Kuliner

Sup Buntut Kuliner Nusantara Lezat dan Nikmat

Sup Buntut Kuliner Nusantara Lezat dan Nikmat
Sup Buntut Kuliner Nusantara Lezat dan Nikmat

JAKARTA - Sup buntut adalah salah satu hidangan klasik Indonesia yang tetap memikat banyak orang hingga kini. Meski berbagai tren kuliner modern terus bermunculan, sup buntut tidak pernah kehilangan tempat spesial di hati para pecinta makanan dari berbagai generasi.

Hidangan ini menonjol dengan cita rasa gurih yang kaya, potongan daging buntut sapi yang empuk, serta aroma rempah yang khas. Sup buntut adalah olahan buntut sapi yang dimasak dengan kuah bening berempah, sebuah resep yang sebenarnya berasal dari pengaruh kuliner Eropa, khususnya teknik memasak oxtail soup yang dikenal sejak zaman kolonial.

Seiring perjalanan waktu, masyarakat Indonesia menyesuaikan resep tersebut dengan menambahkan rempah-rempah lokal seperti pala, cengkeh, kapulaga, dan kayu manis sehingga melahirkan karakter rasa yang unik dan autentik.

“Sup buntut adalah perpaduan budaya yang lezat. Kami menggabungkan teknik Barat dengan cita rasa Timur,” ungkap Chef Yudha Pratama, seorang juru masak profesional yang sudah lebih dari sepuluh tahun mengangkat kuliner nusantara ke panggung internasional. Menurutnya, sup buntut bukan sekadar makanan biasa, melainkan sebuah warisan budaya yang mengandung cerita panjang, dari meja makan keluarga hingga restoran bintang lima.

Di berbagai kota besar seperti Jakarta, sup buntut hampir selalu menjadi menu favorit, ditemukan di mana saja mulai dari warung tenda sederhana hingga restoran papan atas. Banyak wisatawan asing yang penasaran mencicipi hidangan ini setelah melihat ulasan yang tersebar di media sosial dan blog perjalanan.

Salah satu tempat yang konsisten menghadirkan sup buntut sejak puluhan tahun adalah Rumah Makan Sop Buntut Bogor Cafe yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Restoran ini terkenal dengan dua variasi sup buntutnya, yaitu sup buntut goreng dan sup buntut bakar yang memiliki cita rasa khas. Ratna, pemilik restoran generasi kedua, mengatakan, “Kami mempertahankan resep turun-temurun dari keluarga. Tidak ada bahan instan, semua dibuat dari rempah segar. Inilah yang membuat rasa kami konsisten selama puluhan tahun.”

Bahan utama sup buntut terdiri dari potongan buntut sapi yang direbus hingga sangat empuk selama tiga sampai empat jam agar teksturnya lembut dan sumsum tulang yang lezat ikut tercampur ke dalam kuah. Kuahnya jernih namun kaya rasa berkat bawang putih, bawang merah, lada, pala, cengkeh, daun bawang, serta seledri. Dalam beberapa variasi, ada tambahan kentang, wortel, dan tomat sebagai pelengkap.

Tren kuliner yang terus berkembang juga membawa inovasi dalam penyajian sup buntut. Beberapa restoran membuat sup buntut versi panggang, tumis, atau menyajikannya dengan mi dan nasi bakar. Contohnya, Chef Wayan dari Bali Fusion Kitchen di Denpasar menghadirkan sup buntut bakar dengan saus madu rempah yang memberikan sentuhan modern tanpa menghilangkan keaslian rasa. “Kami ingin mengenalkan sup buntut kepada generasi muda dengan pendekatan yang lebih modern tanpa menghilangkan jati dirinya,” ujarnya.

Selain itu, kemajuan teknologi juga membawa sup buntut ke dalam bentuk makanan beku instan, membuat masyarakat bisa menikmati lezatnya sup tersebut secara praktis hanya dengan memanaskannya di rumah. Produk-produk sup buntut instan pun banyak tersedia di supermarket besar dan platform e-commerce.

Walaupun sangat diminati, sup buntut termasuk hidangan yang cukup mahal. Harga buntut sapi yang tinggi membuat harga sup buntut per porsi bisa mencapai Rp80.000 hingga Rp150.000 bergantung lokasi dan cara penyajiannya. Hal ini menjadi tantangan bagi pengusaha kecil menengah yang ingin memasukkan sup buntut sebagai salah satu menu utama mereka. Anton, seorang pengusaha katering rumahan di Bandung, mengungkapkan, “Bahan baku buntut sapi itu mahal dan tidak selalu tersedia dalam jumlah besar. Kami harus pintar-pintar mencari pemasok yang stabil.”

Namun demikian, para penggemar sup buntut tetap setia dan tidak keberatan membayar lebih demi mendapatkan rasa autentik yang sulit ditemukan di hidangan lain.

Sup buntut lebih dari sekadar makanan; ia adalah simbol kekayaan budaya kuliner Indonesia yang tetap lestari di tengah perubahan zaman. Bisa menjadi santapan nostalgia keluarga, ikon kuliner Nusantara, sekaligus bahan inovasi kreatif dunia kuliner, sup buntut terus berhasil menggoda selera dan mengukuhkan posisinya sebagai salah satu hidangan yang tak lekang oleh waktu.

Sebagaimana pepatah lama mengatakan, “Rasa tak pernah bohong,” sup buntut telah membuktikan kebenaran ungkapan tersebut selama puluhan tahun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index