Tekno

Tekno Hijau Bawa Solusi Bangunan Berkelanjutan

Tekno Hijau Bawa Solusi Bangunan Berkelanjutan
Tekno Hijau Bawa Solusi Bangunan Berkelanjutan

JAKARTA - Transformasi dalam dunia konstruksi semakin didorong oleh kemajuan teknologi yang berorientasi pada keberlanjutan. Di tengah tuntutan global akan pengurangan emisi karbon, hadirnya konsep bangunan hijau menjadi terobosan strategis dalam menghadirkan efisiensi energi melalui pendekatan teknologi ramah lingkungan.

Bukan lagi sekadar tren, bangunan hijau kini berkembang menjadi kebutuhan utama yang didukung oleh kemajuan tekno arsitektur modern. Penggunaan sistem berbasis energi terbarukan, penghematan air, hingga pengelolaan limbah yang efisien menjadi indikator dari perubahan ini.

Ketua Umum Green Building Council Indonesia (GBCI), Hari Subagio menegaskan, “Bangunan hijau memainkan peran penting dalam mencapai efisiensi energi global.”

Dalam situasi global saat ini, teknologi bangunan hijau dinilai sebagai salah satu pendekatan paling relevan dalam menjawab tantangan iklim. Pemanfaatan teknologi tersebut memberikan kontribusi besar terhadap efisiensi sumber daya, kualitas udara, serta penciptaan ruang yang sehat dan nyaman.

Dukungan Dunia pada Arah Konstruksi Hijau

Kesadaran global terhadap isu lingkungan terus meningkat, mendorong negara-negara mengambil langkah konkret dalam mengurangi jejak karbon. Di banyak belahan dunia, bangunan berbasis teknologi hijau mulai menjadi standar baru dalam pengembangan infrastruktur.

Inovasi seperti pencahayaan pintar, ventilasi alami, pemanfaatan panel surya, dan sistem daur ulang air telah terbukti mampu menciptakan efisiensi energi dan kenyamanan jangka panjang. Lebih dari itu, konsep ini menandai pergeseran besar menuju ruang hidup yang sehat dan ramah lingkungan.

Hari Subagio menyampaikan bahwa implementasi teknologi bangunan hijau telah membawa dampak signifikan. “Implementasi green building telah terbukti mampu menurunkan konsumsi energi dan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Hal ini menjadi penting, terutama di kawasan urban dengan kepadatan tinggi.”

Teknologi Lokal Mendukung Inisiatif Nasional

Perkembangan teknologi bangunan hijau juga dirasakan secara nyata di Indonesia. Sejumlah proyek perkantoran, lembaga pendidikan, fasilitas kesehatan, dan ruang publik mulai mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan.

GBCI melalui sertifikasi seperti EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) dan Greenship mendorong pengembang untuk memperhatikan efisiensi sejak tahap perencanaan. Dalam praktiknya, penggunaan material lokal seperti bambu, kayu legal, serta optimalisasi cahaya alami menjadi solusi efektif yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mendukung perekonomian lokal.

“Kami melihat perkembangan positif di lapangan. Semakin banyak proyek yang memerhatikan aspek keberlanjutan dalam perencanaan dan pelaksanaan,” ujar Hari.

Bangunan yang dirancang dengan prinsip hijau bukan hanya hemat energi, tapi juga membuka peluang lapangan kerja di sektor konstruksi ramah lingkungan, dari pemasok material lokal hingga tenaga ahli desain bangunan berkelanjutan.

Generasi Muda dan Peran Strategis dalam Tekno Hijau

Tak hanya pelaku industri, partisipasi generasi muda juga menjadi kunci penting dalam membangun ekosistem teknologi hijau yang tangguh. Melalui pendidikan tinggi dan riset di bidang teknik maupun arsitektur, potensi inovasi dari anak muda Indonesia menjadi sangat relevan.

Hari Subagio menegaskan, “Pendidikan mengenai pentingnya bangunan hijau harus dimulai sejak dini, terutama di kalangan mahasiswa teknik dan arsitektur.”

Riset dari kampus-kampus dan kolaborasi dengan industri membuka ruang bagi pengembangan teknologi yang semakin efisien dan adaptif terhadap kebutuhan lokal. Dukungan ini menciptakan jalur inovatif menuju sektor konstruksi yang lebih hijau dan inklusif.

Investasi yang Tumbuh Seiring Kesadaran Global

Keterlibatan sektor finansial juga mengalami pergeseran. Para investor mulai menaruh perhatian serius pada proyek-proyek yang menonjolkan nilai keberlanjutan. Teknologi bangunan hijau menjadi faktor utama dalam penilaian kelayakan proyek, terutama yang ingin mengakses pendanaan dari lembaga internasional.

Hari menyebutkan bahwa sertifikasi bangunan hijau kini menjadi pertimbangan strategis dalam skema investasi. “Di beberapa negara, sertifikasi bangunan hijau menjadi syarat mutlak untuk mengakses pendanaan dari lembaga internasional.”

Dengan begitu, green building tak hanya menjanjikan lingkungan yang lebih sehat, tapi juga memberikan dampak ekonomi langsung yang mendorong tumbuhnya ekosistem industri hijau di berbagai bidang seperti desain, konsultasi, energi terbarukan, hingga pengelolaan air.

Kolaborasi dan Regulasi untuk Masa Depan

Keberhasilan implementasi teknologi bangunan hijau di masa mendatang sangat bergantung pada sinergi antarpihak. Pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, serta masyarakat umum memiliki peran yang saling melengkapi dalam memperkuat sistem.

“Kami berharap ada lebih banyak kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan, baik dalam bentuk insentif fiskal maupun kemudahan perizinan,” ungkap Hari Subagio.

GBCI terus mendorong edukasi melalui pelatihan dan konsultasi demi meningkatkan pemahaman semua pemangku kepentingan. Tujuannya agar manfaat dari bangunan hijau dapat dirasakan secara luas, dari sisi efisiensi, kesehatan, hingga kontribusi terhadap iklim.

Menatap Masa Depan Penuh Harapan

Melalui teknologi dan komitmen bersama, masa depan bangunan berkelanjutan semakin terbuka. Bangunan hijau terbukti mampu memberikan solusi nyata terhadap tantangan lingkungan sekaligus membuka peluang baru dalam ekonomi hijau.

Dengan potensi sumber daya yang dimiliki, Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis untuk menjadi pelopor tekno bangunan hijau di kawasan Asia Tenggara. Inisiatif yang kini dijalankan diharapkan menjadi fondasi kuat menuju masa depan pembangunan yang lebih inklusif, efisien, dan ramah lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index