JAKARTA - Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat budaya ilmiah di kalangan dosen dengan menggelar Workshop Penulisan Artikel Ilmiah berstandar Scopus dan Sinta. Diselenggarakan di Fave Hotel Mataram, kegiatan yang berlangsung ini diikuti oleh 50 dosen dari berbagai fakultas dan terbagi menjadi dua kelas utama, yaitu kelas penulisan artikel ilmiah berorientasi Scopus dan kelas penulisan ilmiah standar Sinta 2.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Ummat dalam memperkuat kapasitas para akademisi untuk menghasilkan publikasi yang berkualitas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ketua LPPM Ummat, Dr. Sri Rejeki, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini bukanlah yang pertama, melainkan lanjutan dari berbagai program yang telah digulirkan sebelumnya. Ia menyebutkan bahwa LPPM telah mengadakan sejumlah inisiatif seperti Scopus Camp, pelatihan menulis buku, serta pendampingan artikel mahasiswa.
“LPPM telah melakukan berbagai langkah, mulai dari Scopus Camp, pendampingan penulisan artikel mahasiswa, pelatihan menulis buku, hingga workshop peningkatan skor Sinta. Semua ini demi mendorong lahirnya karya-karya ilmiah berkualitas dari dosen Ummat,” ungkap Sri Rejeki.
Ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap jurnal yang dituju sebelum mengirimkan artikel. Menurutnya, kegagalan publikasi seringkali bukan disebabkan oleh isi tulisan, tetapi ketidaksesuaian antara naskah dan karakter jurnal.
“Seringkali kegagalan publikasi terjadi karena ketidaksesuaian antara naskah dan jurnal tujuan. Maka dari itu, penting untuk terlebih dahulu memahami karakter jurnal yang dituju,” ujarnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, Drs. Abdul Wahab, M.A., turut hadir membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapan besar agar produktivitas karya ilmiah di kalangan dosen semakin meningkat. Ia menegaskan bahwa menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah bukan sekadar aktivitas akademik, tetapi menjadi kewajiban dan wujud integritas dosen.
“Karya ilmiah kita sebagai dosen adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar. Jika dosen tidak menulis artikel ilmiah, maka perlu kita pertanyakan apa yang sebenarnya sedang ia kerjakan. Banyak penelitian dan pengabdian yang dilakukan, namun tidak pernah dipublikasikan. Di situlah stagnasi terjadi,” tutur Rektor.
Lebih jauh, Rektor menyampaikan bahwa pihak universitas akan mendorong keberlanjutan dari setiap penelitian yang dilakukan dosen. Publikasi menjadi ukuran utama keberhasilan riset.
“Kami telah meminta LPPM untuk tidak lagi mendanai penelitian yang tidak menghasilkan publikasi ilmiah. Harus ada keberlanjutan. Kalau tidak mampu Scopus, minimal Sinta 2. Kalau tidak bisa juga, Sinta 3. Harus ada output nyata,” lanjutnya.
Menurutnya, aspek publikasi ilmiah juga sangat berkaitan erat dengan peningkatan jabatan fungsional dosen. Ia menyoroti bahwa jumlah lektor kepala dan guru besar di lingkungan Ummat masih terbilang minim, dan ini menjadi tantangan bersama yang harus dihadapi secara serius.
“Jumlah lektor kepala di Ummat masih sangat sedikit. Guru besar kita baru dua orang. Tahun ini kami harapkan bertambah dua lagi, dan tahun 2026 minimal tiga guru besar baru. Target ini hanya bisa dicapai jika para dosen serius menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah,” imbuhnya.
Dibalik suksesnya pelaksanaan workshop ini, terdapat peran penting dari Kepala Divisi Publikasi, Konferensi, Pengelolaan Jurnal, dan HKI LPPM Ummat, Dr. Syaharuddin, M.Pd.,Si. Ia memaparkan bahwa pembagian kelas dalam workshop ini disesuaikan dengan kualifikasi serta latar belakang akademik peserta.
Untuk kelas Scopus, peserta yang terdiri dari 25 dosen berlatar belakang pendidikan S3, S2, serta penerima hibah fundamental dari Kemendikbudristek, dibimbing oleh Prof. Dr. Saiful Prayogi, M.Pd., seorang Guru Besar dari Universitas Pendidikan Mandalika yang juga dikenal sebagai reviewer jurnal-jurnal terindeks Scopus.
Sementara kelas Sinta diikuti oleh 25 dosen lainnya dengan latar belakang S2, penerima hibah internal kompetitif, dan hibah AIK. Kelas ini difasilitasi oleh Dr. Shahibul Ahyan, M.Pd., seorang dosen dari Universitas Hamzanwadi sekaligus Chief Editor Jurnal Nasional Sinta 2.
Selama berlangsungnya workshop, para peserta mendapatkan materi secara komprehensif yang mencakup teknik penulisan ilmiah yang baik, strategi memilih jurnal sesuai bidang dan tema penelitian, serta simulasi submit artikel ke jurnal bereputasi. Suasana kegiatan pun berlangsung aktif, para dosen tampak antusias mengikuti sesi demi sesi, berdiskusi, dan membedah naskah artikel masing-masing berdasarkan standar yang disampaikan oleh narasumber.
Dengan diadakannya workshop ini, Ummat menunjukkan keseriusannya dalam menciptakan ekosistem akademik yang sehat dan produktif, di mana publikasi ilmiah menjadi bagian dari budaya kerja dosen. Ke depan, upaya-upaya serupa diharapkan dapat terus digiatkan agar kualitas akademik Ummat makin kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.
Program LPPM ini pun menjadi cerminan bahwa kualitas ilmiah tidak datang secara instan. Ia perlu dibina secara konsisten melalui pelatihan, pendampingan, dan sistem evaluasi yang berkesinambungan. Dengan semangat kolaborasi yang kuat antara pimpinan universitas, lembaga penelitian, serta dosen, capaian-capaian akademik yang lebih tinggi bukan sekadar harapan, tetapi sesuatu yang sangat mungkin terwujud dalam waktu dekat.