JAKARTA - Pemerintah Provinsi Lampung bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung serta Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah menginisiasi sebuah program penting yang bertujuan untuk menguatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat. Program tersebut adalah Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan), yang baru saja dilaksanakan di Gedung Sesat Agung Nuwo Balak, Lampung Tengah. Acara ini difokuskan untuk mendorong pemahaman yang lebih baik mengenai keuangan syariah dan pasar modal, khususnya bagi anggota Tim Penggerak PKK, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta masyarakat umum di wilayah tersebut.
Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, dalam sambutannya menegaskan bagaimana upaya edukasi keuangan menjadi bagian penting dalam menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan sejahtera. Menurutnya, Gencarkan adalah langkah strategis yang memberikan fondasi bagi masyarakat agar mampu mengelola keuangan dengan cakap dan bijak dalam membuat keputusan ekonomi. Khususnya, peran aktif ibu-ibu PKK sangatlah vital dalam mengelola keuangan keluarga serta dalam menerapkan prinsip-prinsip investasi yang aman di pasar modal.
Jihan Nurlela menambahkan bahwa pemahaman tentang pasar modal tidak hanya mampu membuka peluang investasi yang sehat, tetapi juga menumbuhkan budaya menabung dan menghindari praktik investasi ilegal yang merugikan. Ia menilai ibu rumah tangga memiliki tanggung jawab besar dalam mengatur keuangan rumah tangga, mengendalikan pengeluaran, hingga merencanakan masa depan anak-anak sebagai bagian dari pembangunan ekonomi yang dimulai dari unit terkecil masyarakat.
Menanggapi hal ini, Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, turut memberikan insight mengenai perkembangan sektor keuangan dari sisi digitalisasi yang memungkinkan akses layanan finansial semakin luas dan kompetitif. Penguatan literasi dan inklusi keuangan sangat penting untuk memastikan masyarakat tidak hanya menggunakan produk jasa keuangan, tetapi juga memahaminya dengan baik agar dapat meminimalisasi risiko dan memaksimalkan manfaat.
Otto Fitriandy menjelaskan data dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan terbaru yang menunjukkan bahwa literasi pasar modal berada di angka 17,78% dengan inklusi 1,34%, sementara literasi keuangan syariah mencapai 43,42% dan inklusi 13,41%. Ini menandakan masih terdapat ruang besar untuk meningkatkan pemahaman dan akses masyarakat terhadap berbagai produk keuangan yang tersedia.
Dalam momentum kegiatan Gencarkan tersebut, juga dilakukan sejumlah upacara penting seperti pelantikan Generasi Berencana (GenRe) Lampung Tengah, pengukuhan Bunda GenRe Lampung Tengah, serta penyerahan Duta Literasi Keuangan kepada Ketua TP PKK Kabupaten Lampung Tengah dan perwakilan PKK Kecamatan. Tidak ketinggalan, secara simbolis diserahkan bantuan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai wujud dukungan terhadap UMKM dalam mengembangkan usahanya.
Inisiatif ini diharapkan mampu membuka ruang bagi masyarakat Lampung, khususnya Lampung Tengah, untuk lebih aktif dan cerdas dalam memanfaatkan produk dan layanan keuangan syariah serta pasar modal. Dengan demikian, masyarakat bisa semakin mandiri secara finansial sekaligus berperan sebagai agen perubahan yang menyebarluaskan pemahaman keuangan yang benar di lingkungannya masing-masing.
Melalui langkah sinergis antara pemerintah daerah, regulator keuangan, dan pelaku masyarakat seperti PKK serta UMKM, program Gencarkan ini menjadi contoh baik bagaimana edukasi keuangan dapat menjadi fondasi pembangunan ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan. Peningkatan literasi dan inklusi keuangan tidak hanya memperluas peluang investasi yang aman, tetapi juga menjadi modal penting untuk menumbuhkan budaya keuangan sehat yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Lampung secara luas.