Saham

Saham CDIA Bangkit Jadi Incaran Investor

Saham CDIA Bangkit Jadi Incaran Investor
Saham CDIA Bangkit Jadi Incaran Investor

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengaktifkan perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) pada Jumat, menandai kelanjutan langkah positif yang sebelumnya sempat tertahan. Keputusan ini sekaligus membuka ruang bagi investor untuk kembali mencermati arah pergerakan emiten yang sempat menjadi sorotan karena lonjakan harga signifikan.

Langkah pembukaan suspensi diumumkan melalui pengumuman resmi BEI, merujuk pada surat Peng-SPT-00130/BEI.WAS/07-2025 yang dirilis pada 22 Juli 2025. Suspensi saham CDIA secara resmi dibuka di pasar reguler dan pasar tunai, efektif mulai sesi I pada 25 Juli 2025.

“Berdasarkan penilaian bursa, maka dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai sesi I tanggal 25 Juli 2025,” demikian tertulis dalam keterbukaan informasi yang dirilis BEI.

Sebelumnya, BEI sempat menghentikan sementara perdagangan saham CDIA. Tindakan ini merupakan upaya perlindungan investor menyusul adanya kenaikan harga kumulatif yang sangat tinggi dalam waktu singkat.

Pihak bursa mengimbau seluruh pelaku pasar untuk senantiasa memperhatikan setiap perkembangan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan tercatat, dalam hal ini CDIA.

Selama lima hari sebelum suspensi diberlakukan, harga saham CDIA telah mengalami kenaikan sebesar 55,38%, hingga mencapai posisi Rp1.515 per saham. Kenaikan tajam ini turut mendorong kapitalisasi pasar CDIA hingga menyentuh Rp189,12 triliun.

Sebagai bagian dari pengawasan yang ketat, BEI juga merilis pengumuman terkait aktivitas pasar yang tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA) terhadap saham CDIA. Meskipun demikian, bursa menegaskan bahwa status UMA tidak otomatis mengindikasikan adanya pelanggaran regulasi di pasar modal.

Dalam situasi seperti ini, investor diimbau untuk mencermati setiap tanggapan resmi dari perusahaan atas permintaan konfirmasi dari bursa. Selain itu, penting pula untuk menelaah kinerja perusahaan, keterbukaan informasi yang disampaikan, serta mempertimbangkan rencana aksi korporasi yang belum mendapatkan persetujuan RUPS sebelum mengambil keputusan investasi.

Langkah-langkah ini menjadi bagian dari edukasi pasar dan perlindungan terhadap investor, agar keputusan investasi dilakukan secara cermat dan bertanggung jawab.

Reputasi CDIA Sebagai Emiten Baru

CDIA sendiri merupakan pemain baru di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia. Perseroan resmi mencatatkan saham perdananya dengan kode CDIA setelah sukses menggelar penawaran umum perdana (IPO).

Dalam aksi korporasi tersebut, CDIA berhasil menghimpun dana sebesar Rp2,37 triliun dari penerbitan sebanyak 12,48 miliar saham baru dengan harga penawaran Rp190 per lembar. Hasil yang dicapai tergolong impresif, mengingat antusiasme investor yang sangat tinggi.

IPO ini mengalami tingkat oversubscription yang mencapai 563,64 kali dari total saham yang dialokasikan. Selama masa penawaran umum sebanyak 400.126 investor tercatat ikut berpartisipasi. Jumlah ini mencerminkan kepercayaan besar terhadap prospek jangka panjang yang ditawarkan oleh CDIA.

Presiden Direktur CDI Group, Fransiskus Ruly Aryawan, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh investor yang telah memberikan dukungan penuh pada proses IPO.

“Kami menyampaikan apresiasi atas kepercayaan investor yang mendukung kesuksesan proses IPO ini,” ujarnya.

Potensi Pertumbuhan dan Ekspansi Regional

Lebih dari sekadar emiten baru, CDIA juga menegaskan perannya sebagai penyedia solusi infrastruktur yang memiliki visi jangka panjang. Fransiskus Ruly Aryawan menyampaikan bahwa posisi strategis perusahaan sangat relevan dengan kebutuhan sektor infrastruktur di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

“Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini berada dalam fase pertumbuhan industri yang sangat dinamis dan menuntut dukungan infrastruktur yang andal dan efisien,” jelasnya.

Permintaan terhadap layanan logistik, kepelabuhanan, penyimpanan energi, hingga pengelolaan air dinilai menjadi peluang besar yang akan dioptimalkan oleh CDIA. Perusahaan pun berkomitmen memperluas cakupan layanan agar tetap relevan dengan dinamika industri.

“CDI Group melihat peluang strategis untuk terus memperluas layanan dan memperkuat peran kami sebagai penyedia solusi infrastruktur yang relevan dan terintegrasi,” lanjut Ruly.

Fokus Penggunaan Dana IPO

Dana yang dihimpun dari IPO tidak sekadar menjadi tambahan modal, tetapi dirancang untuk mendukung ekspansi bisnis utama perusahaan dan mengakselerasi sejumlah proyek strategis.

Sekitar Rp871,76 miliar dari dana IPO akan digunakan untuk memperkuat sektor logistik, termasuk penyertaan modal ke anak usaha guna pembelian kapal serta mendukung kegiatan operasional lainnya.

Sementara itu, Rp1,48 triliun dialokasikan untuk pengembangan fasilitas kepelabuhanan dan penyimpanan. Termasuk dalam proyek ini adalah pembangunan tangki penyimpanan, jaringan pipa Ethylene, dan berbagai infrastruktur pendukung lainnya di kawasan industri strategis.

Langkah ini mencerminkan pendekatan investasi yang berorientasi pada kebutuhan jangka panjang dan berkelanjutan.

Komitmen pada Infrastruktur Berkelanjutan

Di tengah tren global yang mendorong keberlanjutan, CDIA juga menyampaikan tekadnya untuk menjadi bagian dari solusi infrastruktur yang tidak hanya relevan, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

“Kami berkomitmen untuk menjadi mitra pertumbuhan yang mendorong solusi infrastruktur yang relevan bagi kebutuhan industri di masa depan, serta menciptakan nilai tambah yang nyata bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat luas,” tegas Fransiskus.

Dengan dibukanya kembali perdagangan saham CDIA, pasar saham Indonesia mendapatkan tambahan energi positif, sekaligus membuka kesempatan baru bagi investor yang mencermati sektor infrastruktur sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index