Pasar Modal

Pasar Modal Tambah Antrean Emiten Baru

Pasar Modal Tambah Antrean Emiten Baru
Pasar Modal Tambah Antrean Emiten Baru

JAKARTA - Optimisme terhadap pertumbuhan pasar modal Indonesia terus menguat seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang tengah bersiap mencatatkan saham perdananya melalui skema Initial Public Offering (IPO). Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa saat ini terdapat lima perusahaan yang sedang dalam antrean untuk melantai di lantai bursa.

Dari lima perusahaan tersebut, empat di antaranya merupakan perusahaan beraset besar dengan nilai di atas Rp250 miliar, sementara satu perusahaan lainnya tercatat memiliki aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Kategori aset ini menjadi bagian penting dalam penilaian dan kesiapan perusahaan untuk menjadi emiten terbuka.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa hingga sudah ada 22 perusahaan yang resmi melakukan IPO di BEI, dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp10,39 triliun.

“Sampai telah tercatat 22 perusahaan yang mencatatkan saham (IPO) di BEI dengan biaya dihimpun mencapai Rp10,39 triliun,” jelas Nyoman di Jakarta.

Dalam rincian sektor, kelima perusahaan yang sedang dalam pipeline berasal dari sektor yang bervariasi. Dua di antaranya bergerak di sektor peralatan baku, satu di sektor energi, satu dari sektor keuangan, dan satu lagi dari sektor transportasi dan logistik. Ragam sektor ini menunjukkan luasnya jangkauan dan potensi sektor usaha di pasar modal domestik.

Penerbitan Efek Utang dan Rights Issue Juga Aktif

Selain IPO, Bursa Efek Indonesia juga mencatat antusiasme tinggi dalam penerbitan instrumen Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS). Saat ini terdapat delapan emisi dari lima penerbit EBUS yang sedang dalam antrean untuk menerbitkan efek tersebut. Aktivitas ini mencerminkan semakin banyaknya perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif pembiayaan.

“Sampai telah diterbitkan sebanyak 113 emisi dari 65 penerbit EBUS dengan biaya yang dihimpun mencapai Rp129,2 triliun,” lanjut Nyoman.

Nilai yang cukup signifikan tersebut menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia tak hanya menjadi tempat untuk pencatatan saham, tetapi juga berkembang sebagai wahana pembiayaan utang yang sehat dan efisien bagi korporasi nasional.

Dalam hal aksi rights issue, tercatat 10 perusahaan telah berhasil menuntaskan prosesnya hingga pertengahan Juli 2025, dengan total nilai penggalangan dana mencapai Rp9,51 triliun. Tambahan pendanaan ini kerap digunakan perusahaan untuk memperkuat modal kerja, ekspansi usaha, maupun pelunasan kewajiban.

Di samping itu, terdapat empat perusahaan lain yang juga bersiap melangsungkan rights issue. Dua di antaranya berasal dari sektor peralatan baku, satu dari sektor transportasi dan logistik, serta satu lagi dari sektor kesehatan.

Target Optimis IPO Masih Terjaga

Meskipun hingga pertengahan tahun baru 22 perusahaan yang melantai di bursa, BEI tetap optimistis target IPO sebanyak 66 perusahaan dapat tercapai di tahun ini. Target ini menjadi bagian dari rencana strategis BEI dalam meningkatkan jumlah perusahaan tercatat dan memperluas basis investor domestik.

“Kami tetap optimistis bahwa target 66 perusahaan IPO di tahun ini bisa tercapai,” ujar Nyoman.

Ia menjelaskan, saat ini banyak perusahaan yang tengah menyelesaikan proses pembaruan laporan keuangan untuk periode semester I-2025 (Juni 2025). Dokumen ini menjadi syarat utama sebelum perusahaan mengajukan arsip kelengkapan IPO ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI.

Mengacu pada tren dua tahun terakhir, sekitar 45 hingga 47 perusahaan rutin memperbarui laporan keuangan per Juni dan kemudian mengajukan dokumen IPO di semester II. Oleh karena itu, BEI optimistis akan terjadi lonjakan pengajuan IPO pada paruh kedua tahun ini.

Menuju 1.000 Perusahaan Tercatat

Dengan pencapaian 22 IPO sejauh ini, maka masih dibutuhkan 44 perusahaan lagi untuk memenuhi target IPO tahun 2025. Nyoman menyampaikan bahwa capaian tersebut sangat mungkin diraih, mengingat pipeline yang tengah diproses dan kecenderungan perusahaan yang mulai tertarik masuk ke pasar modal.

“Banyak perusahaan yang sedang dalam tahap melengkapi dokumen dan siap masuk pipeline BEI dalam waktu dekat,” katanya.

Saat ini, total perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia telah mencapai 956 perusahaan. BEI menargetkan agar jumlah itu bisa menembus angka 1.000 perusahaan pada akhir tahun 2025. Target ini bukan hanya sekadar angka, namun simbol dari tumbuhnya kepercayaan dunia usaha terhadap pasar modal nasional sebagai platform pembiayaan yang kredibel dan berkelanjutan.

Ekspansi jumlah emiten serta ragam sektor yang berpartisipasi juga diharapkan dapat memperkuat daya saing bursa Indonesia di tingkat regional. Hal ini sejalan dengan komitmen BEI dan OJK dalam mewujudkan ekosistem pasar keuangan yang inklusif, transparan, dan dinamis.

Pasar Modal Terus Bergerak Positif

Kinerja positif pasar modal Indonesia di tengah berbagai tantangan global menjadi cerminan bahwa instrumen investasi domestik masih menjadi pilihan menarik bagi investor. Terbukanya akses perusahaan untuk menghimpun dana publik, baik melalui IPO, EBUS, maupun rights issue, semakin memperkuat peran BEI sebagai jembatan antara pelaku usaha dan investor.

Dengan strategi yang matang dan dukungan regulasi yang memadai, transformasi pasar modal Indonesia diharapkan akan semakin menguat. Partisipasi aktif dari berbagai sektor, serta target ambisius yang tetap realistis, menjadi pendorong utama dalam menjaga momentum pertumbuhan pasar modal nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index