JAKARTA - Nama Satria Arta Kumbara kembali ramai diperbincangkan di media sosial, terutama TikTok, setelah sebuah video unggahannya viral dan menuai perhatian publik. Sosok yang sebelumnya dikenal sebagai prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) ini mencuri perhatian karena pernyataannya yang menyentuh tentang keinginannya pulang ke Indonesia dari Rusia.
Dalam video singkat yang diunggah melalui akun pribadinya, Satria berbicara langsung kepada sejumlah tokoh penting di pemerintahan Indonesia. Ia menyampaikan penyesalan atas keputusannya bergabung sebagai tentara bayaran di Rusia dalam konflik yang terjadi di Ukraina. Selain itu, ia juga menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia.
Pria yang kini berada di luar negeri itu membuka hatinya kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dalam pesannya, Satria menyampaikan permohonan maaf atas tindakannya yang mungkin berdampak pada status kewarganegaraannya.
"Apabila ketidaktahuan saya menyebabkan kewarganegaraan dicabut, saya mohon maaf sebesar-besarnya," tutur Satria. Dengan ekspresi tulus, ia juga menegaskan bahwa tindakannya bukanlah bentuk pengkhianatan terhadap tanah air. “Wakafa Billahi, cukuplah Allah sebagai saksi,” tambahnya, memperlihatkan sisi spiritual dalam menyampaikan niat baiknya untuk kembali.
Satria menjelaskan, keputusannya pergi ke Rusia tidak didorong oleh motif politik atau niat buruk, melainkan karena keinginan mencari nafkah. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa kondisi kehidupan bisa membawa seseorang pada keputusan sulit, meskipun tak selalu tepat menurut aturan negara.
Mengulas kembali latar belakang dan kariernya, Satria Arta Kumbara adalah mantan prajurit TNI AL yang memiliki pangkat terakhir sebagai Sersan Dua. Berdasarkan data, ia terdaftar dengan Nomor Registrasi Pokok (NRP) 111026. Sebelum status keanggotaannya di militer dicabut, Satria bertugas di Inspektorat Korps Marinir (Itkormar), yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan.
Perjalanan dinas Satria mengalami titik balik. Ia tercatat melakukan desersi yang kemudian berujung pada pemberhentian tidak dengan hormat melalui putusan pengadilan militer. Putusan hukum dengan nomor 56-K/PM.II-08/AL/IV/2023 itu disahkan pada 6 April 2023 dan berkekuatan hukum tetap sejak 17 April 2023. Sejak saat itu pula, statusnya sebagai anggota militer dan warga negara Indonesia dicabut secara resmi.
Kini, Satria diketahui bergabung sebagai tentara bayaran Rusia yang ikut ambil bagian dalam perang di Ukraina. Meski demikian, namanya kembali muncul di publik bukan karena keterlibatannya dalam konflik, melainkan karena video pernyataan maaf dan keinginannya kembali ke tanah air.
Kisah Satria mengundang berbagai reaksi dari warganet. Banyak yang bersimpati, terutama karena keberaniannya mengakui kesalahan dan menyampaikan harapan untuk bisa kembali ke Indonesia. Tidak sedikit pula yang melihatnya sebagai momentum introspeksi, bahwa di balik setiap tindakan selalu ada konsekuensi yang mengikuti.
Sisi lain dari kisah ini juga memperlihatkan pentingnya pemahaman terhadap konsekuensi hukum saat seseorang memutuskan untuk melibatkan diri dalam urusan militer negara lain. Dalam kasus Satria, ia mengaku tidak mengetahui bahwa keterlibatannya dengan Kementerian Pertahanan Rusia bisa berdampak langsung pada pencabutan status kewarganegaraannya. Hal ini menambah lapisan kompleks terhadap kisah yang sudah penuh dinamika.
Secara pribadi, Satria menampilkan sosok yang reflektif. Ia tidak menutup-nutupi masa lalunya dan memilih untuk terbuka di hadapan publik. Ini menunjukkan bahwa dalam setiap perjalanan hidup, seseorang selalu memiliki kesempatan untuk meninjau kembali langkahnya dan memperbaiki keadaan.
Harapan terbesar dari pernyataannya adalah kesempatan untuk memulai kembali. Keinginan pulang dan kembali ke pangkuan tanah air menjadi titik balik yang ia harapkan dapat diterima dengan tangan terbuka. Dalam situasi seperti ini, harapan akan pemulihan, pengampunan, dan rekonsiliasi menjadi hal yang layak untuk diperjuangkan.
Cerita Satria Arta Kumbara bukan hanya soal keberadaan fisik di satu tempat atau status hukum semata, tetapi juga tentang identitas, rasa memiliki terhadap tanah air, dan keinginan untuk kembali menjadi bagian dari bangsa yang dicintainya. Kisah ini mengajarkan tentang kerendahan hati dalam mengakui kesalahan, serta keberanian untuk menghadapinya dengan lapang dada.
Dengan viralnya kisah ini, publik bisa melihat potret nyata dari dinamika kehidupan seorang mantan prajurit yang pernah mengabdi kepada negara. Meski jalannya sempat berbelok, keinginan Satria untuk kembali membuktikan bahwa semangat untuk mengabdi dan menjadi bagian dari Indonesia tidak pernah padam.