Mengetahui cara mengatasi batuk pada bayi sangat penting, apalagi bagi ibu yang baru pertama kali merawat si kecil.
Tak jarang, ibu baru merasa bingung atau khawatir saat menghadapi situasi tertentu karena belum terbiasa dengan dunia pengasuhan. Kesalahan-kesalahan kecil pun lumrah terjadi, terutama di masa awal menjadi orang tua.
Jika kamu memiliki anggota keluarga yang baru saja menjalani peran sebagai ibu, sebaiknya tidak langsung menghakimi bila terjadi kesalahan.
Sebaliknya, berikan dukungan melalui kata-kata yang lembut dan mudah dipahami, agar ia merasa tenang dan tidak terbebani.
Situasi menjadi lebih menantang ketika bayi tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda tidak enak badan, seperti batuk atau pilek. Wajar jika ibu merasa cemas, karena melihat bayi yang masih kecil mengalami gejala penyakit memang bisa membuat panik.
Namun, penting untuk tetap tenang dan tidak langsung mengambil keputusan tanpa pertimbangan. Gejala seperti batuk dan pilek sebenarnya cukup sering dialami oleh bayi di berbagai belahan dunia, jadi tidak perlu langsung merasa panik berlebihan.
Meskipun tergolong umum, bukan berarti kondisi batuk pada bayi boleh diabaikan. Justru, harus segera dicari langkah penanganan yang sesuai untuk membantu meredakan keluhan tersebut.
Pada zaman dulu, banyak orang tua menggunakan ramuan tradisional, seperti mengoleskan parutan bawang merah ke tubuh bayi.
Hingga kini, cara ini masih sering diterapkan karena bawang merah mengandung senyawa sulfur yang dipercaya dapat membantu meredakan gangguan pernapasan.
Penggunaan metode tradisional seperti ini sering kali diwariskan dari generasi ke generasi dan tetap relevan meski zaman sudah modern.
Oleh karena itu, banyak ibu masa kini yang tetap menjalankan petuah dari orang-orang tua sebagai upaya meredakan batuk pada anak mereka.
Lalu, apa saja metode yang tepat dan aman untuk menangani batuk pada bayi? Selain itu, penting juga untuk memahami jenis-jenis batuk yang umum terjadi serta gejala yang menyertainya.
Mari simak penjelasan lengkap berikut agar kamu bisa mengenali ciri-ciri batuk pada anak sejak awal, dan segera melakukan cara mengatasi batuk pada bayi yang paling sesuai.
Cara Mengatasi Batuk pada Bayi
Cara mengatasi batuk pada bayi perlu diketahui sejak dini agar orang tua bisa memberikan penanganan yang tepat dan aman saat gejala muncul. Berikut ini beberapa panduannya:
1. Berikan Cairan Hangat atau Larutan Madu
Salah satu langkah awal dalam membantu meredakan batuk pada bayi adalah dengan memberikan minuman hangat agar tenggorokannya terasa lebih nyaman.
Namun metode ini hanya disarankan untuk bayi yang sudah memasuki usia 6 bulan ke atas.
Untuk bayi yang baru lahir atau masih di bawah usia tersebut, memberikan cairan hangat justru bisa membahayakan kesehatannya.
Sebagai alternatif, kamu bisa memberikan madu yang telah dicampur air hangat. Madu memiliki kandungan antibakteri yang efektif melawan infeksi, terutama yang menyerang saluran tenggorokan.
Tapi penting untuk diingat bahwa madu tidak boleh diberikan kepada anak di bawah usia 1 tahun karena berisiko menyebabkan keracunan serius. Maka dari itu, madu hangat hanya boleh diberikan pada anak yang usianya telah melebihi satu tahun.
2. Susui Bayi Secara Rutin
ASI dikenal mengandung zat pelindung yang mampu membentuk sistem imun bayi secara alami. Karena itu, menyusui bisa menjadi cara alami untuk meredakan batuk.
Selain memperkuat daya tahan tubuh, ASI juga dapat membantu melonggarkan dahak yang menempel di tenggorokan.
Jika bayi sudah berusia lebih dari enam bulan, selain ASI, kamu juga bisa memberikan air putih hangat sebagai pelengkap cairan.
Minuman ini dapat membantu meredakan gejala ringan dan membuat si kecil merasa lebih nyaman. Sup ayam hangat juga bisa diberikan sebagai pilihan tambahan.
3. Pastikan Bayi Cukup Istirahat
Waktu tidur yang cukup sangat dibutuhkan ketika tubuh sedang tidak fit. Ini juga berlaku bagi bayi yang sedang mengalami batuk.
Saat tertidur, sistem kekebalan tubuh akan bekerja lebih aktif untuk melawan bibit penyakit seperti virus atau bakteri. Oleh karena itu, pastikan si kecil cukup beristirahat agar proses pemulihannya berjalan optimal.
Jika bayi lebih nyaman tertidur di gendongan, kamu bisa terus menggendongnya hingga benar-benar tertidur pulas. Hindari meletakkannya terlalu cepat ke tempat tidur karena bisa membuatnya merasa tidak nyaman.
Letakkan bayi di posisi yang tenang, sambil tetap memberinya ASI. Hindari penggunaan ponsel selama menidurkan bayi agar si kecil tidak terpapar sinar radiasi dari layar.
4. Atur Posisi Tidur Lebih Tegak
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur posisi tidur bayi agar kepalanya sedikit lebih tinggi dari tubuhnya. Gunakan bantal yang tipis agar kepala bayi tidak terlalu terangkat.
Posisi seperti ini tidak hanya bermanfaat untuk meredakan batuk, tapi juga membantu melegakan pernapasan saat bayi sedang mengalami flu ringan.
5. Gunakan Alat Pelembap Udara (Humidifier)
Menjaga kelembapan udara di kamar juga dapat membantu melegakan pernapasan bayi, terutama jika batuknya disertai dengan dahak.
Ketika udara di dalam ruangan cukup lembap, lendir di saluran pernapasan akan menjadi lebih cair, sehingga bayi dapat bernapas lebih mudah. Direkomendasikan untuk memilih humidifier yang mengeluarkan uap dingin.
Selain itu, jangan lupa membersihkan alat ini secara berkala agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur atau bakteri, mengingat alat ini menyimpan air di dalamnya.
Jika kamu belum memiliki humidifier, alternatifnya adalah dengan menciptakan uap hangat di kamar mandi. Caranya, hidupkan shower air panas hingga menghasilkan uap yang memenuhi ruangan.
Setelah cukup beruap, bawa bayi masuk ke kamar mandi dan biarkan menghirup uap tersebut selama 10 hingga 15 menit.
6. Hindari Paparan Udara Kotor pada Bayi
Salah satu pemicu batuk pada bayi tak jauh berbeda dengan penyebab pada orang dewasa, yakni karena terpapar virus atau bakteri di lingkungan sekitar.
Bedanya, sistem imun bayi belum terbentuk dengan sempurna, sehingga ketika terkena sedikit saja paparan dari kuman atau virus, mereka akan langsung menunjukkan gejala seperti batuk.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjaga kualitas udara di sekitar tempat tinggal bayi dan mengurangi aktivitas keluar rumah yang berisiko membawa polutan.
Jika ada anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok, ingatkan mereka untuk tidak melakukannya di area yang sama dengan bayi.
Asap rokok dapat memperburuk kondisi saluran napas si kecil, membuat batuk yang dideritanya semakin parah. Agar udara tetap bersih dan sehat untuk bayi, lakukan hal-hal berikut:
- Hindari aktivitas merokok di area dalam rumah, khususnya di kamar bayi.
- Rutin bersihkan karpet dari debu menggunakan vacuum cleaner yang memiliki HEPA filter.
- Gunakan perlengkapan tidur berbahan antialergi untuk mencegah gangguan pernapasan.
- Jauhkan hewan peliharaan dari tempat bayi tidur, karena bulunya bisa rontok dan terhirup oleh bayi.
- Pastikan kelembapan udara di dalam ruangan tetap stabil, idealnya berada di kisaran 40–50%.
7. Oleskan Minyak dengan Kandungan Alami
Langkah berikutnya dalam menangani batuk pada bayi adalah dengan mengusapkan minyak berbahan alami ke bagian tubuh tertentu seperti dada.
Pilih minyak yang mengandung eucalyptus atau sejenisnya, karena jenis minyak ini dipercaya dapat meredakan batuk serta mengurangi nyeri otot.
Saat mengaplikasikan minyak tersebut, usapkan dengan lembut sambil memijat perlahan agar bayi merasa nyaman.
Namun perlu diingat, karena tidak semua bayi memiliki sensitivitas kulit yang sama, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter spesialis anak sebelum menggunakan minyak ini, guna memastikan keamanannya.
8. Gunakan Kunyit Parut sebagai Ramuan Alami
Kunyit juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan alami untuk meredakan gejala batuk pada bayi.
Caranya cukup mudah: parut kunyit segar, lalu campurkan dengan air hangat hingga membentuk pasta, kemudian oleskan di beberapa bagian tubuh seperti telapak kaki, dada, dan dahi bayi.
Sensasi hangat dari ramuan tersebut akan membantu melegakan saluran napas serta melunakkan dahak yang menumpuk. Kunyit sudah dikenal luas sebagai tanaman herbal serbaguna.
Kandungan aktif bernama kurkumin di dalamnya memiliki sifat antiradang, antimikroba, dan antivirus, sehingga sering dipakai dalam ramuan penyembuh berbagai penyakit.
Tak heran jika kunyit juga umum dijadikan bahan minuman penghangat tubuh.
9. Manfaatkan Parutan Bawang Merah
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bawang merah parut bisa menjadi solusi alami untuk membantu mengurangi batuk pada bayi. Tak hanya bayi, bahkan orang dewasa yang terserang flu pun bisa merasakan manfaat dari bahan dapur ini.
Bawang merah mengandung senyawa sulfur, yaitu zat yang berperan penting dalam membantu memperlancar sistem pernapasan.
Ketika dioleskan pada dada bayi, parutan bawang merah akan memberikan rasa hangat, membantu mengencerkan dahak, dan melegakan tenggorokan. Inilah mengapa bawang merah sering digunakan dalam pengobatan tradisional oleh banyak keluarga.
10. Segera Temui Dokter Anak Jika Kondisi Memburuk
Jika gejala batuk yang dialami bayi tidak menunjukkan perbaikan, bahkan justru bertambah parah, maka segera konsultasikan ke dokter spesialis anak.
Terlebih bila batuk disertai dengan gejala seperti demam tinggi, napas tersengal, kulit terlihat pucat, nafsu makan menurun, menolak disusui, atau muntah, maka pemeriksaan medis perlu segera dilakukan untuk mendapatkan penanganan profesional.
Jenis Batuk dan Gejala yang Terjadi pada Bayi
Menurut penjelasan dari laman prenagen.com, batuk merupakan reaksi alami tubuh yang muncul saat sistem kekebalan sedang bekerja melawan gangguan seperti alergi atau infeksi.
Oleh sebab itu, kondisi ini cukup umum terjadi, baik pada bayi maupun orang dewasa.
Namun, bila bayi yang baru lahir—khususnya yang usianya masih di bawah empat bulan—terus-menerus mengalami batuk, maka kondisi tersebut perlu diwaspadai dan tidak boleh dianggap enteng.
Mengingat bayi belum bisa menyampaikan keluhan secara langsung, maka sebagai orang tua, penting untuk selalu peka terhadap tanda-tanda fisik yang muncul.
Setidaknya terdapat enam tipe batuk yang umum dialami oleh bayi, yang masing-masing memiliki gejala berbeda.
Berikut ini penjelasan lengkap tentang keenam jenis batuk tersebut agar orang tua dapat lebih waspada dan memahami apa yang sedang dialami si kecil:
1. Batuk karena Asma
Apabila bayi mengidap asma, risiko terkena batuk meningkat secara signifikan. Kondisi ini biasanya terjadi ketika saluran pernapasan mengalami peradangan yang menyebabkan penyempitan.
Gejala khasnya antara lain kesulitan bernapas, terutama saat menarik napas, serta terlihat adanya usaha keras dari dada saat bernapas. Batuk jenis ini biasanya memburuk pada malam hari karena udara yang lebih dingin.
Selain itu, bayi juga dapat mengalami gejala tambahan seperti mata berair, hidung terasa gatal, dan tanda-tanda mirip flu ringan.
2. Batuk Akibat Flu atau Pilek
Jenis batuk ini cukup lazim terjadi pada bayi, terutama saat sedang mengalami pilek.
Biasanya disertai dengan keluarnya lendir dari hidung, dan batuk bisa berupa batuk berdahak maupun batuk kering. Ini menandakan bahwa tubuh bayi sedang terinfeksi virus flu.
3. Batuk Pertusis (Batuk Rejan)
Dikenal juga dengan istilah batuk seratus hari, jenis ini disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis. Gejalanya termasuk kesulitan bernapas saat menghirup udara dan suara “ngik” yang terdengar saat mengeluarkan napas.
Pada fase awal, bayi biasanya mengalami demam ringan dan hidung berair. Umumnya menyerang bayi berusia antara enam bulan hingga tiga tahun.
Bila tidak segera ditangani, batuk jenis ini dapat menyebabkan komplikasi berat seperti infeksi paru-paru, radang otak, hingga perdarahan.
4. Batuk Croup
Batuk jenis ini dipicu oleh peradangan serta pembengkakan di sekitar saluran pernapasan bagian atas, yaitu di daerah pita suara, tenggorokan, dan bronkus.
Kondisi ini menyebabkan penyempitan saluran napas yang membuat bayi kesulitan bernapas dan mengeluarkan batuk yang khas. Biasanya dimulai dengan gejala demam serta lendir dari hidung.
Bila kondisinya memburuk, kulit bayi bisa tampak pucat atau kebiruan karena kekurangan oksigen. Batuk ini paling sering menyerang bayi yang usianya sekitar tiga bulan. Selain infeksi, alergi dan naiknya asam lambung juga bisa memicu batuk croup.
5. Batuk Karena Bronkitis
Jenis batuk berikutnya disebabkan oleh infeksi pada saluran napas yang mengarah ke bagian bronkus. Umumnya menyerang bayi berusia sekitar satu tahun.
Faktor pemicunya bisa berasal dari virus, penyempitan saluran napas, hingga paparan polusi udara. Perubahan cuaca yang tidak menentu juga dapat memperburuk gejalanya.
6. Batuk Karena Pneumonia
Pneumonia adalah kondisi radang paru-paru yang terjadi akibat infeksi virus atau bakteri. Pada bayi yang mengalami pneumonia, produksi dahak meningkat tajam dan menumpuk di area paru.
Dalam kasus ringan, bayi akan batuk dengan mengeluarkan lendir tebal. Namun, jika infeksinya parah, batuk tersebut bisa disertai dengan darah. Di kalangan masyarakat, penyakit ini lebih dikenal dengan istilah paru-paru basah.
Sebagai penutup, pastikan kamu memahami cara mengatasi batuk pada bayi dengan tepat agar si kecil bisa kembali nyaman, sehat, dan tidur nyenyak tanpa gangguan pernapasan.