JAKARTA - Makassar kembali menjadi saksi gerak langkah strategis kalangan cendekiawan muda Muslim saat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muda Sulawesi Selatan menggelar pelantikan pengurus Majelis Pimpinan Wilayah masa bakti 2025 hingga 2030. Kegiatan ini tidak hanya mengukuhkan struktur organisasi, tetapi juga menghadirkan semangat baru melalui penyelenggaraan Seminar Ilmiah yang mempertemukan pemikiran, inovasi, dan kolaborasi.
Bertempat di Aula Siporio, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulsel, Jalan AP Petta Rani, Makassar, acara ini menjadi panggung konsolidasi pemikiran para cendekiawan muda. Mengusung tema “Membangun Gagasan, Menggerakkan Perubahan: Kiprah ICMI Muda Sulawesi Selatan untuk Umat dan Bangsa”, kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi generasi muda intelektual Muslim dalam merumuskan langkah-langkah konkret menjawab tantangan zaman.
Ketua Umum ICMI Muda Sulsel, Dr Muhammad Tang, menyampaikan bahwa pelantikan kali ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional, termasuk Wakil Menteri Agama Dr Romo H.R. Muhammad Syafi’i, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Dzulfikar Ahmad Tawalla, dan Ketua Presidium ICMI Muda Pusat. Selain itu, turut hadir akademisi dari berbagai kampus, pemimpin organisasi keagamaan, serta Gubernur Sulawesi Selatan H Andi Sudirman Sulaiman sebagai representasi pemerintah daerah.
Menurut Dr Muhammad Tang, kehadiran tokoh-tokoh ini mencerminkan dukungan luas terhadap peran ICMI Muda sebagai agen perubahan. “Para pengurus yang dilantik terdiri dari kalangan muda profesional, akademisi, peneliti, aktivis sosial, dan pelaku industri kreatif sebagai representasi generasi cendekiawan muslim,” tegasnya.
Pelantikan ini tidak hanya bersifat seremoni, tetapi menjadi langkah awal dari sebuah gerakan. Ketua Panitia kegiatan, Dr Muhammad Yusuf, menyatakan bahwa pelantikan dan seminar ilmiah ini adalah momen penting untuk memperkuat posisi ICMI Muda sebagai mitra transformasi sosial dan pembangunan umat.
“Kami berharap dengan kehadiran ICMI Muda ini, para cendekiawan muda dapat mengeksplorasi ide-ide untuk membangun sinergi antara pemikiran kritis, nilai-nilai keislaman, dan praktik kemasyarakatan di dalam wadah organisasi ini,” jelasnya.
Seminar Ilmiah yang menyertai acara pelantikan menghadirkan para narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan dan pengalaman lapangan. Pembukaan materi seminar dilakukan oleh Rektor IAIN Alauddin Makassar, Prof H Hamdan Juhannis. Ia membahas pentingnya inovasi dan kolaborasi sebagai jalan bagi cendekiawan muda Islam dalam memperkuat riset dan pengabdian kepada masyarakat dengan basis nilai-nilai keislaman.
Prof Hamdan menekankan bahwa keberadaan generasi muda Muslim yang aktif dalam kegiatan akademik dan sosial dapat menjadi motor penggerak transformasi di masyarakat. Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antar institusi dan individu agar dampak yang dihasilkan lebih luas dan berkelanjutan.
Selanjutnya, Komandan Lantamal VI Makassar, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Dr Wahyudi, menyampaikan pemikirannya mengenai peran cendekiawan muda Islam sebagai duta moderasi beragama, terutama di wilayah maritim. Ia mengangkat potensi besar kerja sama antara komunitas cendekiawan dan institusi militer dalam membangun pemahaman beragama yang damai dan inklusif di kawasan pesisir.
Dengan pendekatan berbasis riset masyarakat pesisir, Brigjen Wahyudi menilai bahwa keterlibatan cendekiawan muda dapat memperkuat posisi nilai-nilai toleransi di tengah tantangan geopolitik dan sosial di wilayah maritim Indonesia.
Materi lain yang tidak kalah menarik disampaikan oleh Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulsel, Andi Amar Ma’ruf Sulaiman. Ia menguraikan gagasan mengenai peran cendekiawan muda Islam dalam mendorong sektor ekonomi kreatif, melalui sinergi dengan dunia usaha dan jejaring kewirausahaan muda.
“Cendekiawan Muda Islam sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif: Sinergi HIPMI untuk Indonesia Maju basis Riset,” menjadi pokok pikirannya dalam paparan yang membuka ruang dialog antara sektor keilmuan dan dunia industri kreatif.
Di sisi lain, Ketua Harian ICMI Muda Sulsel periode ini, Dr Nildawati, menegaskan bahwa sebanyak 120 pengurus akan dilantik. Ia menjelaskan bahwa kehadiran mereka bukan hanya untuk menghimpun kekuatan intelektual, tetapi juga untuk menggerakkan kerja-kerja strategis secara kolektif.
“ICMI Muda bukan hanya tempat berhimpun, tapi menjadi ruang strategis untuk bergerak bersama. Kami siap menjalin kolaborasi dengan seluruh departemen dan jejaring eksternal untuk menciptakan dampak nyata bagi masyarakat Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Dalam konteks ini, ICMI Muda Sulsel menunjukkan komitmennya untuk mendorong kolaborasi lintas sektor melalui platform kajian, advokasi kebijakan, serta kegiatan berbasis nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya memperkuat peran generasi muda Muslim, tetapi juga menjadi bagian dari pembangunan peradaban bangsa yang mengedepankan keilmuan, keteladanan, dan integritas.
Semangat yang dihadirkan dalam pelantikan dan seminar ilmiah ini memperlihatkan bahwa cendekiawan muda bukanlah kelompok yang sekadar berpikir di ruang-ruang akademik, tetapi juga memiliki keberanian untuk mengambil peran aktif dalam menjawab kebutuhan zaman. Dengan bekal ilmu, jaringan, dan kepedulian sosial, mereka siap menghadirkan solusi konkret yang memberi manfaat bagi umat dan bangsa.
Transformasi melalui pendekatan ilmiah bukan sekadar jargon, melainkan praktik nyata yang sedang dibangun secara sistematis oleh ICMI Muda Sulawesi Selatan. Dan dari momentum ini, harapan besar tertanam agar semangat perubahan yang mereka gerakkan menjadi inspirasi luas di seluruh pelosok Indonesia.