BCA

BCA Tanggapi Transaksi QRIS Gagal Lewat BCA Mobile

BCA Tanggapi Transaksi QRIS Gagal Lewat BCA Mobile
BCA Tanggapi Transaksi QRIS Gagal Lewat BCA Mobile

JAKARTA - Pengalaman transaksi digital semakin menjadi bagian dari keseharian masyarakat, terutama dengan berkembangnya sistem pembayaran nontunai berbasis QRIS. Salah satunya melalui aplikasi mobile banking BCA yang dikenal luas akan kemudahannya. Namun, dalam proses teknologi digital, tidak jarang muncul kendala teknis yang menjadi perhatian, seperti yang dialami oleh seorang nasabah BCA pada 20 Juli 2025.

Sekitar pukul 10.40 WIB, nasabah tersebut melakukan pembayaran menggunakan fitur QRIS di BCA Mobile untuk transaksi senilai Rp3.700.940. Proses awal transaksi sempat menunjukkan notifikasi gagal. Namun, saat dicek melalui mutasi rekening, dana tersebut ternyata sudah terdebit.

“Saya langsung cek mutasi dan ternyata saldo saya terpotong,” ujar nasabah tersebut. Tak tinggal diam, ia segera menghubungi pihak penjual untuk memastikan apakah dana masuk atau belum. Setelah dikonfirmasi, ternyata dana dari transaksi tersebut tidak masuk ke rekening tujuan.

Menghadapi situasi tersebut, nasabah pun dengan sigap menghubungi layanan pelanggan BCA, yakni HaloBCA, untuk menyampaikan laporan terkait transaksi yang dinyatakan gagal namun saldo tetap terpotong. Harapannya, agar proses refund bisa segera dilakukan mengingat nominal yang cukup signifikan.

“Saya langsung menghubungi HaloBCA untuk pelaporan transaksi gagal, biar dana bisa direfund secepatnya,” jelasnya. Langkah ini diambil sebagai upaya menyelesaikan kendala secepat mungkin agar dana tidak tertahan terlalu lama.

Namun hingga tiga hari kemudian, belum ada informasi lebih lanjut mengenai progres pengembalian dana tersebut. Nasabah mengungkapkan bahwa dirinya telah beberapa kali menghubungi pihak HaloBCA, dan selalu mendapat jawaban bahwa laporan sudah ditindaklanjuti secara urgent.

“Dari pihak HaloBCA selalu jawabannya sudah di-urgent-kan, tapi masih belum ada pengembaliannya,” tuturnya.

Ia pun menyampaikan harapan agar masalah ini bisa segera ditangani oleh pihak bank dengan baik. Dana sebesar Rp3.700.940 tersebut bagi nasabah yang merupakan seorang pekerja swasta tentu sangat berarti.

“Saya mohon agar secepatnya bisa terselesaikan masalah ini. Dana yang belum direfund termasuk sangat besar untuk ukuran pekerja swasta seperti saya,” tambahnya.

Situasi ini menyoroti pentingnya peran layanan pelanggan dalam merespons keluhan secara cepat dan akurat, terutama dalam transaksi digital yang serba cepat. Meski jarang terjadi, namun kasus seperti ini tetap menjadi perhatian serius pihak bank untuk menjaga kepercayaan nasabah.

BCA, sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang dikenal inovatif dan berorientasi pada kepuasan nasabah, terus berupaya memperkuat sistem keamanan dan layanan digitalnya, termasuk sistem QRIS dan platform BCA Mobile. Setiap laporan atau keluhan nasabah akan menjadi bahan evaluasi guna menyempurnakan layanan ke depan.

BCA juga menyediakan berbagai saluran layanan pelanggan seperti HaloBCA, email resmi, serta akun media sosial yang aktif untuk memfasilitasi komunikasi dua arah dengan nasabah. Mekanisme pelaporan transaksi seperti ini pun telah dilengkapi sistem tiket dan pelacakan proses secara internal, yang biasanya memerlukan waktu tertentu sesuai verifikasi sistem.

Dalam dunia perbankan digital, setiap kendala teknis memang memerlukan kehati-hatian dan waktu untuk penelusuran agar tidak menimbulkan risiko pada pihak nasabah maupun mitra usaha. Oleh karena itu, nasabah dianjurkan untuk mencatat seluruh detail transaksi, menyimpan bukti pembayaran, dan segera melaporkan apabila terjadi ketidaksesuaian.

Dengan sistem keamanan yang terus dikembangkan, BCA tetap menjadikan perlindungan nasabah sebagai prioritas utama. Semua laporan nasabah, terutama yang menyangkut dana terdebet tanpa konfirmasi keberhasilan transaksi, dipastikan akan mendapatkan penanganan yang sesuai prosedur.

Perkembangan positif dari kasus-kasus seperti ini biasanya membutuhkan waktu penyelesaian antara beberapa hari kerja tergantung pada hasil verifikasi sistem. Namun demikian, transparansi dan komunikasi aktif dari kedua belah pihak sangat dibutuhkan agar proses dapat berjalan lebih cepat dan efisien.

Nasabah pun diharapkan tetap tenang dan terus memantau perkembangan kasus melalui kanal resmi, serta bersikap kooperatif dalam memberikan dokumen pendukung yang mungkin dibutuhkan oleh pihak bank.

Pengalaman seperti ini juga menjadi pengingat pentingnya peningkatan sistem digital banking secara menyeluruh agar lebih tangguh dalam menangani transaksi dengan nominal besar sekalipun.

Sebagai bank yang mengedepankan pelayanan berkualitas dan inovatif, BCA terus melakukan peningkatan dari sisi teknologi dan layanan pelanggan. Di tengah gencarnya penggunaan QRIS dalam kehidupan sehari-hari, sistem keamanan dan keandalan menjadi bagian penting yang selalu disempurnakan.

Melalui pengalaman ini, diharapkan tidak hanya menjadi penyelesaian satu kasus individual, tetapi juga sebagai bahan perbaikan sistem layanan digital agar memberikan rasa aman, nyaman, dan kepercayaan tinggi bagi seluruh pengguna aplikasi BCA Mobile di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index