsi makanan yang ia sajikan.

“Harga tetap, tapi porsinya kami kecilkan sedikit. Itu juga sudah kami jelaskan ke pembeli bahwa semua bahan pokok naik,” katanya sambil tetap tersenyum melayani pelanggan.

Kejujuran dan komunikasi terbuka inilah yang membuat pelanggan Irawati tetap setia. Meski porsi sedikit disesuaikan, pemahaman dan empati dari pelanggan membuat usaha kecil seperti miliknya bisa tetap bertahan.

“Jumlah pembeli masih tergolong stabil karena kami terus terang dengan mereka,” tambahnya.

Namun, Irawati tidak menutupi harapannya kepada pemerintah agar segera mengambil langkah konkret. Ia menilai stabilitas harga sembako sangat menentukan kelangsungan usaha kuliner skala kecil. Usaha yang berbasis harga murah, menurutnya, sangat bergantung pada harga bahan baku yang stabil.

“Harapan kami, pemerintah bisa cepat menurunkan harga bahan pokok. Karena jual nasi murah itu untungnya sudah sangat tipis. Kalau harga naik terus, kami bisa benar-benar tidak kuat,” tutur Irawati.

Sebagai bagian dari UMKM, Irawati menyadari bahwa keberlangsungan usaha kecil tidak hanya bergantung pada strategi dagang saja, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi yang mendukung sektor akar rumput.

Menurutnya, tantangan saat ini bukan hanya terletak pada biaya produksi, melainkan juga pada kemampuan untuk tetap bertahan ketika daya beli masyarakat tidak mengalami peningkatan yang berarti.

“Kendala terberat bukan cuma biaya bahan baku yang naik, tapi juga karena daya beli masyarakat tidak banyak berubah. Pendapatan tetap segitu, tapi pengeluaran kami naik,” ucapnya dengan nada tenang.

Meski begitu, Irawati tetap yakin bahwa usaha kecil akan terus berperan penting dalam roda ekonomi masyarakat. Ia berharap perhatian pemerintah terhadap UMKM tidak hanya sebatas bantuan sesaat, melainkan kebijakan berkelanjutan yang mampu menjaga keberlangsungan usaha kecil di berbagai sektor, terutama kuliner.

"Semoga ada kebijakan pemerintah berpihak pada usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat," pungkasnya.

Dari kisah sederhana Irawati, kita bisa melihat bahwa di tengah tekanan ekonomi, semangat dan kreativitas pelaku usaha kecil tetap menyala. Komitmen untuk melayani pelanggan dengan jujur, upaya menyesuaikan strategi bisnis, hingga harapan pada kebijakan yang mendukung, menjadi bagian dari perjuangan sehari-hari pelaku UMKM.

Kisah ini mencerminkan bagaimana pelaku usaha lokal tidak hanya menjadi bagian dari ekonomi nasional, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga ketahanan ekonomi masyarakat. Meskipun harga sembako terus mengalami tekanan, Irawati dan pelaku UMKM lainnya tetap berusaha menyesuaikan diri dengan cara-cara yang kreatif dan bertanggung jawab.

Tak hanya bertahan, mereka juga terus memberikan kontribusi nyata. Dalam kondisi apapun, UMKM seperti Irawati membuktikan bahwa usaha kecil tidak pernah menyerah, bahkan di tengah badai harga yang melonjak. Mereka tetap melayani, tetap terbuka, dan tetap memberikan pilihan terjangkau bagi masyarakat.

Harga sembako yang naik memang menjadi tantangan nyata. Namun, dengan komunikasi terbuka dan strategi yang bijak, pelaku UMKM menunjukkan bahwa ketangguhan dan harapan bisa tetap dijaga. Hal ini patut menjadi perhatian bagi pemangku kepentingan agar tetap mendukung dan memperhatikan sektor ini dalam setiap kebijakan yang diambil.

Semakin jelas bahwa UMKM bukan sekadar roda kecil dalam sistem ekonomi, tetapi pilar penting yang menopang kebutuhan masyarakat luas. Dukungan terhadap mereka tidak hanya berarti menjaga kelangsungan usaha kecil, tetapi juga bagian dari menjaga stabilitas sosial dan ekonomi secara keseluruhan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index