Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Ciri-cirinya

Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Ciri-cirinya
tahap perkembangan bahasa anak usia dini

Tahap perkembangan bahasa anak usia dini menjadi momen yang sangat dinanti oleh setiap orang tua. 

Melihat anak mulai bisa berbicara membawa kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri. Hampir semua orang tua pasti merasakan hal ini.

Perkembangan bahasa pada anak sendiri terbagi menjadi dua tahap utama, yaitu tahap pralinguistik dan tahap linguistik.

Pernahkah kamu merasa kagum saat anak balita mengucapkan kata pertama atau bahkan kalimat lengkap untuk pertama kalinya? 

Itu adalah bukti nyata bahwa tahap perkembangan bahasa anak usia dini memang sangat menakjubkan. Untuk mengetahui lebih detail, mari pelajari lebih jauh tentang proses ini.

Apa yang Dimaksud dengan Perkembangan Bahasa Anak?

Perkembangan bahasa pada anak, terutama pada masa balita, merupakan proses yang berlangsung secara bertahap hingga usia sekitar delapan tahun. 

Pada usia tersebut, anak biasanya sudah memiliki kosakata yang cukup luas sehingga dapat berbicara dengan cara yang mirip orang dewasa.

Proses perkembangan bahasa ini biasanya terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu yang muncul secara berurutan, bukan sekaligus dalam waktu bersamaan.

Anak tidak perlu diajarkan bahasa secara langsung seperti metode guru mengajar murid. Justru, pembelajaran bahasa pada masa awal kehidupan anak terjadi secara alami dan spontan. 

Inilah yang membuat proses perkembangan bahasa pada anak begitu menarik dan luar biasa.

Anak belajar bahasa dari lingkungan sekitar, terutama dari orang-orang yang sering berkomunikasi dan berbicara dengannya. 

Walaupun proses belajar bahasa berlangsung secara alami, ada beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan bicara anak, baik dari dalam diri anak sendiri maupun dari lingkungan luar.

Secara genetik, anak memiliki kemampuan untuk menangkap dan memahami bahasa yang mereka dengar. 

Apabila anak tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan interaksi sosial, maka kemampuan berbahasanya akan berkembang dengan lebih baik dan lancar.

Namun, tidak tepat jika menganggap bahwa anak akan otomatis bisa berbicara hanya karena bertambahnya usia tanpa adanya stimulasi dan interaksi yang cukup.

Ciri-ciri Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Sebelum membahas lebih dalam tentang tahapan perkembangan bahasa pada anak, ada baiknya kita mengenali dulu tanda-tanda perkembangan bahasa pada anak Anda.

Perkembangan bahasa anak biasanya dimulai dari kemampuan mengucapkan kalimat sederhana hingga mampu menyusun kalimat yang lebih rumit.

Selain itu, perkembangan bahasa yang sehat ditandai dengan kemampuan anak menggunakan bahasa secara tepat dan sesuai konteks. Anak juga menunjukkan penggunaan gerakan tubuh dan ekspresi yang mendukung komunikasi mereka.

Perhatikan bagaimana cara anak Anda belajar berbicara. Jika hal-hal tersebut sudah terlihat, maka anak Anda mengalami perkembangan yang baik.

Pada tahap berikutnya, anak biasanya sudah menguasai sekitar 2.500 kata yang digunakan dalam interaksi sehari-hari dengan orang-orang di sekitarnya. 

Ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasanya sudah berjalan optimal, dan cara berkomunikasinya mulai menyerupai orang dewasa.

Ciri lain dari perkembangan bahasa yang matang adalah kemampuan anak menggunakan kata-kata yang tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Tahap Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Secara umum, orang tua sering merasa kurang sabar saat menunggu anak mulai bisa berkomunikasi dengan baik. Agar tidak keliru dalam menilai kemajuan mereka, penting untuk memahami terlebih dahulu tahap perkembangan bahasa anak usia dini.

Walaupun anak berusia antara 5 hingga 8 tahun masih terus mengalami perkembangan bahasa, proses ini sebenarnya sudah dapat mencapai kematangan sejak masa awal kehidupan.

Berikut ini merupakan tahapan perkembangan bahasa anak berdasarkan usia mereka.

Tahap bahasa pada bayi usia 0 sampai 3 bulan

Pada masa ini, bayi biasanya berkomunikasi dengan cara tersenyum, menangis, dan mengeluarkan suara mendekut atau cooing.

Tahap bahasa pada bayi usia 3 sampai 4 bulan

Di usia ini, bayi mulai menggunakan lebih banyak gerakan untuk berkomunikasi. 

Contohnya, mereka mungkin menghela napas, mendengus, berteriak, tertawa, dan menangis dengan variasi nada suara. Bayi juga mulai melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya.

Tahap bahasa pada bayi usia 4 sampai 6 bulan

Setelah melewati tahap sebelumnya, bayi mulai mengucapkan beberapa suku kata sebagai bentuk komunikasi. Mereka juga mulai meniru suara atau kata-kata pendek seperti “ga,” “ba,” dan suku kata singkat lainnya.

Perkembangan bahasa pada bayi usia 6 sampai 7 bulan

Selain mengeluarkan suku kata pertama, bayi pada usia ini juga mulai meniru gerakan atau ekspresi yang dilakukan orang di sekitarnya, seperti tertawa atau batuk. 

Mereka juga mulai mengeluarkan suara untuk memanggil, misalnya “aaaah,” “booo,” dan sejenisnya.

Tahap bahasa pada bayi usia 8 sampai 9 bulan

Pada usia ini, bayi mulai mengucapkan kata-kata yang terdengar lebih panjang dan menyerupai percakapan orang dewasa, seperti “baba,” “mama,” atau kata-kata lain. 

Namun, meskipun sudah bisa melafalkan kata-kata tersebut, bayi belum memahami arti dari kata-kata yang diucapkannya.

Tahap bahasa pada usia 10 sampai 11 bulan

Pada usia ini, anak mulai menunjukkan kemampuan awal untuk berkomunikasi dengan lebih efektif. Komunikasi tidak hanya lewat kata-kata, tetapi juga ekspresi yang disesuaikan dengan situasi dan tujuan tertentu. 

Anak sudah mulai bisa menyampaikan perasaan seperti meminta, memaksa, menolak, serta menyapa orang di sekitarnya.

Saat berbicara, mereka juga menggunakan gerakan pendukung seperti menunjuk benda atau memperhatikan sesuatu yang mereka inginkan.

Tahap bahasa pada usia 12 sampai 18 bulan

Berbeda dengan tahap sebelumnya, perkembangan bahasa pada rentang usia ini terlihat kurang nyata karena anak mulai mengucapkan beberapa kata yang sudah mereka pahami maknanya. 

Misalnya, ketika mereka mengatakan “mama,” anak sudah tahu bahwa kata tersebut merujuk pada ibunya.

Tahap bahasa pada usia 18 bulan sampai 2 tahun

Pada fase ini, kosakata anak mulai bertambah dan mereka mulai menyusun dua kata atau lebih sehingga terdengar seperti kalimat singkat. 

Anak juga mulai mengerti arti dari apa yang mereka ucapkan maupun yang diucapkan oleh orang tua. Orang tua pun menjadi lebih mudah memahami maksud dari kalimat anak.

Setelah usia 2 hingga 3 tahun, kemampuan anak dalam membentuk kalimat semakin baik karena kosakata mereka semakin banyak.

Memasuki usia lebih dari 3 tahun, perkembangan bahasa anak akan meningkat pesat, termasuk rasa ingin tahu yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan kompleks dan abstrak. 

Contohnya, anak mungkin bertanya, “Apakah biji jambu akan tumbuh jika aku makan jambu beserta bijinya?”

Pertanyaan seperti ini akan semakin sering muncul karena kemampuan berkomunikasi dan kosakata anak terus berkembang. Sebagai orang tua, siapkan diri untuk menjawab berbagai pertanyaan menarik dari anak.

Tahapan komunikasi yang dijelaskan di atas merupakan gambaran umum tentang perkembangan bahasa anak. 

Jika anak Anda belum sesuai dengan tahapan tersebut, tidak perlu khawatir karena setiap anak memiliki kecepatan tumbuh kembang yang berbeda-beda.

Pengertian Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa merupakan proses di mana seseorang semakin mampu memahami dan mengucapkan kata-kata. 

Seiring waktu dan interaksi dengan lingkungan, kemampuan berbahasa serta perbendaharaan kata seseorang akan terus bertambah.

Kesimpulan ini muncul setelah mengamati berbagai tahapan pertumbuhan kemampuan bahasa pada anak yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kemampuan berbahasa pada anak tidak hanya dilihat dari apakah mereka sudah bisa berbicara atau belum, melainkan juga berdasarkan beberapa aspek lainnya.

Secara umum, perkembangan bahasa pada anak usia dini dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu bahasa penerimaan (receptive) dan bahasa ekspresif (expressive).

Bahasa penerimaan adalah kemampuan anak untuk memahami apa yang disampaikan oleh orang lain, baik itu berupa kata-kata yang diucapkan, gerakan tubuh, maupun tulisan.

Sementara itu, bahasa ekspresif adalah kemampuan anak untuk menggunakan bahasa dalam menyampaikan pikirannya atau mengekspresikan diri. Dalam aspek bahasa ekspresif, terdapat enam komponen yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Prosodi, yaitu kemampuan anak dalam menunjukkan variasi nada dan intonasi saat berbicara
  • Morfologi, yaitu kemampuan anak dalam membentuk kata dengan menambahkan imbuhan seperti me-, di-, dan lain-lain
  • Sintaksis, yaitu kemampuan anak untuk menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang tepat
  • Semantik, yaitu kemampuan anak untuk memahami arti dari suatu kata
  • Kosakata, yaitu jumlah kata yang dapat digunakan oleh anak dalam berbicara
  • Pragmatik, yaitu kemampuan anak menggunakan bahasa dalam berinteraksi dengan orang lain sesuai konteks sosialnya

Dengan demikian, jelas bahwa kemampuan berbahasa pada anak tidak hanya sebatas kemampuan mereka mengucapkan kata atau kalimat, tetapi melibatkan berbagai aspek yang kompleks.

Cara untuk Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak

Setelah memahami berbagai tahapan perkembangan bahasa pada anak, mungkin Anda merasa cemas jika pertumbuhan kemampuan anak tidak sesuai dengan penjelasan sebelumnya. 

Namun, penting diingat bahwa setiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda. Meskipun kekhawatiran itu wajar, orang tua sebaiknya tidak lengah dan terus berupaya mendukung perkembangan bahasa anak.

Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu merangsang kemampuan bahasa anak usia dini. Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mendukung perkembangan linguistik anak.

Rutin Ajak Anak Berkomunikasi

Seperti yang sudah dijelaskan, lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada kemajuan bahasa anak. Anak yang tumbuh di lingkungan dengan banyak interaksi akan menyerap bahasa lebih cepat.

Walaupun bayi berusia 0 sampai 3 bulan hanya mampu menangis dan menatap, Anda dapat memulai ajakan komunikasi sejak dini. 

Pastikan Anda berbicara dengan ekspresi wajah yang jelas agar anak memperoleh lebih banyak rangsangan untuk perkembangan bahasanya.

Bermain Permainan Interaktif

Cara lain untuk mendukung perkembangan bahasa anak adalah dengan mengajak mereka bermain permainan yang bersifat interaktif. 

Aktivitas seperti bermain cilukba atau menyanyi dengan lagu-lagu beraneka ragam bisa membantu melatih kemampuan berbahasa anak.

Anda juga dapat membacakan cerita menarik dan mudah dipahami untuk menambah wawasan dan stimulasi bahasa anak.

Bicara dengan pelan dan jelas

Jika anak belum mulai berbicara, ajaklah ia berkomunikasi dengan intonasi yang lambat dan jelas. Saat anak mulai mampu mengucapkan kalimat pendek, coba gunakan kalimat yang lebih panjang untuk merangsang kemampuan bicaranya.

Ajak membaca sejak dini

Membiasakan anak membaca sejak kecil bukan hanya menanamkan kebiasaan baik, tetapi juga membantu perkembangan kemampuan bahasa. Saat membacakan buku, pilihlah buku bergambar agar lebih menarik.

Lebih efektif jika Anda menjelaskan apa yang terlihat di gambar, sehingga anak dapat belajar menganalisis apa yang dilihatnya.

Kurangi memberikan banyak pertanyaan

Banyak orang tua mengajarkan anak dengan bertanya, seperti “Ini apa, Nak?”. Meski bukan cara yang salah, jika anak merasa tertekan dengan cara ini, justru akan menghambat kemampuan bicaranya.

Anak belajar lebih baik tanpa tekanan, jadi sebaiknya hindari penggunaan metode belajar yang banyak bertanya.

Hindari mengoreksi secara langsung

Saat anak mulai berbicara, jangan langsung mengkritik cara mereka mengucapkan kata. Contohnya, jika anak bilang “uting” sambil menunjuk kucing, beri dukungan dengan mengatakan, “Iya, itu kucing.”

Dengan cara ini Anda membenarkan tanpa membuat anak merasa dikritik.

Biarkan anak yang memimpin percakapan

Mengajak anak berbicara memang penting, tapi jangan selalu memaksakan. Jika anak sudah bisa berkomunikasi, berikan kesempatan untuk memimpin obrolan.

Metode ini membantu anak mengeksplorasi topik pembicaraannya sendiri dan mengembangkan kemampuan bahasanya lebih baik.

Kurangi suara latar

Wajar jika orang tua merasa bosan saat menjaga anak dan menyalakan televisi atau video di ponsel. Namun, suara latar dari televisi atau gadget bisa membuat anak kurang tertarik untuk berbicara.

Lebih baik batasi waktu menonton televisi atau gadget agar anak lebih kreatif dan aktif dalam bermain serta berkomunikasi.

Kapan Harus Mencari Pertolongan?

Jika berbagai cara sudah Anda lakukan namun perkembangan bicara anak belum juga membaik, langkah selanjutnya adalah melakukan pengamatan lebih teliti.

Perhatikan apakah keterlambatan tersebut hanya sementara atau memang memerlukan bantuan profesional.

Anda mungkin mulai mempertimbangkan bantuan jika anak sudah berusia 12 tahun namun belum menunjukkan usaha berkomunikasi, baik dengan kata-kata, suara, maupun gerakan untuk menyampaikan keinginannya.

Selain itu, jika anak berumur 2 tahun belum menguasai minimal 50 kata, ini juga menjadi tanda untuk segera mencari dukungan dari tenaga kesehatan.

Pada usia 2 tahun, anak umumnya sudah mulai menyusun kalimat pendek, sehingga keterlambatan ini perlu mendapat perhatian serius.

Sebagai penutup, memahami tahap perkembangan bahasa anak usia dini penting agar orang tua dapat mendukung tumbuh kembang komunikasi anak secara optimal dan tepat waktu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index