JAKARTA - Langkah transformasi kian nyata di tubuh PT Adhi Karya Tbk. Perusahaan konstruksi milik negara tersebut tengah bersiap memperkuat struktur permodalannya melalui skema penawaran saham terbatas atau rights issue yang direncanakan pada triwulan keempat tahun ini. Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan dalam memperbesar kapasitas usaha, khususnya untuk mendukung lini bisnis investasi yang terus berkembang.
Rencana aksi korporasi tersebut disampaikan langsung oleh jajaran manajemen dalam ajang Indonesian Investor Forum di Jakarta. Dalam kesempatan itu, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Kurnadi Gularso, memaparkan bahwa perseroan akan melakukan pelepasan saham dalam rasio 2:1 dari jumlah saham beredar saat ini.
“Jumlah saham kami di pasar saat ini mencapai 1,8 miliar lembar. Dengan rencana ini, kami akan menambah sebanyak 0,9 miliar lembar saham lagi,” jelas Kurnadi.
Ia juga menegaskan bahwa rencana tersebut tetap membutuhkan restu dari pihak pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mengingat sebagian besar saham Adhi Karya masih dimiliki oleh negara. “Saat ini 51 persen saham Adhi Karya adalah milik pemerintah,” ujar Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Syaiful Imam.
Komitmen Perkuat Performa Bisnis
Pelepasan saham melalui rights issue tersebut bukan hanya sekadar aksi finansial semata. Adhi Karya memandang langkah ini sebagai fondasi penting untuk menyiapkan kapasitas modal dalam menghadapi peluang bisnis yang semakin terbuka di sektor konstruksi dan infrastruktur nasional.
Dalam skema rights issue ini, perusahaan menargetkan perolehan dana segar sebesar Rp 600 miliar. Dana tersebut nantinya akan dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung ekspansi yang sudah dirancang, termasuk pengembangan portofolio investasi di sektor strategis.
“Tambahan dana ini akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan usaha yang ditargetkan mencapai 40 persen per tahun, khususnya dari pengembangan bisnis investasi,” tambah Kurnadi.
Adhi Karya selama ini memang tidak hanya dikenal sebagai kontraktor pelaksana proyek, tetapi juga semakin aktif mengembangkan proyek berbasis investasi seperti jalan tol, kawasan transit oriented development (TOD), hingga properti yang mendukung konektivitas perkotaan.
Konsistensi dalam Transformasi
Langkah-langkah ekspansi Adhi Karya selama ini menjadi bukti konsistensi transformasi yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi pelat merah tersebut. Fokus perusahaan tidak lagi hanya pada proyek jangka pendek atau berbasis APBN, tetapi bergeser menuju model bisnis yang berkelanjutan dan menciptakan nilai jangka panjang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Adhi Karya juga semakin aktif membangun kemitraan dengan berbagai entitas strategis, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini dilakukan guna memperkuat kemampuan teknis, pembiayaan, serta membuka akses pasar yang lebih luas.
Strategi tersebut terbukti mendorong pencapaian positif. Proyek-proyek seperti LRT Jabodebek, pembangunan jalan tol, dan proyek infrastruktur dasar lainnya telah menunjukkan bagaimana Adhi Karya berperan aktif dalam pembangunan nasional dengan pendekatan inovatif.
Respons Investor dan Optimisme Pasar
Keputusan Adhi Karya untuk melakukan rights issue juga disambut positif oleh pelaku pasar. Banyak investor menilai langkah ini sebagai sinyal kuat bahwa perusahaan sedang dalam jalur yang tepat menuju pertumbuhan berkelanjutan.
Selain memperbesar basis pemegang saham, rights issue ini juga menjadi kesempatan strategis bagi investor yang ingin berpartisipasi langsung dalam ekspansi bisnis Adhi Karya ke depan. Dengan struktur kepemilikan yang tetap dikendalikan pemerintah, sentimen positif terhadap stabilitas perusahaan juga dinilai tetap terjaga.
Optimisme ini tidak lepas dari rekam jejak Adhi Karya dalam menjaga integritas proyek dan menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu serta sesuai standar kualitas yang tinggi. Ditambah dengan dukungan pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur nasional, langkah korporasi yang dilakukan Adhi Karya semakin memperkuat posisi perusahaan sebagai salah satu pemain kunci di sektor konstruksi Indonesia.
Visi Jangka Panjang
Dengan proyeksi pertumbuhan hingga 40 persen per tahun dari sisi investasi, Adhi Karya menargetkan menjadi entitas usaha yang tidak hanya unggul dalam operasional, tetapi juga memiliki daya saing kuat dalam jangka panjang. Transformasi ini sejalan dengan perubahan lanskap industri konstruksi, di mana pemain besar harus mampu menjadi value creator, bukan sekadar eksekutor proyek.
Pelepasan saham baru melalui rights issue ini akan menjadi batu loncatan bagi Adhi Karya untuk melangkah lebih jauh. Apalagi sektor infrastruktur dan properti nasional masih menjanjikan potensi besar, seiring dengan tren urbanisasi dan pembangunan kawasan terpadu di berbagai daerah.
Dengan kombinasi antara penguatan modal, profesionalisme manajemen, serta dukungan pemegang saham utama, Adhi Karya tampaknya siap menyongsong masa depan yang lebih progresif.