Kemenkes

Kemenkes Dukung Layanan Darah Modern di NTB

Kemenkes Dukung Layanan Darah Modern di NTB
Kemenkes Dukung Layanan Darah Modern di NTB

JAKARTA - Peningkatan layanan kesehatan terus menjadi prioritas, terutama di wilayah dengan kebutuhan medis yang semakin kompleks. Salah satu langkah nyata terlihat dari dukungan penuh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tripat Gerung di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Melalui kucuran bantuan senilai lebih dari Rp 11 miliar, rumah sakit tersebut kini bersiap membangun Unit Pengelola Darah (UPD) yang diproyeksikan menjadi yang terbesar di NTB.

Dukungan dari Kemenkes ini menjadi dorongan besar dalam mewujudkan kemandirian rumah sakit dalam pengelolaan darah, mulai dari pengambilan, pengolahan hingga distribusi. Tak hanya itu, kehadiran UPD ini juga diharapkan menjadi penopang kebutuhan darah bagi rumah sakit lainnya di provinsi tersebut. “Bantuan dari Kemenkes ini mencakup pembangunan gedung, pengadaan alat kesehatan canggih, serta mobil operasional untuk menunjang mobilitas UPD ke lapangan,” jelas Direktur RSUD Tripat, dr Suriyadi.

Pembangunan UPD ini tak lepas dari hasil komunikasi intensif antara RSUD Tripat dengan Kemenkes. Dalam kunjungannya, pihak kementerian menilai bahwa keberadaan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) sebelumnya belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan layanan darah di rumah sakit tersebut.

Merespons kondisi itu, tim RSUD Tripat terus melakukan koordinasi aktif. Upaya itu pun membuahkan hasil. Kini, proses administratif telah rampung dan rumah sakit tinggal menunggu pelaksanaan pengadaan barang dan jasa (PBJ) untuk memulai pembangunan fisik. “Akhirnya kami berupaya terus berkoordinasi dengan Kemenkes, dan Alhamdulillah berhasil mendapatkan bantuan. Ini akan menjadi UPD terbesar di NTB,” ujar Suriyadi.

Gedung Dua Lantai dengan Teknologi Mutakhir

Proyek pembangunan UPD RSUD Tripat akan berdiri di atas lahan eks Kantor KUA Gerung yang sebelumnya telah direlokasi ke eks Kantor AKAD Lombok Barat. Gedung tersebut direncanakan memiliki dua lantai, dengan nilai pembangunan fisik mencapai sekitar Rp 4 miliar. Sisa anggaran akan digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana, termasuk pembelian mobil donor darah keliling. “Bangunan dua lantai ini akan dilengkapi dengan mesin-mesin canggih yang bisa memproses darah menjadi trombosit maupun plasma. Jadi kita bukan hanya mengambil darah, tapi bisa mengolah dan mendistribusikannya sesuai kebutuhan,” paparnya.

Kehadiran UPD dengan kapasitas dan fungsi lengkap ini membedakannya dari unit transfusi biasa. Jika UTD hanya berperan sebagai penyedia darah, maka UPD yang dirancang RSUD Tripat akan mampu mengolah darah secara mandiri. Dengan bantuan peralatan modern, unit ini bahkan dapat memproduksi komponen darah seperti trombosit dan plasma untuk pasien-pasien kritis, termasuk penderita demam berdarah (DBD) dan penyakit berat lainnya. “Kalau ada pasien DBD, kita tidak perlu tergantung pasokan luar. Kita bisa hasilkan trombosit sendiri. RSUD Tripat akan mandiri dari sisi penyediaan darah,” tegas Suriyadi.

Dukungan Donor dan Jaringan yang Siap Jalan

RSUD Tripat tidak memulai dari nol. Selama ini, rumah sakit tersebut telah memiliki jaringan pendonor tetap dari berbagai lapisan masyarakat, baik individu maupun institusi. Bahkan, kegiatan donor darah telah dijadwalkan secara rutin oleh tim lapangan. “Kami sudah punya kantong-kantong pendonor yang aktif. Setiap hari tim kami keliling ke berbagai tempat untuk mencari dan mengumpulkan darah. Jadwalnya sudah terencana,” katanya.

Tak hanya mengandalkan masyarakat umum, rumah sakit ini juga menggandeng perusahaan-perusahaan swasta untuk mendukung kegiatan donor darah sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Kolaborasi ini menjadi bagian penting dari keberlanjutan penyediaan darah dan layanan transfusi.

Keberadaan UPD akan semakin memperkuat peran RSUD Tripat sebagai pusat layanan darah tidak hanya untuk Lombok Barat, tetapi juga seluruh wilayah NTB. Hal ini membuka peluang terciptanya sistem distribusi darah yang lebih cepat, efisien, dan tepat sasaran. “Ini bukan hanya untuk Tripat, tapi kita siap bantu rumah sakit lain di NTB yang membutuhkan trombosit atau plasma. Insya Allah kita bisa jadi pusat distribusi darah,” ujar Suriyadi.

Langkah Strategis Menuju Kemandirian Layanan

Pembangunan UPD RSUD Tripat merupakan contoh konkret sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan layanan kesehatan. Kemenkes menunjukkan komitmennya untuk memperkuat infrastruktur medis di daerah-daerah, khususnya dalam aspek vital seperti pengelolaan darah.

Dengan infrastruktur baru ini, masyarakat NTB akan semakin mudah mendapatkan layanan transfusi darah berkualitas. Terlebih lagi, rumah sakit tidak perlu lagi bergantung sepenuhnya pada pasokan darah dari luar wilayah atau menunggu kiriman dari unit transfusi lain.

Pembangunan ini menjadi bagian dari transformasi sistem kesehatan nasional yang menekankan pada peningkatan akses, mutu layanan, dan kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi berbagai situasi darurat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index