JAKARTA - Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan Pemerintah Provinsi Papua Selatan. Salah satu pendekatan yang mulai digalakkan adalah pola pendidikan berbasis asrama, yang diyakini mampu membentuk karakter dan kedisiplinan generasi muda sejak dini.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa, saat menghadiri penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Pengenalan Lingkungan Pondok (MPLP) di Pondok Pesantren Rohmatul Ummah Al Khodijah, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke.
Dalam sambutannya, Paskalis menekankan pentingnya sistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek akademik, tetapi juga membentuk karakter generasi penerus bangsa. Menurutnya, pendidikan berbasis asrama memiliki potensi besar dalam mendukung pembinaan sikap, kedisiplinan, dan nilai-nilai moral siswa.
“Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Selatan saat ini mendorong pendidikan berpola asrama. Ke depan, Pemerintah Provinsi Papua Selatan bakal mempersiapkan pola pendidikan berbasis asrama,” ujar Paskalis di hadapan para peserta dan pengurus pondok pesantren.
Ia menegaskan bahwa Papua Selatan kini tengah menyiapkan langkah-langkah konkret guna membentuk generasi emas Indonesia tahun 2045. Langkah tersebut, kata dia, tidak hanya berkutat pada pembangunan fisik, melainkan juga pembangunan sumber daya manusia yang unggul.
“Generasi muda perlu disiapkan sehingga tak ada lagi generasi aibon dan kriminalitas. Mari bersama mendorong anak-anak yang sementara mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Atas dan di perguruan tinggi,” tegasnya.
Pesan moral yang disampaikan Wakil Gubernur Papua Selatan ini juga menjadi refleksi atas tantangan sosial yang dihadapi anak-anak muda di berbagai wilayah, termasuk di kawasan timur Indonesia. Ia percaya, lewat model pendidikan berasrama, lingkungan belajar yang kondusif dan pembentukan karakter yang konsisten bisa dijalankan secara lebih efektif.
Pola pendidikan berbasis asrama juga dinilai memberi dampak signifikan dalam membentuk anak-anak yang disiplin, berakhlak, serta terbiasa hidup dalam komunitas yang saling menghargai. Ini merupakan nilai penting dalam membentuk profil pelajar Pancasila seperti yang digaungkan dalam kebijakan pendidikan nasional.
Menurut Paskalis, kehidupan di pondok pesantren telah membuktikan bagaimana pendidikan karakter dapat berjalan seiring dengan pembelajaran formal. Ia memuji sistem pembinaan yang diterapkan di Pondok Pesantren Rohmatul Ummah Al Khodijah, yang disebutnya mampu menempa pribadi anak-anak menjadi lebih baik.
“Anak-anak yang masuk pondok pesantren, sikap dan karakternya ditempa dan dibina menjadi anak yang baik,” ucapnya.
Wakil Gubernur juga mengajak pihak sekolah dan pesantren untuk aktif berkolaborasi dengan pemerintah daerah. Kolaborasi tersebut dinilai sangat penting demi mencapai visi besar membentuk sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi Indonesia Emas 2045.
Pemerintah Provinsi Papua Selatan pun terus menyusun strategi yang terarah dan berkelanjutan demi mendukung tercapainya pendidikan berkualitas. Salah satunya adalah dengan memastikan ketersediaan fasilitas pendidikan, termasuk asrama, yang nyaman dan layak untuk menunjang proses belajar mengajar.
Kegiatan penutupan MPLS dan MPLP di pondok pesantren itu pun berlangsung meriah, dihadiri siswa, orang tua, tokoh masyarakat, serta pengurus lembaga pendidikan. Momen tersebut menjadi ajang penting untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan keagamaan dalam membina generasi muda Papua Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Paskalis juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung proses pendidikan anak-anak Papua Selatan, khususnya kepada para guru, ustaz, dan pengelola pesantren yang telah berkontribusi dalam membentuk karakter peserta didik.
Ia berharap pola pendidikan berasrama tidak hanya diterapkan di lingkungan pesantren, tetapi juga di sekolah-sekolah formal yang memungkinkan integrasi antara pembelajaran akademik dan pembinaan karakter. Dengan demikian, anak-anak Papua Selatan tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.
Dukungan terhadap pendidikan berpola asrama ini merupakan bagian dari visi besar pembangunan Papua Selatan yang berbasis pada pemberdayaan manusia. Pemerintah daerah percaya bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang paling strategis, terutama dalam membentuk masyarakat yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing.
Dengan terus mendorong sistem pendidikan berasrama, Papua Selatan menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama demi membangun fondasi kuat menuju masa depan. Harapan akan hadirnya generasi yang siap mengisi kemerdekaan dengan semangat kebangsaan dan prestasi pun semakin nyata di hadapan.